Part 22

15.2K 681 15
                                    

"Kamu?" Ujar wanita paruh baya itu tak percaya

Sedangkan Bella tersenyum canggung pada wanita itu. Ia seperti tidak asing dengan wajahnya. 'Seperti' pernah bertemu.

"Mama kenal sama Bella?" Tanya Arkan

"Dia kan perempuan yang pernah mama ceritain. Yang nolong mama kemarin waktu mama dicopet." Ujar Zoya sambil menghampiri Bella dan Ion.

"Hallo ganteng! Ini nenek. Kamu lupa ya? Padahal kemarin kita ketemu" Ucap Zoya antusias

"Hallo nenek! Ion dak lupa ko"
Ucap Ion tak kalah antusias

Arkan tersenyum melihat interaksi sang mama dengan Ion. Ia tak menyangka ternyata wanita yang kemarin mama nya ceritakan itu adalah Bella. Kalo seperti itu ia tak akan menolak bila sang mama menjodohkan nya dengan Bella. Malah ia akan sangat senang.

Sedangkan Bella menatap tak menyangka pada wanita paruh baya yang sedang berbicara pada anak nya itu, ternyata wanita yang kemarin ia tolong adalah mama nya Arkan.

"Ekhm. Ma, perkenalkan ini Bella, calon istri Arkan" Ujar Arkan menghentikan kegiatan sang mama yang sedang bersenda gurau bersama Rion.

"Jadi ini perempuan yang kamu bicarakan itu?" Ujar Zoya tak percaya. ternyata perempuan yang menolongnya itu adalah perempuan yang selalau di bangga-banggakan oleh anak nya. Ia bingung sekarang, apakah ia harus merestui hubungan anaknya dengan wanita yang pernah menolongnya itu.

Ia meneliti penampilan Bella, sepertinya wanita itu bukan  dari kalangan orang berada, terlihat dari pakaian yang dipakainya, sederhana namun terlihat sopan. Juga wajah tanpa make up nya yang terlihat menawan. Pantas saja anaknya itu kekeh untuk menikahi wanita itu.

Ia mengalihkan pandangannya pada anak laki-laki yang sedari tadi ia ajak bercanda itu, katanya dia bernama Ion, ia tidak tahu nama aslinya. Tapi ia sudah menyayangi anak itu seperti cucu nya sendiri.

Zoya memang sangat suka anak kecil, dulu ketika Arkan beranjak dewasa ia ingin mempunyai anak lagi. Tapi ia sudah tidak bisa lagi mempunyai anak.

Melihat raut wajah Zoya, Bella seketika ragu. Tapi ia tetap harus bersikap sopan, kan?

"Hallo tante, perkenalkan nama saya Bella." Ucap Bella dengan senyum ramah nya.

Zoya tersenyum tipis pada Bella. "Hallo saya Zoya, mama Arkan"

"Makasih ya, kemarin kamu sudah menolong saya"

Mendengar itu, Bella dan Arkan tersenyum. Mereka tak menyangka melihat respon Zoya. Mereka kira ia akan akan memakinya seperti yang terjadi pada film-film. Ya, walaupun Bella pernah mengalaminya sendiri.

***

Esoknya, ketika Bella kembali bekerja. Ia dihujani dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Rissa.

"Gimana kemarin, Bell? Mama Arkan baik ga? Kalian ngomongin apa aja?" Tanya Rissa bertubi-tubi

"Pelan-pelan kek Riss, nanya nya." Ucap Bella yang dibalas cengiran oleh Rissa

"Hahh. Kalo di bilang baik sih baik ya mama nya Arkan itu, gak jutek, ketus atau apa gitu seperti yang aku bayangin. Tapi ya, dia kaya gak respon setuju atau nggak nya sih. menurut aku kayak, gimana ya. Gak setuju gitu. Cuman kayak nya karena aku orang yang pernah nolongin dia waktu kena copet dia kayak cuman berterima kasih aja gitu." Jelas nya

"Jadi mama nya Arkan pernah kamu tolongin waktu dicopet gitu?"

Bella mengangguk singkat.

"Jadi point plus nya tuh. Siapa tahu kan yang tadinya gak setuju, jadi setuju karena calon mantunya ternyata orang baik". Ucap Rissa

"Nggak yakin sih"

***

"Mama yakin mau pulang besok?" Tanya Arkan

"Kenapa? Kamu nyuruh mama pulang sekarang?" Tanya Zoya ketus

"Ya, bukan gitu. Gimana sama yang kemarin kita omongin. Mama setuju kan?"

Zoya mengangkat bahu nya acuh. Kemudian melenggang pergi dari hadapan Arkan.

Bersambung..

🍒🍒🍒

KrikKrik

   ⤵

Arabella Delio's (COMPLETE)Where stories live. Discover now