Part 14

15.4K 666 20
                                    

"Kita tetap tidak akan membiarkan mu untuk menikahi wanita itu. Kamu itu seorang  penerus tunggal yang harus menikah dengan wanita yang sepadan dengan keluarga kita." Ujar Ronald menahan amarah nya

***

"Arkan siap untuk lepas jadi pewaris keluarga ini. Toh Arkan sudah punya perusahaan Arkan sendiri. Dan jangan lupakan juga Arkan seorang Model yang sudah terkenal hampir di seluruh dunia." Ucap Arkan dengan seringgai miliknya.

Sebenarnya ia berkata seperti itu hanya ingin menggertak orang tua nya saja. Ia yakin orang nya tidak akan membiarkanya untuk melepas jadi pewaris itu. Tapi kalo itu sampai kejadian, ia tidak akan keberatan. Seperti yang dikatakannya tadi pada orang tuanya, Bahwa ia sudah punya perusahan nya sendiri, di usia nya yang masih terbilang muda ini. Dan jangan lupakan bahwa ia juga seorang model terkenal.

Ia bahkan bangga dengan apa yang ia katakan tadi pada orang tua nya. Bukan  ia ingin jadi anak durhaka, tapi ia tidak suka dengan orang tuanya yang selalu memandang orang dengan derajat nya saja. Jadi, kali ini ia tidak ingin mengalah begitu saja pada orang tuanya. Ia juga ingin membuktikan pada Bella bahwa ia tidak seperti mantan suami nya yang rela memilih harta dan jabatan saja. Dibanding dengan keluarganya.

"Jangan berani-berani nya kamu Arkan!" Murka Ronald pada Arkan yang terlihat biasa saja.

"Sebenarnya bisa saja Arkan menikah tanpa restu dari mama sama papa. Berhubung calon istri Arkan ingin Arkan minta ijin dulu sama kalian, jadi Arkan turutin" Kemudian Arkan berdiri dari duduknya.

"Pokok nya kalo kalian gak akan kasih ijin juga. Arkan tetap akan nikahin wanita pilihan Arkan. Tanpa restu dari kalian. Bahkan Tanpa jadi pewaris sekalipun." Ujar Arkan final kemudian pergi dari hadapan orang tuanya

***

"Mama kok om Alkan dak keliatan ya ma?"

"Sibuk kali" Singkat Bella.

Pasal nya ia juga heran, beberapa hari setelah pembicaraan yang waktu Bella dan Arkan itu terjadi. Yang harus berakhir tanpa kejelasan dari Bella. Arkan tak pernah terlihat lagi.

Ia jadi berfikir mungkin Arkan hanya menganggap lelucon pembicaraanya itu. Orang tua nya pun pasti tak akan mengijinkan anaknya untuk menikahi janda beranak seperti dia. Jadi, sebisa mungkin ia tak ingin berharap terlau lebih. Walaupun dalam hati nya tetap saja jadi resah ketika ia berfkiran seperti itu.

"Padahal kan Ion kangen cama om Alkan" Ujar Ion cemberut

Bella tersenyum mencoba memberi pengertian pada Ion. Ia tidak ingin anak nya itu berharap lebih pada Arkan dan berakhir sakit hati karena harus di tinggalkan. Ia tak ingin itu sampai terjadi.

"Ion, om Arkan mungkin lagi sibuk kerja atau mungkin lagi sama keluarga nya. Jadi mama minta kamu jangan terlalu berharap ya supaya om Arkan jadi papa nya Ion." Ucap Bella sehalus mungkin pada Ion

"Kok gitu cih, ma?"

"Arkan belum cukup besar buat ngerti urusan orang dewasa. Tugas Arkan itu belajar sama apa?"

"Sama sayang mama." Ucap Ion yang langsung memeluk Bella.

Sepasang ibu dan anak itu telelap sambil berpelukan setelah seharian ini mereka lelah beraktivitas.

***

Pagi nya, setelah Bella baru saja sampai bersama Ion di kafe. Ia dan mbak Laly segera membereskan kafe dan membuka nya. Lalu ia segera membuat kue kesukaan Marissa dan mengantarkan ke ruangan nya. Ya, itu sudah jadi rutinitas nya. Apalagi ketika Marissa hamil, ia selalu meminta Bella membuat kue Tiramisu Almond yang dulu adalah makanan yang paling tidak disukai Marissa.

"Ekhm" Bella mencoba berdehem untuk menghilangkan kegugupan nya.

Marissa pun menolehkan pandangan nya pada Bella.

"Kenapa, Bell?"

"Ehh engga. Ini.. Eungg.." Jawab Bella bingung. Sebenarnya ia ingin menanyakan sesuatu pada Marissa. Tapi ia bingung bilang nya bagaimana.

"Kenapa sih Bell, kalo mau ngomong, ngomong aja kali. Gausah gugup gitu, kaya mau nyatain cinta aja. Haha." Ucap Marissa  menggoda Bella

"Sebenarnya..."

Bersambung..

🍒🍒🍒

Makin Gaje😥

Arabella Delio's (COMPLETE)Where stories live. Discover now