21 | NOT YET

31 19 2
                                    

Ah, Kim Verena hanya melarikan diri.

Yeonjun berdecak sebal sembari kembali bangun melihat adegan itu, “Yak! Jangan cepat-cepat!” Ia langsung menarik Beomgyu dan membawa anak itu ke punggungnya, membiarkan kepala itu bersandar di pundaknya. “Kau mau langsung pulang? Dengan seragam sekolah yang berlumuran darah itu? Kau sudah gila, ya?”

Langkah Verena terhenti, memperhatikan tubuhnya sendiri sembari otaknya memutar ulang kejadian keji barusan. Menyabit puluhan kepala dan sekarang pulang dengan santai, apakah itu masuk akal?! “Apa rencanamu sekarang?” tanyanya, menatap datar.

Yeonjun tegak, berulang kali menaikkan tubuh Beomgyu agak di posisi ternyaman di punggungnya, “Adikku kelaparan. Lihat, dia sudah tidak kuat bangun, harus segera makan. Tapi sebelum itu kita harus membersihkan diri dulu tanpa dilihat orang.”

“Caranya?” Kai beranjak, menimbrung pembicaraan disana.

Soobin membuang napas, ikut tegak dari duduknya, “Kita beli saja beberapa potong pakaian baru di toko baju.”

Kai terbelalak, “Tapi kan kita tidak boleh terlihat berdarah-darah begini!” Langsung mendapat tempeleng di kepala oleh Soobin. “Aw!” ringis Kai.

“Makanya dengarkan dulu! Aku belum selesai bicara!” Soobin memicing pada jalanan sepi di depan sana, mereka masih di dalam gedung namun di bagian nyaris di teras, membuat mereka sudah bisa melihat jelas bagian luar sana, “Kita punya Taehyun yang bisa menghentikan waktu. Nah, saat itulah kita mengambil baju-baju.”

“Kau mengajari kami maling?!” Kai lagi-lagi membesarkan matanya.

“Kita kan bisa tinggalkan uang di meja kasirnya! Bagaimana, sih!” geram Soobin dengan anak berpikiran lamban itu.

Kai hanya mangut-mangut sambil memanyunkan bibir. Sebelum ia terbelalak lagi untuk ketiga kalinya. “EH, OMONG-OMONG, MANA TAEHYUN?!”

Semuanya cengo, kecuali satu-satumya gadis disana.

Mendapat siraman tatapan tuntutan jawaban dari semuanya, Verena cuma bisa menyengir, “Ehehe..”

+x+

“Jadi, Dice yang kupunya itu bisa menolongku banyak hal.” Verena menjelaskan sembari tangannya tetap sibuk mengelap noda darah yang menciprat di pakaiannya. “Dan dia sekarang sudah kumintakan tolong untuk membawa Taehyun ke rumah sakit, sekalian ia obati sebisanya selama perjalanan teleportasi.” lanjutnya. Mungkin sudah saatnya dia memberitahukan hal tentang dice itu kepada mereka.

Sekarang mereka sudah tengah berada di toilet umum sepi pengunjung yang berada tak jauh dari gedung profesor tadi. Beruntung, mengetahui jalanan disana benar-benar sepi.

“Bukannya perjalanan teleportasi harusnya singkat, ya?” sahut Soobin polos, juga sibuk mengelap celananya.

“Ya, dalam waktu yang sesingkat itu, Dice bisa melakukan apa saja yang kuperintahkan.”

“Kenapa kau punya itu? Kenapa kami tidak? Aku juga mau, dong.” Itu Yeonjun yang sudah membawa Beomgyu kembali naik ke punggungnya setelah dia membersihkan diri. Untungnya Beomgyu tidak turut serta dalam pesta darah tadi, sehingga dia tidak perlu repot dibersihkan dan hanya dibiarkan tidur terkulai saja di dekat wastafel sejak tadi. “Setidaknya aku mau satu untuk Beomgyu. Sehingga Dice itu mungkin bisa memberikan Beomgyu makan kapan saja, 24 jam.”

Kai langsung menoleh agak kaget, “Sunbae mau Beomgyu jadi gemuk?”

Yeonjun balas tatapan datar, “Eish, kau lihat saja dia sekarang! Selama dia di rumah, aku selalu memastikan dia ngemil roti setiap jam, namun apa? Tetap kurus kering begini!”

FALSITY Where stories live. Discover now