20 | ACTION

37 18 2
                                    

Warning ; Gore and sadism content! Please be wise in selecting reading, thankyou!

+x+

"KANG TAEHYUN!" teriak Verena. Dindingnya serasa runtuh seketika ketika melihat salah satu teman dekatnya itu terkulai lemas di lantai yang dingin dengan pisau yang menancap di punggungnya.

Darah mengalir dan menyebar kesana-kemari, memenuhi lantai putih tersebut yang kini telah berubah menjadi merah kental. Verena segera berlari ke arah Taehyun. Huening Kai yang melihat Verena ingin berlari segera menahannya. "Jangan kesana Ver!" peringatnya. Verena tidak peduli. Dia segera melepaskan pegangan Huening Kai dan pergi ke arah Taehyun.

Huening Kai menghela napas kasar. Tangannya mengepal dengan sangat erat. "Sunbae, kau tolong bawa mereka berdua ke tempat yang aman terlebih dahulu." ujar Huening Kai sambil menyerahkan Beomgyu ke Soobin.

"A-APA?! KAU SUDAH GILA KAI?! KALAU BEGITU AKU IKUT SAJA DENGANMU!" Soobin tentu tidak setuju. Dia mana mau pergi hanya bertiga.

Huening Kai menggeleng, "Tidak Perlu. Aku takut sunbae malah jadi sasaran kekuatanku lagi nanti."

"TIDAK MAU! KITA HARUS KELUAR DARI GEDUNG INI BERSAMA!" dengan lantang, Soobin menolak. Soobin tidak masalah kalau dia lagi menjadi sasaran penyerapan energi dari Huening Kai.

"I-itu benar. Meski sekarang aku ingin sekarat. Taehyun lebih membutuhkan pertolongan. Dan juga, gadis ungu yang ceroboh itu." ujar Yeonjun yang setuju dengan perkataan Soobin.

"S-sepertinya Verena biru sedang menyelesaikannya." Beomgyu menunjuk ke arah Verena yang berjalan pelan ke arah seorang lelaki paruh baya yang sedang ketakutan.

Soobin, Yeonjun, dan Huening Kai menoleh. Benar saja, disana ada Verena biru yang sedang membawa sebuah sabit?

Soobin melebarkan matanya, "G-gawat! Di belakang Verena!" Soobin segera berlari sambil membawa Yeonjun.

BRAKK!

"Dasar bodoh! Mau apa pun itu, kau tetap saja Kim Verena yang ceroboh! Perhatikan juga di sekitarmu!"

Verena tersentak. Dia terkejut karna tiba-tiba saja dinding biru yang bercahaya mengelilinginya. "A-apa ini?"

"Itu kekuatanku. Membuat dinding pertahanan dan mengendalikan barang-barang di sekitar." balas Soobin diikuti senyum liciknya itu.

Yeonjun memukul kepala Soobin, "Kau itu membuat jantungku olahraga! Berlari tiba-tiba saat aku tidak berpegangan dengan erat." Soobin hanya terkekeh mendengarnya. Sedetik kemudian. Dinding tersebut menghilang. "Kau masih bisa berjalan bukan Jun? Ayo kita lawan manusia rendahan ini!" dengan tidak sabaran, Soobin langsung mengangkat sebuah meja besar ke arah beberapa orang yang memakai jas putih.

Huening Kai dengan Beomgyu ikut bergabung, "Enak saja aku dan bocah berisik ini ditinggal." celetuk Huening Kai dengan wajah masamnya. Beomgyu memeluk Huening Kai dari samping, "Oh wahai manusia kasta teratas. Mengapa kau selalu ditinggalkan oleh orang lain?" ucapan dari Beomgyu membuat Huening Kai murka. Seandainya saja Beomgyu sekarang keadaannya tidak lemah, sudah dapat dipastikan dia akan menyerap energinya.

"Sudah berhenti kalian berdua! Tidak lihat kah kalian kalau Soobin sunbae dan Yeonjun sunbae sudah menggila seperti itu?" Verena berkacak pinggang melihat kedua temannya. Di saat perang malah membuat lelocon. Ada-ada saja!

"HAHAHAHAHAHA AKU BELUM PUAS MELIHAT KALIAN DITINDIH MENGGUNAKAN RUANG TAHANAN ITU! AKU MAU TAMBAH LAGI!" Memang sudah gila Soobin itu. Dia melawan musuh seperti psychopath saja. Mengangkat barang-barang atau semacamnya dengan asal, lalu melemparnya ke arah musuh. Banyak darah bermuncratan saat Soobin membunuh para kawanan dari professor.

FALSITY Where stories live. Discover now