[Collaboration Project With ParkCath]
Verena Kim. Seorang gadis yang kelamaan hidup di balik kesempurnaan dan pujian yang di dapat dari semua orang di sekitarnya. Sampai lima pemuda mendadak muncul dalam kehidupannya, bernasib nyaris serupa, seolah...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Ini, sudah aku selesaikan, Ji. Bagaimana? Apa kau menyukainya?” tanya Verena sambil menyodorkan sebuah buku gambar kepada Jiyeon.
Jiyeon mengambil buku gambar tersebut dari tangan Verena. Sesekali dia berdecak kagum akan gambaran yang ada di dalam buku tersebut. “Ini sih sudah pasti aku akan lolos! Terima kasih, Ver.” balasnya sambil tersenyum lebar.
Verena mengangguk dan ikut tersenyum, walaupun saat ini badannya terasa seperti akan remuk dalam sekejap. Bagaimana tidak? Kalau kau diberikan tugas untuk menggambar dalam tiga hari jangka waktunya dengan gambaran yang luar biasa sulit. Memang rasanya tidak habis pikir dengan itu semua.
Verena menyeruput minuman di depannya sambil memperhatikan Jiyeon yang sedari tadi mengagumi gambarannya. “Aku tidak tau pasti, hanya saja aku rasa babak kali ini pun kau akan lolos lagi seperti babak sebelumnya.”
Jiyeon menatap Verena dengan mata berbinar, “Itu sudah pasti!”
Merasa bosan dengan kegiatannya yang membuang waktu, hanya duduk di sebuah cafe sambil menyeruput minuman dan memandang seorang gadis di depannya yang sibuk dengan sebuah gambaran. Verena beranjak dari duduknya berniat untuk kembali ke rumah dan beristirahat mengingat besok adalah hari kembalinya bersekolah.
Verena menepuk pundak Jiyeon, membuat gadis tersebut sedikit terkejut, “Aku pulang dulu ya Ji. Besok hari Senin, kita harus pergi ke sekolah lagi. Jadi aku ingin menggunakan sisa waktuku untuk beristirahat. Sampai jumpa!”
Jiyeon mengangguk lalu kembali lagi kepada handphonenya juga buku gambarnya. Sementara Verena hanya dapat menghela napas untuk menahan emosi. Setidaknyaucapkansalamperpisahankepadakumeskipunakuhanyapulangkerumah! Setidaknyaituartinyakitamenghargainya!
+x+
“Verena Kim! Pergilah ke gudang, dan ambil beberapa perlengkapan yang kita butuhkan disana! Cepat kerjakan!”
