16 | TRUTH

45 22 4
                                    

“Mmhh—” manik biru itu perlahan terbuka. “I-ini dimana?!” tanyanya dengan bibir yang bergetar dan mata yang membola. “Seharusnya aku ikut pergi ke sekolah bersama Taehyun tadi. HUWAAAAAAA!”

“BERISIK!”

Mulut Beomgyu seketika langsung tertutup rapat. Matanya melirik ke arah sebuah jendela yang ada di depannya. Di sana terlihat ada dua orang yang mengenakan pakaian yang sama. “A-anu,” Kedua orang tersebut menoleh. “Ada apa?!” tanya salah satunya dengan tidak santainya.

Nyali Beomgyu langsung ciut seketika. Detik selanjutnya, celana Beomgyu menjadi basah. Dua orang di luar sana merasa ada bau yang aneh. “HEI KAU!” panggil salah satu dari mereka.

Beomgyu dengan badan gemetaran menoleh dan menatap orang tersebut. “A-ada apa kek?” tanya Beomgyu dengan ketakutan. “Yak! Aku masih muda tapi kau malah memanggilku kakek?!” Beomgyu hanya membalasnya dengan cengiran.

“Sudahlah! Hei, Mike!” orang dengan nama Mike tersebut menoleh, “Kenapa?” tanyanya. “Jaga manusia itu! Aku tidak ingin lagi disini! Bersamanya membuat diriku gila saja!”

Beomgyu tentunya mendengar semua percakapan dari dua orang tersebut. Mereka berdua berjenis kelamin laki-laki. Beomgyu menundukkan kepalanya saat mendengar kata 'gila' dari salah satunya. Entah siapa namanya. Yang beomygu tahu hanyalah satu orang lagi yang berdiri di sebelah kiri.

Salah satu dari mereka tersebut pun pergi. Menyisakan Mike—salah satu penjaga ruangan yang beomygu tempati. “Hei, Nak.” panggil Mike dengan dingin. Beomgyu mengangkat kepalanya. “Maafkan aku harus mengurung dan mengikatmu seperti itu. Aku tau sehabis ini, kau pasti akan membenciku. Bahkan lebih membenciku.” ujarnya.

“Beomgyu benci papa!” seru Beomgyu. “Be-Beomgyu kira... Papa akan menyelamatkan Beomgyu! Papa tau kalau ini aku, Choi Beomgyu! Tapi,.. KENAPA PAPA TIDAK ADA BELAS KASIH SEDIKIT PUN UNTUK MELEPASKAN BEOMGYU DAN MENYELAMATKAN BEOMGYU?!” Tetes demi tetesan keluar dari manik biru Beomgyu. Beomgyu benci saat mengetahui orang bernama Mike itu ternyata adalah ayahnya sendiri.

“Papa,” panggil Beomgyu dengan lirih. “Papa, kenapa mau mengorbankan Beomgyu? Segitu bencinya kah papa dengan Beomgyu? Hanya... karna saat kecil Beomgyu telah mencelakai mama? Membuat mama menghilang dari bumi ini, itu adalah takdir pa.” ujar Beomgyu. Matanya sudah mengeluarkan banyak air mata.

Mike—atau ayahnya Beomgyu tersebut hanya diam sambil mendengarkan pembicaraan dari Beomgyu. “Selama ini, Beomgyu selalu diam menerima perlakuan papa. Dimana papa selalu saja menyayat kulit Beomgyu dengan pisau. Dimana papa selalu menyuntikkan ramuan aneh dalam diri Beomgyu, sehingga membuat tubuh Beomgyu sangat lemah. Papa selalu saja melukai Beomgyu. Dan Beomgyu, selalu saja diam tetap tersenyum walaupun papa begitu.”

“Terserah kau saja mau bagaimana.” satu kalimat itu berhasil membuatku hati Beomgyu lebih retak. Sisi ini adalah sisi yang paling Beomgyu sendiri benci. “Seperti papa. Papa selalu melakukan banyak hal pada Beomgyu atas keinginan sendiri. Papa tau? Kata 'terserah' itu memiliki banyak arti.” balas Beomgyu yang diakhiri dengan senyum miris.

“Beomgyu kabur dari rumah karna sudah tidak tahan lagi dengan papa. Hari itu, seandainya papa tau. Beomgyu sedang terluka parah akibat obat-obatan yang papa paksa masukkan kedalam mulut Beomgyu. Tubuh Beomgyu terasa sangat begitu sakit. Luar maupun dalam semuanya terasa sangat sakit saat itu. Kepala Beomgyu juga terasa pusing. Beomgyu selalu merasa ingin muntah. Penglihatan Beomgyu juga terasa kabur. Dan apa yang papa lakukan? Papa malah menyeret Beomgyu dan melempar Beomgyu ke kolam renang. Menutupi kolam renang tersebut dengan kaca penutup kolam. Papa sama sekali tidak membiarkan Beomgyu bernapas barang sedetik pun.” dengan panjang lebar, Beomgyu berbicara. Walaupun Beomgyu tau, omongannya ini pasti tidak akan membuat ayahnya sadar.

FALSITY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang