REYHAN ZAIDAN ADHIBRATA

40K 1.4K 146
                                    


Selamat membaca(!)

***

Tahun ini adalah tahun kedua Reyhan menjadi anak SMA disekolah yang ditempati oleh kedua kakaknya dahulu. Yang artinya kini telah memasuki kelas selebelas yang kata orang adalah angkatan kejayaan atas kerusuhan dan kenakalan.

"REYHAN ZAIDANNN!!! IKUT BAPAK KE BK!" teriak guru BK berkumis lebat dan hitam itu.

Reyhan menghela nafas kesal."Apa lagi salah saya sih pak?" kesalnya.

"Kamu masih nanya salah kamu apa, hah?" tanya pak Darko guru BK yang galak itu. Selalu emosi berhadapan dengan murid seperti Reyhan.

"Apa pak?" tanya Reyhan dengan polos, seolah iya tidak memiliki kesalahan.

"Kamu lupa atau pura-pura lupa?" tanya pak Darko yang kini telah naik pitam.

"Kayak lagu yang galau itu ya, Pak? Yang lagi trend itu loh."

"Bodo amat bapak gak peduli!" Ketus Pak Darko.

"Yaudah sih, Pak."

Pak Darko menatap Reyhan dengan tajam."Kamu ini beda banget sama kakak-kakak kamu, ya. kakak kamu pada kalem gak tengil gini ya, Rey."

"Ya jelas bedalah, Pak. Setiap orang itu pasti ada bedaanya. Ya kali, orang kembar aja tetep aja beda." Inilah Reyhan masih saja bisa melawan.

"Jawab aja terus!"

"Hehe," kekehnya.

"Sebutin apa salah kamu hari ini!" pinta Pak Darko. Pak Darko ingin anak didiknya ini jujur atas kesalahan dan pelanggaran yang ia perbuat sendiri.

"Pertama, saya telat 15 menit, kedua saya jahili ketua osis yang lagi piket, ketiga saya jailin adik kelas pake uler-uleran dan keempat saya mecahin kaca mading, Pak" ucap Reyhan dengan tegas.

"Ke lima?" tanya Pak Darko.

Reyhan nampak berpikir."Saya cuma melakukan 4 pelanggaran, Pak."

"Ke lima kamu gak pake dasi ,keenam kamu gak pake jas almamater padahal ini masih hari selasa, ketujuh kamu pake sepatu warna biru. Berapa pelanggaran kamu?" jelas Pak Darko.

Reyhan mengitung dengan jari-jari tangannya."Tujuh ya pak?"

"Tau hukumannya apa saja?" Reyhan menggelengkan kepalanya.

"Ya gak tau atuh, Pak. Saya kan hanya murid bukan guru yang punya hak buat ngehukum murid kayak saya, heheh."

"Masih bisa nyenyir kamu! Ikut bapak." Pak Darko yang langsung menarik tangan Reyhan untuk mengikutinya.

"Lahh Pak, saya ada praktek dikelas," rengeknya.

"Emang saya peduli?" ketus Pak Darko.

Reyhan berdengus kesal melihat pak Darko yang selalu seenaknya seperti ini. Ah bukan salah Pak Darko tepatnya salah dirinya sendiri nakal.

***

"Dari mana aja lo, Han?" tanya Gian Aldiaz, sahabat Reyhan semasa SMP. Dan juga ada Orio Pratama, sahabat yang ia temukan pada hari Mos pertama.

"Biasa," balasnya.

"Hukuman?" Reyhan mengangguk.

"Hukuman apaan?" tanya Orio.

"Biasa, Pak Darko kan emang hobi banget hukum gua. Rasanya gak hukum gua, kurang nikmat hidupnya kali," katanya.

"Ye itu karena lo yang tengil dan suka rusuh," ucap Gian yang paling kalem diantara ke dua sahabatnya yang lain.

REYHAN || ENDWhere stories live. Discover now