// double date

2K 155 40
                                    

bonus update karena ME udah 2M lebih yeay!
thank u readers setia ME berkat kalian ME nggak akan bisa sampai seperti ini huhu😔❤️❤️
sekarang ME bisa masuk watty btw tp aku belum ada kepikiran mau join heheh, doain aja ya!
selamat membaca, sekali lagi terimakasih! 🙈🥰🖤✨

🦋🦋🦋

Dua hari sudah berlalu, dua hari dimana masa-masa aku pusing menghafal teks presentasi dan mengejar tugas tapi kini sudah berlalu. Aku memilih untuk mengistirahatkan diri di apartemen entah menonton film di TV, kembali menonton series yang sudah lama kuberhentikan tonton dan menyemil. Iya, memang tidak produktif bahkan membersihkan kamar saja rasanya malas. Hari ini langit juga lagi cerah sebenarnya asik untuk pergi ke luar entah ke kedai kopi atau sekedar menatap jalanan ramai. Tapi tidak aku benar-benar sedang malas dan sudah kubulatkan hari ini aku akan bermalas-malasan.

Ponselku berdering tak sengaja juga melihat layar lockscreen tertara bahwa hari ini jadwal laundry. "Ahelah, males banget hambamu ini kenapa sehari aja gak bisa gitu diem di apart." Aku menghela berat memilih untuk membalas pesan Arden.

G. Arden: Hey! How's your day?

Anna Derulia: A little bit boring but issa okay, i need this:)

G. Arden: Wanna doin something?

Anna Derulia: Lyk what exactly?

G. Arden: Aku ke apart kamu

Anna Derulia: You kidding? Jauh loh Depok ke Jakarta

G. Arden: Deket buat kamu mah, aight otw ya!

Anna Derulia: Lol, yaudah tiati!

Jujur aku sama sekali belum mandi benar-benar masih bau iler layaknya zombie lantas kalau Arden mau ke apartemen aku harus apa? Tentu saja MANDI. I hate you Den, sori but love you too.

Dan disinilah aku tidur di sofa menonton acara TV sementara Arden membersihkan kamarku dan baru saja ia menaruh laundry ke bawah. Sungguh aku sangat senang mempunyai Arden yang mengerti kemalasanku hari ini. Bahkan bisa-bisanya ia juga membeli makan, jadi hari ini aku benar-benar berleha di apartemen. Tapi jujur rasanya tidak enak hanya saja Arden memaksa lantas kenapa tidak? Heheh.

"Sayang banget sama kamu Na..."

Aku menoleh kaget mendapati Arden terduduk pasrah di sofa sambil menghela panjang, aku dengan cepat mendekat dan memeluknya. "Makasih Arden! Husband material banget sih aww!"

Arden menyengir, mengusap kepalaku. "Manis lo ya kalo begini," celutuknya.

"Ih enggak tauu... Arden mau minum? Mau makan? Ayo makan bareng!"

"Minum dah, entaran aja makannya kalo kamu laper duluan aja,"

"Gak kok, barengan aja tenang," sahutku cepat dan beranjak membuat minuman sirup dari kulkas.

"Naa kamu gak marah?"

Aku menoleh kaget, marah? "Hah? Marah kenapa, sama siapa?"

"Sama aku,"

"Karna?"

"Raven?"

Seketika aku terbatuk dan mempercepat membuat minuman Arden. "Marah ya?" Tanya Arden lagi.

Aku menaruh minuman Arden dan duduk di sebelahnya, menatap lurus kedepan sementara Arden langsung meneguk setengah minuman buatanku. "Kamu mau tau nggak?"

"Apa?"

"Aku sebenarnya kesel, marah, emosi, semuanya deh! Tapi aku tahan."

"Kenapa ditahan?"

Metanoia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang