3I

133 20 9
                                    

"Rangkumin rumus matematika wajib kelas dua belas, gue bayar pake es batu."

Oca menaikkan satu alisnya dengan kedua tangan yang ia lipat di depan dada. Menatap dua orang kakak kelas laki-laki tengah menghadang jalannya. "Gimana, Kak?"

Salah satu dari mereka memutar bola mata malas. "Buatin rangkuman matematika wajib kelas dua belas, gue bayar pake es batu."

"Gue lagi males, Kak."

"Yaelah, cuma buat rangkuman doang, Dek masa nggak bisa."

"Buat apaan?"

Salah satu darinya berucap, "Mau apa nggak nih? Jangan ngulur waktu."

Gadis itu tertawa. "Buat contekan ulangan harian matwa? Bilang aja sih ribet lo, Kak."

Pemuda yang menggunakan topi terbalik menyahut, "Iya udah lo mau nggak sih?"

"Kalo untuk contekan ulangan harian,  bayarannya es serut pelangi with pizza."

"Es serut sepuasnya," ujar yang lebih tua.

"Es serut pelangi dengan pizza atau enggak sama sekali."

Sang kakak kelas memainkan lidahnya dalam mulut. "Oke, deal. Pulang sekolah gue goblok-in kirim aja alamat lo nanti."

Oca tersenyum semringah. "Tapi, kalo kerjasama gue sistemnya pembayaran di awal, Kak. Masih minat?"

Si bertopi menyahut tak terima. "Dih kerjasama apaan itu, dimana-mana ada barang ada uang."

Gadis itu terkekeh. "Itu dia, kerjasama gue beda. Lo kan nyuruh gue buat bikin contekan bukan?"

Tiba-tiba si bertopi memotong ucapan Oca. "Rangkuman."

Ia berdecak. "Yaelah besok juga pas ulangan ditaruh di bawah buku," ucapannya terjeda sejenak, "Gini, Kak. Lo kan suruh gue buat bikin rangkuman matwa kelas dua belas, lo ngerti nggak gue masih kelas sebelas? Jadi buat gue bikin rangkuman matwa kelas dua belas itu susah. That's why gue minta bayaran lebih awal."

"Yaudah, kirim aja alamat rumah lo nanti sore gue goblok-in pesenan lo tadi."

Oca justru sangat semangat, "Gitu dong, besok gue kasih rangkuman rumusnya."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Oca kembali berjalan untuk menuju ruangan kantor. Hendak memanggil guru mata pelajaran jam keempatnya.

Saat kembali dari ruangan kantor ia harus melewati toilet pria karena memang jalannya hanya satu.

Oca memeluk berkas absensi teman sekelasnya untuk dibawa ke kelas dan menyuruh sang Sekretaris untuk memasukkan nilai ulangan harian minggu kemarin.

Murid kelas 10 IPS tengah bermain di luar kelas. Sepertinya kelas mereka sedang tidak ada guru yang masuk. Membuat Oca menyapa kelas itu sebentar.

Ia menongolkan kepalanya di pintu. "Hallo Dek, ini lagi pelajaran siapa?"

Satu siswi berjalan menghampirinya sembari membawa penggaris besi. Oca yang dihampiri pun meneguk ludahnya. Perasaan ia tidak sedang bercanda tapi mengapa siswi itu menatapnya nyalang.

"Kak Oca mau ngapain ke sini?" tanya gadis cilik itu dengan ketus.

"Mau balikin spidol kelas kamu, yang kemarin kena pinjam Bu Sri " sahut yang lebih tua.

Netra gadis itu mendelik. "Kak Oca kalo udah masuk kelas ini nggak boleh keluar lagi!"

"Soalnya ini kandang singa."

"Serem banget," gumam Oca sebelum memilih pergi dari kandang singa itu.

***

72 Days Cenayang. (completed) ✔Kde žijí příběhy. Začni objevovat