59. The Single Lip Kiss

14.1K 925 104
                                    

Selamat malam pembaca setia IG 👋

Author mau minta maaf, karena belum bisa publish cerita baru author.
Sebagai gantinya, author udah siapin chapter spesial untuk kalian.

Author harap chapter ini nggak berlebihan 🤭✌️

Happy Reading 😊

***

Semua ini masih terasa membingungkan bagi Arial. Lea yang menghilang sepulang sekolah dan nomor handphone Lea yang Arial kira nomor Nea.

Ditambah lagi Arial bingung mau mencari Lea kemana. Jarum jam bergerak sangat cepat, dan Arial masih saja berdiam diri ditempatnya.

Suara kenop pintu yang ditarik berhasil membuat lamunan Arial buyar, Arial melihat Lea masuk ke dalam rumah masih menggunakan seragam sekolahnya.

Cepat-cepat Arial menghampiri Lea. "Habis dari mana?" Terbesit rasa khawatir dalam suara Arial.

"Habis bertemu seseorang," jawab Lea.

"Siapa?" tanya Arial.

"Bukan siapa-siapa. Gue mau keatas dulu mandi. Lo udah makan?"

"Udah." Bohong. Padahal Arial belum makan sama sekali sehabis pulang sekolah, rasa khawatir yang besar membuat Arial mengabaikan dirinya sendiri.

Jika boleh jujur, Arial sangat merasa lapar sekarang. Namun dia menahannya.

"Ok. Gue mandi dulu." Arial menatap punggung Lea yang berjalan menjauh darinya.

Melihat Lea pulang dengan selamat sudah cukup membuat rasa khawatir Arial berkurang. Namun rasa laparnya justru makin bertambah.

Arial melirik jam dinding. "Baru jam sembilan, nonton TV ada dulu deh! Siapa tau laparnya hilang sekalian ngabarin Levin kalau Lea udah pulang."

🥑🥑🥑

Lea membuka lemari pakaiannya dan mengambil asal sebuah kaos. Saat akan menutup pintu lemari manik mata Lea menatap sebuah amplop coklat.

Amplop yang berisi bukti bahwa dirinya tidak hamil, sebenarnya Lea tak perlu membuktikan apapun lagi sekarang. Karena dirinya sudah menyerah, menyerah akan hidupnya.

Namun karena Levin memaksa akhirnya Lea melakukannya, pergi ke rumah sakit dan menjalani rangkaian tes yang membuktikan bahwa dirinya tidak hamil.

Lea bertekad, dia ingin memulai hidup barunya. Sudah sekian lama Lea menanam rasa iri dan kesedihan dalam hidupnya, dan kini Lea memutuskan untuk membuang rasa itu jauh-jauh.

Setelah bertemu dengan Fely, Tante Lea sepulang sekolah tadi. Banyak pola pikir Lea yang berubah.

Jika orang tuanya sudah tidak menganggapnya ada lagi, lalu untuk apa Lea terus berharap? Berharap jika kelak orang tuanya akan memperlakukannya seperti Nea.

Menghela nafas berat, Lea menutup pintu lemari dan memilih pergi ke dapur, membuatkan Arial makan.

Mengingat Arial membuat Lea tersenyum tipis, kelakuan Arial beberapa hari ini sangat menghibur bagi Lea.

Terkadang Lea juga ingin mengekspresikan perasaannya seperti Arial, namun Lea tak bisa.

Lea tak seperti Arial yang akan tersenyum atau tertawa jika ada hal yang  menurutnya lucu, Lea tak seperti Arial yang akan merasa cemburu jika orang yang dicintainya bersama orang lain, Lea tak seperti Arial yang jika merasa nyaman dengan seseorang maka akan dia pertahanan.

Interesting Girl [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang