11. Langkah Kedua

18.6K 1K 23
                                    

Happy Reading 😊

***

Nasib sial menimpa Lea lagi dan lagi. Setelah ditinggal pulang duluan oleh Levin dan kakaknya yang lebih memilih pergi dengan temanya daripada adiknya sendiri, kini seluruh badannya basah terkena air hujan.

“Sial banget gue hari ini, gara-gara nebeng sama lo gue jadi kehujanan gini,” omel Lea ke Arial yang sedang berdiri disampingnya sambil memeluk badannya sendiri.

“Enak aja lo nyalahin gue! Harusnya lo bersyukur udah gue kasih tumpangan gratis!” badan Arial juga sama basahnya dengan Lea, karena hujan yang tadinya rintik-rintik tiba-tiba berubah menjadi deras membuat keduanya kebasahan dan harus berteduh disalah satu emperan toko yang tutup.

“Kok jadi gue? Udah tau mendung, bawa motor lelet banget kaya siput udah gitu kenapa pas hujannya deras baru neduh nggak tadi-tadi aja pas baru rintik-rintik?” Jujur Lea merasa hawa dingin menusuk seluruh kulitnya walaupun kini dia sudah memakai jaket Arial yang tadi dia gunakan untuk menutupi pahanya yang terbuka.

Arial mengabaikan omelan Lea yang terus saja menyalahkannya, padahal hujan deras yang kini menguyur kota bukan salahnya. Arial menyatukan kedua telapak tangannya dan kemudian dia gosok-gosokkan sehingga membuat kedua telapak tangannya hangat.

Arial memandang Lea yang kini sedang membenarkan seragamnya yang basah, wajah Lea terlihat sedikit pucat dengan kedua tangan yang memeluk tubuhnya erat-erat.

Arial bergerak satu langkah mendekat kearah Lea dengan kedua tangan yang masih digosokkan satu sama lain. Keduanya saling bertatapan untuk beberapa detik hingga kedua tangan Arial bergerak mendekat kearah wajah Lea.

“Lo ma—“ Lea merasakan kedua pipinya menghangat ketika mendapat sentuhan dari kedua tangan Arial.

“Muka lo pucat banget.” Arial memandang wajah Lea yang kini melotot kearahnya, kedua tangannya pun masih menangkup wajah Lea. Meski Lea terkejut dengan perbuatan Arial tak khayal perbuatan Arial itu membuat Lea merasa nyaman.

‘Mungkin kerena gue kedinginan makanya rasanya nyaman aja waktu tangannya megang pipi gue,’ Lea meyakinkan dirinya bahwa perasaan nyaman tersebut bukanlah perasaan nyaman yang dia bayangkan.

“Jauhin tangan lo dari wajah gue!” Lea dengan galak menepis tangan Aria yang berada dikedua pipinya.

“Lo jadi cewek galak banget sih? nggak ada manis-manisnya dibanding kakak lo!”

Lea mengabaikan sindiran Arial kepadanya. Memang, dirinya terlahir kembar dengan Nea, namun Lea sangat tak menyukai jika dirinya dibanding-bandingkan dengan Nea.
Lea sangat tak menyukai bila hal itu terjadi, Lea ya Lea, Nea ya Nea. Lea tak pernah mau jika dirinya dibandingkan atau disama-samakan dengan kakaknya itu.

“Coba deh lo sekali aja bersikap kaya Nea, gue yakin itu bisa merubah pandangan orang ke lo dan ngurangin tuh musuh lo.”

“Gue nggak perlu merubah pandangan orang terhadap gue! Dan berhenti banding-bandingin gue sama Nea!!” Arial merasa ada sesuatu dibalik suara Lea yang terlihat sedikit bergetar saat mengucapkan kalimat tersebut.

🥑🥑🥑

Lea terlihat beberapa kali menggosok hidungnya yang sedikit memerah karena kehujanan tadi, hujan masih turun namun tak terlalu deras sehingga Lea memaksa
Arial agar segera mengantarkannya pulang.

Terjadi pertengkaran diantara keduanya, Arial yang ingin menunggu hingga hujan benar-benar reda dan Lea yang memilih segera pulang, mengabaikan hujan yang belum reda sepenuhnya.

“Ini rumah lo?” tanya Arial saat Lea menyuruhnya berhenti disalah satu rumah yang berada di perumahan elit. Rumah dengan dua lantai bercat putih gading yang terlihat megah dan jangan lupakan betapa besarnya rumah itu.

Arial yakin sepenuhnya bahwa Lea dan Nea anak orang kaya tak seperti dirinya yang sudah sangat bersyukur tidak kelaparan bersama bundanya.

Tak memperdulikan pertanyaan Arial, Lea segara turun dari atas motor bebek Arial dan membuka pagar rumahnya.

Namun sebelum tubuhnya benar-benar masuk kedalam halaman rumah, Lea memberhentikan langkahnya dan membalikan badannya. “Jaket lo gue pinjem dulu,” kata Lea kemudian tubuhnya sepenuhnya tak terlihat karena pagar rumah yang tinggi dan tertutup sehingga orang dari luar tak bisa melihat pemandangan rumah Lea.

“Udah dikasih tumpangan, dikasih pinjem jaket plus sampai rumah dengan selamat nggak ada makasih-makasihnya!” gumam Arial kesal. “Tapi nggak papa deh! Gue jadi tau rumah Nea hehehe.”

Meski Arial sudah menyukai Nea sejak lama lantas itu tak membuat dirinya mengetahui dimana rumah Nea, makanan favoritnya ataupun kebiasaan Nea.

🥑🥑🥑

Up sesuai janji ya
Author emang lagi fokus sama cerita ini
Jadi cerita yang satunya dianggurin hehe

So jangan lupa vote dan commentnya

See you again
Salam

Kang Halu 😎

Interesting Girl [END]Where stories live. Discover now