19. Kak El

13.4K 830 6
                                    

Happy Reading 😊
Jangan lupa 🌟 dan 💬 nya

***

Arial melemparkan tubuhnya ke atas kasur, matanya terpejam erat. Seragam sekolah masih melekat di tubuhnya.

Tak lama terdengar pintu kamarnya terbuka "Ar! bunda mau bicara" mendengar suara bundanya, Arial langsung mengubah posisinya menjadi duduk di atas kasur.

"Ada apa Bun?" Dinda duduk ditepi kasur anaknya.

"Bunda mau pergi ke Semarang dua hari lagi, Eyang kamu sakit"

Arial sedikit tersentak mendengar perkataan bundanya "Keadaan Eyang gimana bun?"

"Eyang kamu masih dirawat di rumah sakit, tapi udah baikan kata bude kamu"

Arial menghela nafas lega "Syukurlah. Mau Arial temani Bun?"

"Nggak usah, kamu fokus sekolah aja. Bentar lagi kan mau UN" Arial mengangguk kemudian Dinda berjalan keluar kamar Arial setelah mengusap kepala Arial.

Setelah bundanya menutup pintu, Arial kembali merebahkan tubuhnya dengan mata terpejam.

Notifikasi dari ponsel membuat mata Arial kembali terbuka, sebelah tangannya meraih ransel yang berada disebelahnya.

Senyum mengembang di bibir Arial, Topan baru saja mengabarinya bahwa mama Topan baik-baik saja.

Angin Topan 💨
Nyokap gue baik-baik aja.

To Angin Topan💨
Syukurlah

Angin Topan 💨
Soal Lea gimana?

To Angin Topan 💨
Beres

Angin Topan 💨
Yakin? Lo nggak bohong kan?

To Angin Topan
Sebenarnya gue jg nggak yakin sih😅

Angin Topan 💨
Udah gue duga.
Kakinya gmn?

To Angin Topan 💨
Msh sakit dikit ktnya.

Angin Topan 💨
Thanks udah bantuin

Arial meletakkan ponselnya, Arial sebenarnya tak yakin kaki Lea sudah benar-benar sembuh.

Arial bingung mau berbuat apa untuk mengobati kaki Lea. Arial tak bisa memijat atau mengurut, bukanya sembuh bisa dipastikan Lea akan masuk rumah sakit karena salah mengurut.

Pikiran Arial melayang saat Lea mengatakan sesuatu yang Arial tak pahami sama sekali 'Itu bukan salah lo, gue sakit karena emang udah harusnya gue sakit'

Memikirkan itu membuat otak Arial yang kapasitasnya kurang seperti ingin meledak. Lea dan Nea itu sangatlah berbeda tapi entah kenapa mereka berdua bisa sama-sama membuat Arial pusing.

Nea!

Arial jadi teringat dia sudah lama tak bertukar pesan dengannya. Arial masih bertanya-tanya mengapa Nea tak menjawab pesannya lagi.

Arial berfikir apa alasan yang cocok untuk mengirim Nea pesan.

Setelah berpikir keras dengan melibatkan otak kecil Arial, Arial sudah menemukan alasan yang cocok.

Sweat Heart
Sore Nea:)

🥑🥑🥑

Lea berjalan menuruni tangga dengan pandangan menyapu ruang keluarga dan dapur. Namun Nea tak menemukan keberadaan kakaknya.

Sebelumnya Lea sudah mencari Nea di kamarnya sesudah mandi, namun Lea tak menemukan keberadaan Nea.

Lea melangkahkan kakinya menuju halaman belakang rumah yang cukup sejuk dengan berbagai macam pohon tertanam di sana.

Lea melihat Nea duduk ditepi kolam renang, segera Lea menghampirinya.

"Kak!"

Nea yang semula tengah sibuk dengan pikirannya kini menatap Lea dengan tatapan bertanya.

"Kak El habis dari sini?" Lea mendudukkan dirinya di samping Nea.

"Iya, lo tau dari mana?"

"Tadi ketemu didepan gerbang" Nea mengangguk mendengar jawaban Lea.

"Sorry, tadi gue nggak bermaksud untuk ninggalin lo. El bilang mau bicara" Lea merasakan ada aura sedih saat Nea berkata.

"Ada masalah?"

Nea terlihat diam dengan kepala menunduk, kedua kakinya yang berada didalam air bergerak-gerak pelan.

"El mau keluar kota" Lea tak terkejut mendengar perkataan kakaknya.

El adalah anak kuliahan, udah mau nyusun skripsi dan pasti dia keluar kota untuk melakukan penelitian untuk laporan skripsinya.

"Kapan berangkat?" Sebenarnya Lea sedikit iri melihat kakaknya yang bisa menjalin hubungan dengan orang yang dicintainya, berbeda dengan dirinya.

Nea bisa menjalin hubungan dengan orang lain selama bertahun-tahun, Nea berhasil menemukan orang yang benar-benar mencintainya dengan tulus.

Orang yang selalu lindungin dan memberikan kenyamanan kepada Nea. Berbeda dengan Lea, orang-orang yang berada disekitar Lea tentu hanya memandang fisiknya saja kecuali Levin tentunya.

"Tiga hari lagi" jawab Nea masih dengan nada sedih.

'Tiga hari? Terus kenapa kak El malah ngajak in gue makan? Bukanya puas puas in berduaan dengan Nea? Pasti ada sesuatu?'  batin Lea

Ponsel yang berada di saku celana Lea bergetar.

Dolce
Sore Nea:)

Lea mendengus melihat chat yang muncul di layar ponselnya.

Lea berdiri dari duduknya "Kak, gue keatas dulu. Udah nggak usah sedih, kak El kan perginya nggak lama" Lea sempat mendengar deheman kakaknya sebelum berjalan  meninggalkannya.

Lea berjalan kearah kamarnya dengan sebelah tangan yang menggenggam ponsel.

Setelah menggenggam kenop pintu dan membukanya, pandangan Lea langsung tertuju pada meja belajarnya.

Lea duduk di kursi meja belajarnya, tangannya sibuk mencari earphone yang selalu dia simpan di laci meja belajarnya.

Setelah menemukan apa yang dia cari, jemari Lea terlihat menari-nari di atas layar ponselnya.

Memasang earphone di kedua telinganya dan memutar sebuah lagu di ponselnya.

Lea tersenyum melihat chat yang kembali masuk kedalam ponselnya 'Bakalan seru' batin Lea sebelum tangannya bergerak lincah membalas pesan tersebut.

🥑🥑🥑

Halo readers tercinta Author 😁

Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya😉

Author kembali update untuk yang kesekian kalinya eakk 😆

So, Jangan lupa vote dan commentnya okayyy 😘😘

Jangan lupa follow Author juga, biar author semangat nulisnya 😊

Maaf bila ada typo 😁

Salam sayang 🥰

Kang Halu 😎

Interesting Girl [END]Where stories live. Discover now