14. Bibir Pink Alami

20.7K 1K 13
                                    

Jangan lupa vote dan commentnya 👍
Happy Reading 😊

***


Pelajaran sudah berlangsung selama dua jam lebih dan selama itu pula Lea memejamkan matanya di atas meja dengan jaket yang masih melekat di badannya. Beruntung, Fajar yang duduk di bangku depan Lea.

Badan Fajar yang termasuk kedalam golongan gemuk mampu menutupi badan Lea yang kecil dengan sempurna. Lea juga sudah mewanti-wanti Levin untuk tidak membangunkannya.

“Baiklah, Ibu akhiri pembelajaran kali ini dan tugas kalian merangkum buku paket halaman 91-120 dikumpulkan dipertemuan minggu depan. Paham?!”

“Paham Bu!” teriak beberapa siswa yang berada dikelas. Guru Bahasa Indonesia yang masih cukup muda tersebut meninggalkan kelas XII IPA 1. “Lee bangun.” Levin menepuk bahu Lea pelan.

Merasa bahunya ditepuk Lea perlahan membuka matanya, keadaan kelas sangat bising, maklum jam istirahat. Dengan malas Lea mengangkat kepalanya dan menatap Levin yang kini tengah menatapnya juga.

“Le mau nitip?” Lea memalingkan wajahnya kearah suara Nea, di samping bangku Lea, Nea berdiri bersama sahabatnya Cila.

Lea mengerjapkan kelopak matanya guna memperjelas penglihatannya yang belum pulih sempurna setelah terpejam selama dua jam. “Nitip apa?” Lea balik bertanya.

“Gue sama Cila mau ke kantin, lo mau nitip apa gitu?” Lea menggeleng sebagai jawaban dan itu membuat Nea menghela nafas. “Lo masih sakit dan lo harus makan!”

“Gue nggak laper, lo aja.” Nea menatap adiknya yang keras kepala itu kemudian membalikkan badannya bersama Cila dan berjalan keluar kelas.

“Le,” Lea mengalihkan pandanganya dari pintu kelas ke Levin, sebelah alis Lea terangkat bertanya kenapa Levin memangilnya. “Bener kata Nea, lo harus makan.”

Mengabaikan perkataan Levin, Lea kembali menaruh kepalanya di atas meja dengan tangannya sebagai bantal. “Nea tadi bilang lo belum makan dari kemaren siang kan?”

Levin mendengus saat melihat Lea malah memejamkan kelopak matanya. “Gue mau ke kantin beliin lo makanan! Dan lo harus makan itu sampai habis,” putus Levin lalu berjalan keluar kelas meninggalkan Lea seorang diri didalam kelas.

Lea membuka kelopak matanya yang terpejam lalu menghela nafas, Levin selalu saja perduli padanya, Levin selalu ada untuknya dan itu membuat Lea selalu menomorsatukan Levin daripada keluarganya.

Dava yang sibuk bekerja, Andin yang sibuk memperhatikan Nea dan Nea yang sibuk dengan dunianya sendiri. Terkadang Lea merasa kesepian berada dirumah dan itu menjadi alasnya pergi malam hari hingga membuat mamanya marah.

Namun Lea tak pergi sendiri, selalu ada Levin kemanapun Lea pergi. Terkadang Lea lebih memilih berlama-lama diluar rumah atau dirumah Levin hanya untuk membuang rasa sepinya.

Menemani Levin main PS, Gym, Pergi ke kafe hanya untuk nongkrong, jalan-jalan berdua, dan masih banyak hal lainya yang Lea lakukan bersama Levin. Bisa dibilang sebagian besar waktu Lea, Lea gunakan untuk melakukan hal apapun dengan Levin.

“Gue cariin taunya disini.” Arial berjalan mendekati bangku Lea. “Le! Lo tidur?”

Lea tak memperdulikan orang yang mengajaknya bicara itu, dari suaranya Lea bisa menebak itu adalah suara cowok tolol yang akan menganggu hari-hari tenaganya kini.

“Gue cariin di kantin ternyata lo disini.” Arial masih saja mengajak Lea berbicara. “Le! Gue mau tanya sesuatu dong?” hening. Arial memandang Lea yang duduk tanpa pergerakan sedikitpun.

Namun Arial belum menyerah. “Le! Lea!” Arial menggoyang-goyangkan meja Lea. “Lea! Oy Lea!!”

“Berisik!” sahut Lea tanpa membuka kelopak matanya yang tertutup rapat.  Arial memutuskan berdiri dan berpindah tempat duduk di kursi Levin.

Dari tempat Arial duduk sekarang, Arial dapat melihat wajah Lea yang sedikit tertutupi rambut hitamnya. Arial mengamati wajah Lea, jika diamati dari dekat ternyata wajah Lea dan Nea tak sepenuhnya sama.

Kulit Lea terlihat lebih putih dan bersih, bulu mata Lea juga terbilang lentik dan ada satu hal yang selalu menarik perhatian Arial.

Bibir Lea yang berwarna pink alami tanpa hiasan lipstick atau sejenisnya selalu membuat Arial betah menatapnya  berlama-lama tapi entah kenapa bibir itu sekarang terlihat sedikit pucat.

Seperti saat di roof top kemarin, saat Lea tidur dan Arial dengan lancangnya menikmati wajah Lea yang tengah tidur. Namun akal sehat Arial masih berjalan, tak seharusnya dia menatap Lea terutama bibirnya.

Tanpa Arial sadari Lea membuka kelopak matanya dan untuk kedua kalinya Lea dikejutkan dengan wajah Arial yang begitu dekat dengannya.

🥑🥑🥑

Update lagi
So jangan lupa vote dan commentnya

Stay dirumah dengan baca ceritanya aku ya
Hehehe

Maaf bila ada typo

See you

Salam
Kang Halu 😎

Interesting Girl [END]Where stories live. Discover now