4. Jadi Gugup

23.5K 1.4K 38
                                    

Vote sebelum membaca 👍

🥑🥑🥑

Arial dan Topan berjalan bersisian menuju parkiran, diantara keduanya terlibat obrolan ringan dan candaan. "Jangan lupa hadiah gue." Topan memaksa Arial memberikan hadiah kepadanya karena berkat dia Arial mendapatkan nomor hp Nea.

"Maksa bener lo dari tadi." Arial sudah bosan sebenarnya mendengar permintaan Topan kepadanya.

"Harusnya lo bersyukur! Berkat gue lo dapet tuh nomor hpnya Nea." Topan merangkul bahu Ariel dengan akrab sembari berjalan melewati lapangan sepak bola.

"Yang ada lo yang harusnya bersyukur! Kan gue udah bantu ngringanin tugas lo sebagai ketua kelas." Arial melepas rangkulan Topan dari bahunya, Arial rasanya geli jika Topan terus saja merangkul bahunya. "Intinya tuh kita sama-sama diuntungkan," tambah Arial.

"Pelit amat lo! Kalo gitu syukuran deh! Makan-makan gitu." Topan masih saja membujuk Arial.

Arial geleng-geleng mendengar bujuk raju sahabatnya itu, tapi dipikir-pikir tak ada salahnya juga mentraktir sahabatnya itu sekali-kali. "Oke deh!"

Topan tersenyum puas dengan jawaban Arial. "Tumben! banyak duit lo!" ledek Topan yang membuat Arial mengumpat dalam hati.

"Mau nggak nih? Jarang-jarang cogan kek gue mau traktir lo." Arial menaik turunkan alisnya sok ke cakepan.

"Anjir! Jijay gue liat lo sok ke cakepan gitu!!" Keduanya kembali tertawa. Saat sudah dekat dengan parkiran Arial dan Topan berpapasan dengan Nea dan Lea.

Arial tersenyum saat manik matanya bertabrakan dengan Nea. "Hai Nea," sapa Arial ramah.

"Hai Lea." Topan ikut-ikutan menyapa, namun bukan Nea tetapi Lea. Sebenarnya Topan ragu menyapa Lea namun sudah terlanjur ya sudah.

"Hai," balas Nea sedangkan Lea hanya diam ditempatnya. Arial tak sengaja menatap manik mata Lea disaat Lea juga menatapnya. Belum ada dua detik tetapi Lea sudah mengalihkan pandanganya dari Arial.

Karena gugup melihat Lea, Arial mencoba kembali berbicara dengan Nea. "Mau pulang?" bego, pertanyaan yang Arial tanyakan tentu sangat bego, sudah jelas bel pulang berbunyi dengan Nea yang berjalan kearah mobilnya terparkir masih saja bertanya.

"Iya," jawab Nea singkat. "Gue duluan ya Ar." Nea memang sudah kenal dengan Arial dan Topan, karena Arial yang terus saja mendekatinya, namun Nea tak terlalu menganggap keberadaan Arial.

"Iya hati-hati ya Ne." Nea tersenyum manis berbeda dengan Lea yang langsung berjalan dibelakang Nea.

"Lea!!" Lea menghentikan langkahnya saat seseorang memanggil namanya. Dan di sana Levin, satu-satunya sahabat Lea berlari kearahnya. Lea memang tak mempunyai teman atau sahabat disekolah ini kecuali Levin dan Nea kakaknya.

Lea sendiri membangun benteng tinggi agar tak ada yang mendekatinya kecuali Levin dan Nea. Levin, salah satu most wanted disekolah Lea. Cowok yang duduk sebangku dengannya dan cowok yang selalu perhatian dengannya.

"Pulang bareng gue yuk," ajak Levin saat sudah berhenti di samping Lea. "Nanti Ella marah gue yang kena lagi!" sahut Lea dingin.

"Lah emang Ella siapa gue?" Levin dan Ella memang tak mempunyai hubungan, hanya saja Ella yang terus saja mengejar Levin dan bahkan rela menyerahkan badannya demi Levin, untung Levin berbeda dari kebanyakan cowok yang Lea kenal.

Levin cowok yang baik jadi dia menolak Ella dengan tegas. "Ayo," ajak Levin kemudian mengandeng tangan Lea kearah mobilnya. "Ne! gua balik bareng Levin ya," pamit Lea pada Nea.

Nea tersenyum singkat dan menggangguk. "Duluan Ne!" teriak Levin saat mobilnya melewati tempat Nea berdiri. "Jagain adik gue Lev." Levin mengangkat jempolnya kearah Nea sebagai balasan.

Nea segera berjalan kearah mobilnya dan meninggalkan area sekolah. "Gue kadang mikir deh Ar," gumam Topan yang masih bisa didengar Arial.

"Lah! Emang otak lo masih bisa buat mikir?" Topan berdecak kesal. "Ejek aja terus sampe sukses." Arial tertawa ditempatnya.

"Emang lo mikir apaan?"

"Gue tuh mikir. Nea sama Lea itukan kembar, wajahnya aja sama"

"Terus?"

"Tapi kok bisa sifat mereka berbeda? Tapi ya kebanyakan adek kakak kaya Lea sama Nea itu musuhan tapi ini kok enggak ya?"

Arial mengangkat sebelah alisnya. "Jadi lo mau mereka berdua musuhan?" Topan menggeleng tegas. "Ya enggak! Cuma gue ngrasa aneh aja sama mereka berdua."

"Aneh gimana?"

"Gue rasa diantara keduanya ada yang aneh, anehnya tuh ya Nea itu baik, mudah bergaul, ceria namun tertutup dengan orang yang dekat dengannya sedangkan Lea itu dingin, angkuh namun terbuka sama orang yang dekat dengannya"

"Maksud lo terbuka kaya dada sama pahanya?"

Topan menatap Arial tajam. "Susah ngomong sama lo." Topan meninggalkan Arial ditempatnya.

🥑🥑🥑

Author comeback nih
Maaf baru bisa update, soalnya author lagi semangat belajar.

Biasa udah kelas XII hehe
Ditunggu next chapternya ya see you

Salam gabut dari situkang halu 😋

Interesting Girl [END]Where stories live. Discover now