27. Pertengkaran dan Baikan

13.3K 828 7
                                    

Author mau ngucapin makasih buat yang udah baca cerita author apalagi yang mau berbaik hati kasih author vote dan comment 😊

***

Nea menatap sendu kearah Lea yang duduk melamun di atas kasurnya. Setelah Nea menceritakan awal permasalahan hingga Lea dituduh hamil oleh kedua orangtuanya.

Awal Nea berniat meminjam buku Lea, kemunculan Andin yang membuat Nea kaget dan jatuhnya benda dari dalam buku yang Nea pegang.

Andin mencerca Nea dengan berbagai pertanyaan hingga mamanya itu menyimpulkan sendiri apa arti dari benda yang ada di dalam buku Lea.

"Kakak nggak bisa bantu banyak, lo tau kan mama sama papa itu orangnya keras kepala?"

Lea masih enggan mengeluarkan satu patah katapun dari bibirnya membuat Nea menghembuskan nafas mencoba bersabar menghadapi sikap adiknya itu.

"Sebaik-" ucapan Nea terpotong saat melihat Lea bangkit dari atas kasur dan berjalan menuju pintu.

"Gue nggak butuh bantuan orang yang bahkan masih meragukan kejujuran adiknya sendiri!"

Nea menahan sebelah tangan Lea "Bukan gitu maksud gue!"

Lea mengangkat sebelah alisnya "Jangan buat gue berfikiran kalau lo yang taruh tuh benda didalam tas gue!"

Lea menatap tajam kearah Nea, amarah yang berkecamuk di kepalanya membuatnya tak bisa lagi berfikiran positif.

"Darimana lo dapat pemikiran kaya gitu? Gue tau hubungan kita selama ini memang tak baik, tapi gue nggak mungkin ngelakuin hal itu ke lo!!"

Lea menepis tangan kakaknya "Udah cukup selama ini gue yang selalu ngalah dan dianggap salah. Gue akan benar-benar benci sama lo kalau benar semua ini ulah lo!!"

Lagi-lagi Nea menahan tangan Lea yang hendak membuka pintu kamar "Gue bakal buktiin ke lo kebenarannya. Tapi gue mohon lo jangan pergi oke?"

"Lalu apa? Gue nikah sama Arial yang justru bikin tuduhan mama sama papa ke gue bener adanya?"

Nea menggeleng tegas "Bukan gitu! Nggak ada salahnya lo nikah dulu sama Aria-"

"Lo gila?! Gue nggak mau nikah muda apalagi sama orang yang nggak gue cinta. Harusnya lo lepasin gue dan biarin gue pergi ke rumah sakit dan masala-"

"Selesai gitu?!" Nea menatap Lea tak percaya "Gue yakin mama sama papa nggak akan percaya, yang ada Lo akan dapet lebih dari yang mama sama papa lakuin tadi"

Lea diam membisu, sungguh rasanya Lea tidak kuat menahan ini semua. Benar apa yang dikatakan kakaknya, Andin dan Dava nggak mungkin percaya gitu aja.

Kedua orangtuanya itu sangat keras kepala, sulit dibantah dan gila popularitas. Rasanya Lea menyesal dilahirkan oleh kedua orangtuanya itu.

Nea mendekati Lea yang hanya berdiri mematung didepan pintu kamar "Dengerin kakak" ucap Nea lembut dengan tatapan teduhnya.

"Kakak bakalan bantu sebisa kakak, tapi jangan buat diri lo semakin menderita. Untuk sekarang lo ikutin aja kemauan mama sama papa"

Lea menatap nanar kearah Nea detik berikutnya Lea memeluk erat tubuh kakaknya "Maaf atas ucapan gue tadi" Nea mengusap punggung Lea pelan "Gue yang harusnya minta maaf, gue nggak bisa jadi kakak yang baik"

Keduanya saling berpelukan erat "Jadi udah siap jadi janda?" Ledek Nea saat pelukannya diantara keduanya terlepas.

Lea menatap kakaknya garang "Mau mati?!"

Sungguh ini pertama kalinya mereka tertawa lepas setelah kejadian 9 tahun yang lalu.

🥑🥑🥑

"Bunda restuin kalian berdua" Kekhawatiran yang Arial alami seolah menguap saat mendengar perkataan Bundanya.

Manik mata Arial berbinar setelah hanya tangis yang menghiasinya "Bunda serius?" Arial mengusap air matanya kasar.

Dinda mengangguk pelan "Tapi kamu harus janji sama Bunda, jadi kepala keluarga yang baik, suami yang baik dan Ayah yang baik" Arial mengangguk antusias.

Jujur Arial pikir dia tidak akan mendapatkan restu dari Bundanya setelah mengatakan alasan yang sebenarnya kenapa dia menikahi Lea.

Namun alasan yang sebenarnya bukanlah yang sebenarnya, Arial mengatakan bahwa dia menghamili Lea dan kedua orang tua Lea menuntut tanggung jawab dari Arial.

"Selama ini Bunda berfikir, Bunda bisa mendidik kamu dengan benar tanpa adanya seorang Ayah. Namun Bunda salah, kamu tetap memerlukan kasih sayang seorang Ayah" Dinda kembali menitihkan air matanya.

Arial menghembuskan nafas pelan, kedua tangannya terangkat mengusap air mata yang keluar dari kedua mata Dinda.

"Bunda nggak boleh bicara begitu, Bunda sudah mendidik Arial dengan sangat baik. Cuma Arialnya saja yang ngeyel, suka nggak dengerin omongan Bunda"

Dinda mengusap kepala Arial dengan lembut "Bunda bangga punya anak seperti Ari"

"Harusnya Ari yang bangga punya Bunda seperti Bunda" senyum terbit dari bibir Dinda.

"Ya udah sekarang kamu tidur, besok bantuin Bunda bikin hantaran" Arial mengangguk patuh kemudian mengecup pipi Dinda.

"Bunda juga tidur" setelah mengatakan itu Arial berjalan kearah kamarnya yang berada di lantai dua.

🥑🥑🥑

Hai readers tercinta 🥰  author yang baik hati dan tidak sombong update lagi wkwkwkwk

Satu chapter menuju pernikahan hehehe

Ada yang nungguin Arial sama Lea nikah?


Jangan lupa Voment sebanyak banyaknya ya😉

Maaf bila ada typo 😁

Salam sayang 🥰

Kang Halu 😎

Interesting Girl [END]Where stories live. Discover now