49. Luka dan Tangisan

12.2K 795 53
                                    

Aku yakin kalian tau bagaimana cara menghargai karya orang lain😊 jangan lupa vote dan commentnya 👌

Tandai jika ada typo 😁

Happy Reading 😊

***

"Btw udah sejauh mana lo sama Lea ehem ehem?"

Dan pikiran Arial langsung melayang di malam dia dan Lea berciuman. Ciuman singkat yang tak akan pernah Arial lupakan karena ciuman itu berhasil membuat jantung Arial berdegup kencang, ciuman yang berhasil membuat pipi Arial terasa panas dan ciuman yang berhasil membuat Arial canggung jika berhadapan dengan Lea.

Untung saja Lea tak memperpanjang masalah itu, Lea bahkan bersikap biasa saja kepada Arial seolah-olah kejadian itu tak pernah terjadi.

Kejadian itu pula yang membuat Arial ragu akan perasaannya, perasaan yang sudah Arial simpan selama ini kepada Nea, kakak Lea.

Harusnya Arial menghapus perasaannya kepada Nea selain karena Nea sudah memiliki pacar juga karena Arial sudah menikah dengan Lea adik Nea.

"Woy! Ditanya malah bengong!"

"Eh! Eh! Kenapa muka lo jadi merah?" Ledek Topan saat melihat semburat merah di kedua pipi Arial.

Arial dengan ragu menyentuh sebelah pipinya, terasa sedikit panas "Mana ada! Salah liat kali lo" elak Arial.

Topan yang tak mudah percaya menatap Arial dengan mata menyipit "Hayo! Mikir jorok kan Lo?"

"Enak aja! Jangan nuduh sembarangan!"

"Udahlah ngaku aja. Mikir yang iya-iya kan Lo?" Semburan tawa keluar dari mulut Topan saat melihat pipi Arial yang semakin memerah.

🥑🥑🥑

Saat pelajaran berlangsung Levin tak henti-hentinya memberondong Lea dengan pertanyaan-pertanyaan tak jelasnya.

Beberapa kali Lea mencoba memperingatkan Levin agar diam namun Levin tak mendengarkannya alhasil Lea membiarkan saja Levin yang terus mengoceh disampingnya.

Dalam hati Lea berharap agar guru yang sedang mengajar di kelasnya itu melihat Levin yang terus mengoceh agar Levin mendapat hukuman.

Katakanlah Lea jahat, tak apa yang penting Lea tak lagi mendengar pertanyaan unfaedah dari Levin lagi.

Bel yang berbunyi nyaring membuat Levin bersorak senang didalam hati. Dengan wajah kesal Levin menatap  Lea yang tengah memasukkan peralatan menulisnya kedalam laci meja.

"Jelasin sekarang!" Kata Levin penuh penekanan. Levin merasa tak di anggap sebagai sahabat lagi oleh Lea karena hal sebesar ini Lea sembunyikan darinya.

"Nggak mau makan dulu?"

"Nggak!!" Levin menggeleng tegas "Sekarang lo ceritain sedetail-detailnya, gue nggak mau ada satu hal pun yang terlewatkan!"

Lea menghela nafas panjang, kedua manik mata Lea menatap ke segala penjuru kelas. Masih ada beberapa murid yang berada dikelas, menyelesaikan catatannya.

Sepertinya tak masalah asalkan Lea tak terlalu keras berbicara kepada Levin.

"Gue dijebak mungkin" Lea segera melotot saat melihat Levin hendak membuka mulutnya "Dengerin gue dulu, kalau udah selesai lo baru boleh ngomong! Ngerti?"

Setelah melihat Levin mengangguk Lea mulai menceritakan semuanya, dari awal dia dinner dengan Arial sampai dia terpaksa menikah dengan Arial.

Tentu saja Lea tak akan menceritakan kehidupan rumahtangganya dengan Arial kepada Levin. Apalagi kejadian-kejadian tak terduga yang Lea alami bersama Arial.

"Kenapa lo nggak cerita sama gue dari awal?" Tanya Levin kecewa kepada Lea.

"Bukanya gue nggak mau cerita sama lo, gue cuma nggak mau bikin lo kecewa"

"Lo salah Le! Justru dengan Lo sembunyikan ini semua dari gue malah buat gue semakin kecewa sama Lo!"

"Maaf" Lea menunduk lemah dihadapan Levin.

Levin yang merasa bersalah memeluk Lea yang duduk di sampingnya, untung saja sisa murid yang masih berada dikelas tadi sudah keluar jadi tindakan Levin kali ini tak akan menjadi tontonan.

"Lo nggak salah, harusnya gue yang minta maaf, gue nggak ada disaat lo butuh gue. Gue malah sibuk sama pacar baru gue"

Lea balas memeluk tubuh Levin erat, tanpa bisa dicegah air mata Lea menetes. Kesedihan yang beberapa hari ini dia pendam seolah roboh hanya karena pelukan hangat Levin. Pelukan yang selalu Lea rindukan.

"Gue akan bantu cari siapa dalang dari semua ini, Lo tenang aja" Levin mengusap kepala Lea dengan lembut.

Levin sudah cukup sabar melihat Lea di beda-bedakan oleh kedua orangtuanya sejak kecil, kali ini Levin tak akan membiarkan kesedihan terus menimpa Lea-nya.

Dulu Levin pernah berjanji pada Lea tak akan meninggalkan Lea, Levin berjanji akan selalu ada untuk Lea.

Dan kini Levin berjanji akan membuat Lea bahagia bagaimanapun caranya, Levin akan berusaha keras membuat Lea mendapatkan kebahagiaan yang selama ini tak pernah dia dapatkan terutama dari kedua orangtuanya.

"Gue janji bakalan bikin lo bahagia Le" gumam Levin sembari mengecup singkat dahi Lea.

Tanpa mereka sadari ada hati yang retak saat melihat kedekatan keduanya, hati yang baru saja menyadari siapa pemiliknya.

🥑🥑🥑

Patah hati dedek bang 😭🤭 Levin udah author cim jadi nggak boleh ada yang nikung🤣

Levin : Siapa juga yang mau sama Lo *Lirik author 😒

Me : Jahat😫😫 *ABAIKAN

Ada yang mau doble update?🤭

Salam sayang 😘

Kang Halu😎 yang ke haluannya nggak bakal jadi kenyataan 😂

Interesting Girl [END]Where stories live. Discover now