9. Permintaan Cowok Tolol

21.3K 1.2K 21
                                    

Hargailah sebuah kaya, jangan lupa votenya ⭐
Di mulmed itu fotonya Arial ya☺️

***

Semilir angin lagi-lagi menerpa wajah Lea, membuat sebagian rambut depannya menutupi wajah. Sudah tiga puluh detik Lea berdiri menanti apa tujuan Arial memanggilnya tadi, namun hingga kini Arial tak kunjung bicara.

Satu menit. Lea sudah bersedia menunggu Arial dalam waktu satu menit itu sudah sangat baik, seharusnya Arial segera melanjutkan apa yang ingin dia bicarakan, bukan malah diam dibalik punggung Lea.

Lea sudah tak mau menunggu lagi, dia berjalan menuju pintu keluar roof top. Arial yang sedari tadi bingung mau memulai pembicaraan dari arah mana kini tersentak saat melihat Lea berjalan keluar roof top.

Mengabaikan kebingungannya tadi Arial segera mengejar Lea, tak susah karena Lea belum berjalan terlalu jauh.

Lea memandang Arial yang kini menghadangnya. “Gue butuh bantuan lo!”

Sebelah alis Lea terangkat mendengar permintaan Arial. Untuk apa Arial meminta bantuan  Lea?

Melihat raut wajah Lea yang tak paham dengan permintaanya, membuat Arial kembali bingung bagai mana cara menyampaikan permintaanya.

“Itu..anu…gue.”

“Yang jelas!!” Arial yang semula menunduk sambil berfikir kini mendongak setelah mendengar suara Lea.

Arial menggaruk tengkuknya yang tak gatal kembali berfikir. “Gue minta bantuan lo deketin Nea.” Tepat! Dugaan Lea sepenuhnya tepat. Walau tadi sempat bingung kenapa Arial meminta bantuannya namun di detik selanjutnya Lea langsung tau bahwa Arial meminta bantuannya untuk mendekati Nea. Tapi yang membuat Lea heran, saat cowok-cowok justru mencoba mendekati Lea lewat Nea namun kini sebaliknya.

Arial mencoba mendekati Nea lewat Lea dan yang bikin Lea tambah heran, justru lebih mudah mendekati Nea secara langsung daripada membujuknya agar mau membantu Arial.

Benar-benar tolol, cowok yang meminta Lea membantunya supaya bisa dekat dengan Nea. Secara hanya butuh usaha kecil agar bisa dekat dengan Nea tapi cowok itu malah memilih mengeluarkan usaha yang besar agar Lea mau membantunya.

“Tolol,” gumam Lea kemudian berjalan melewati Arial.

🥑🥑🥑

“Ayolah Le…sekali ini aja deh ya? Ya?” Lea memutar bola matanya malas, tangan kananya yang sedang menulis kini terhenti. Sebuah coretan bolpoin terlihat melintang dibuku tulisnya.

“Bisa diem nggak sih? liat! Gara-gara lo goyang-goyangin tangan gue jadi ke coret kan?!” Lea menghela nafas pelan mencoba sabar menghadapi orang disampingnya ini.

“Lagian gue ngomong lo cuekin!” Lea memandang wajah tampan Levin yang sedari tadi mengusiknya.

“Kenapa harus gue sih?!” geram Lea. Lea menaruh pulpen yang tadi dia gunakan untuk menulis dengan kesal. Lagi! Levin lagi-lagi menggoyang-goyang tangan kananya. “Ayo lah Le….” Levin tak menyerah membujuk Lea.

“Sama yang lain kan bisa.” Lea memelankan intonasinya, kini dia tak se-kesal tadi.

“Ya kalo gue punya pacar bisa, ini kan gue lagi nggak punya.”

“Yaudah cari yang baru sana! Nyusahin gue aja!”

Levin menatap Lea dengan wajah cemberut, bibirnya dia monyong-monyong kan. Tapi ini Lea, dia tak mudah luluh hanya dengan melihat wajah Levin.

“Cari pacar nggak segampang lo beli CD Le-“

Plak

“Minta di tabok?!!” Levin memegang bibirnya yang baru saja ditampar Lea, untung Lea tak terlalu kencang menampar bibirnya. Jika Lea menampar bibir Levin kencang bisa jadi bibir Levin tak seksi lagi.

“Udah lo tabok Le!” geram Levin.

Lea menepis tangan Levin yang memegangi bibirnya sendiri, tangan kanan Lea mengusap sudut bibir Levin yang sedikit memerah dengan lembut. “Sakit?”

Levin tersenyum memandang Lea yang mulai mengeluarkan sifat aslinya ‘Penyanyang’. “Lo usap gitu jadi sembuh kok.” Levin mengeluarkan cengiran-nya saat Lea menatapnya.

“Salah lo sendiri ngomong asal jeplak.” Tangan kanan Lea masih sibuk mengusap sudut bibir Levin.

“Ehem!” deheman seseorang membuat Lea menghentikan gerakannya namun tak menjauhkan tangannya dari bibir Levin.

Lea dan Levin memandang seseorang yang berdiri di samping Lea. Istirahat kedua sedang berlangsung dan itu membuat kelas Lea nyaris kosong, hanya ada beberapa orang yang berada dikelas termasuk Lea dan Levin.

Kedekatan Levin dan Lea yang tak biasa itu sudah menjadi hal yang wajar bagi siswa dikelas Lea tapi berbeda dengan siswa yang berbeda kelas. Mereka terkadang salah mengartikan kedekatan Lea dan Levin.

Lea memandang Arial yang berdiri disampingnya. “Apa?” tanya Lea saat Arial tak kunjung berbicara. Siswa yang berada dikelas menatap kearah Arial dan Lea.

Mereka tadi memang mengabaikan interaksi Lea dan Levin, namun saat mendengar deheman kini tatapan mereka tak lepas dari Arial dan Lea.

Arial mengulurkan tangannya yang memegang sebungkus coklat kearah Lea. “Buat lo.”

Lea menerima coklat itu kemudian kembali menatap Arial. “Lo pikir bisa bujuk gue dengan coklat?”

“Enggak!” buru-buru Arial membantah tuduhan Lea. “Tapi kan usaha nggak pernah mengkhianati hasil,” perkataan Arial membuat tanda tanya besar di kepala Levin dan siswa yang berada dikelas.

🥑🥑🥑

Hallo guys:)

Author comeback nih hehe

Maaf nggak bisa sering-sering update, soalnya author lagi sibuk tryout 🥺

Author berharap kalian suka sama cerita author yang receh ini.

Makasih untuk yang udah vote dan comment, karena itu semualah yang bikin author semangat buat lanjutin ini cerita.

Maaf bila ada typo 😁
See you again

Salam
Tukang halu 😎

Interesting Girl [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें