• Erlangga 42 •

6.5K 385 29
                                    

Note + warning : Adegan di chapter ini hanya berlaku di dunia perwetpetan. Jangan di tiru yaw.

 Jangan di tiru yaw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning kiss dulu."

"Elang!"

"Morning kiss dulu!"

Senja menghela napasnya. "Elang, kita bakal telat kalau sampai kita gak berangkat sekarang."

"Morning kiss dulu!" ucap Elang keukeuh. Cowok itu sudah berada di atas motor tapi tidak mengizinkan Senja naik jika belum memberikan dirinya morning kiss.

Senja menghela napas. "Elang, di dalem rumah masih ada om sama Tante loh," jawab Senja.

"Morning kiss dulu."

Senja menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Pukul menunjukkan jam tujuh pagi kurang lima belas menit. Hari ini hari Senin, tapi Elang bersikeras ingin ia memberikan morning kiss kepada cowok itu lebih dulu. Dasar!

"Tutup mata," suruh Senja membuat Elang tersenyum.

"Kenapa harus tutup mata?"

"Elang!"

"Gak mau tutup mata."

Demi agar mereka tidak terlambat Senja memutuskan untuk langsung saja mengecup pipi cowok itu, namun tanpa di duga Elang malah menghadapkan wajahnya kepada Senja membuat gadis itu mengecup bibir Elang sekilas.

Senja cepat-cepat menjauh dari Elang yang kini tersenyum senang.

"Makasih, sayang."

"Ih Elang! Gak boleh gitu!" Senja memukul lengan Elang sebal.

"Ayo berangkat," ucap Elang sembari memakai helmnya.

Senja mengerucutkan bibirnya saat memakai helm lalu menerima uluran tangan Elang untuk mempermudahnya menaiki motor.

"Aku mau ngadu sama Abang kalau kamu udah nyuci first kiss aku!"

Elang tertawa menatap wajah cemberut Senja di kaca spion. "Boleh, biar cepet-cepet di nikahin."

Senja memukul pundak Elang sebal dan lagi-lagi malah membuat cowok itu tertawa.

"Pegangan."

"Gak mau!" ucap Senja masih dengan nada kesalnya.

"Yakin?" tanya Elang. "Kalau jatuh aku gak tanggung jawab ya. Soalnya mau ngebut takut telat," lanjutnya sembari menyalakan mesin motor.

"Nyebelin!" ketus Senja namun tak urung melingkarkan tangannya di pinggang Elang. Memeluknya.

Senyuman Elang mengembang. Melajukan motornya setelah sebelumnya menatap wajah Senja yang masih terlihat kesal akibat ulahnya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih sepuluh menit akhirnya mereka sampai di Sekolah. Untungnya gerbang masih di buka meski kini banyak siswa-siswi yang berlarian untuk menuju lapangan.

Erlangga: Bad Fiance ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang