• Erlangga 35 •

7.5K 402 15
                                    

Senja Kinanti, gadis itu menutup pintu salah satu kamar di rumah Elang yang kini ia jadikan tempat untuk tidur malam ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Senja Kinanti, gadis itu menutup pintu salah satu kamar di rumah Elang yang kini ia jadikan tempat untuk tidur malam ini. Kamar ini terletak tepat di sebelah kamar Elang. Setelah mengantar Fajar sampai laki-laki itu melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Elang, Senja buru-buru berlari memasuki kamarnya setelah izin kepada kedua orang tua Elang.

Senja sandarkan punggungnya ke daun pintu. Jantungnya terus berdetak dua kali lipat saat berdekatan terus dengan Elang membuat semuanya panik karena mereka tahunya jantung Senja tidak baik bukan karena Elang sedangkan yang dilakukan Elang terus mengembangkan senyumnya karena tahu apa yang sebenarnya.

Sebenarnya ia pesimis untuk bisa tidak peduli dengan Elang. Tapi nyatanya ia bisa mengabaikan laki-laki itu selama dua minggu kemarin membuatnya puas telah memberi pelajaran kepada Elang.

Perempuan mana yang tidak akan marah dan memaafkan pasangannya begitu saja saat sebelumnya telah di cekik hampir mati?

Menghela napas sebentar lalu melangkahkan kakinya untuk mandi dan berganti pakaian. Tak butuh waktu lama, hanya butuh waktu dua puluh menit untuk Senja mandi juga berpakaian kini gadis itu telah duduk di depan meja rias.

Mengeluarkan cream malamnya dari dompet kecantikan yang ia bawa lalu mengoleskannya ke wajah. Setelah selesai dengan itu Senja mengeringkan rambutnya. Mencepol rambutnya tinggi lalu melangkah menuju balkon.

Merasakan angin malam yang menerpa dirinya. Dingin. Tapi Senja suka. Sejuk rasanya saat angin itu terasa menghembus wajahnya meski baru saja ia mandi.

Ketukan di pintu kamar membuatnya cepat-cepat menghampiri pintu dan membukanya. Kembali gugup saat seseorang yang kini berdiri di hadapannya adalah Elang.

Cowok yang menenggelamkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana itu tersenyum lalu masuk begitu saja ke dalam kamarnya membuat Senja mundur ke belakang.

Elang menutup pintunya lalu membalikkan tubuhnya menghadap kepada Senja sepenuhnya membuat Senja menutupi smartwatch jantungnya. Mencoba meredam suaranya. Setelah mandi Senja pasti memasangkan kembali smartwatch jantungnya.

Senyuman Elang semakin lebar saat Senja bertingkah aneh. "K-kamu ngapain ke sini?" tanya Senja terbata.

Bukannya menjawab, Elang malah berdecak lalu melangkah melewati Senja begitu saja. Senja balikkan tubuhnya untuk menatap Elang yang kini menutup pintu balkon.

"Gak baik kena angin malam, apalagi kamu abis mandi." Setelah selesai menutup pintu. Elang kembali menghampiri Senja. "Aku ke sini karena tadi kamu belum maafin aku." Ya, tadi memang saat Elang tertawa Mamanya memasuki dapur membuat keduanya tak melanjutkan pembicaraan.

"Kan bisa besok." Senja mencoba menyibukkan diri dengan menghampiri meja rias dan membereskan cream malam yang tadi tidak sempat ia simpan ke dalam dompet.

"Aku maunya sekarang."

Karena bingung harus bersikap dan berbicara apa, Senja memilih untuk berpura-pura mencari sesuatu di dalam dompet make up-nya lalu membuka smartwatch jantungnya yang tak berhenti bersuara. Berjengit kaget saat seseorang memeluknya dari belakang. Melilit pinggangnya.

Erlangga: Bad Fiance ✓Where stories live. Discover now