• Erlangga 06 •

17.8K 1.4K 241
                                    

Terima kasih atas antusias nya ya. Saya senang sekali. Jujur, saya orang nya mudah luluh di spam komen aja saya langsung gatel pengen repost semua chapter 😂 tapi saya tahan karena ingin sekalian ngumpulin lagi readers. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih ya

Jangan lupa tekan bintang nya sebelum membaca. Happy Reading 😘




















Senja masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya menyuruh asisten rumah tangga nya untuk membayar taksi yang ia pakai untuk pulang. Omong-omong tentang laki-laki yang tadi menahannya di depan pintu apartemen Reta. Senja sama sekali tidak mengenalnya dan tadipun ia mengabaikan laki-laki itu dengan menepis tangannya dan berlalu begitu saja. Ia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya di antara ketiga nya.

"Papi?" seru Senja saat mendapati Papi nya berada di ruang televisi. Menghampiri Papi nya dengan senyuman yang selalu ia gunakan untuk menutupi semuanya.

Senja duduk di samping Papi nya lalu memeluknya sebentar.

"Abis darimana? Pagi-pagi udah gak ada di rumah?" tanya Reno merangkul putri semata wayang nya.

"Keluar sebentar. Papi udah sarapan?"

Papi nya mengangguk.

"Pi?"

Reno berdeham sembari mengelus surai Senja.

"Apapun yang terjadi ke depannya. Papi jangan kecewa sama Senja ya?" pinta Senja tidak ingin Papi nya kecewa. Kalian ingatkan semalam Papi Senja berpesan apa?

"Kenapa tiba-tiba ngomong gitu?"

Senja menggeleng. "Kita kan gak tau apa aja yang akan terjadi ke depannya, Pi."

"Kamu ... Gak ada rencana untuk putus sama Erlan kan?" curiga Papa nya.

"Pi, Aku masih ingat sama pesan Papi semalam," ucap Senja berusaha untuk biasa saja.

"Ja, Kamu tau kan alasan Papi jodohin kamu sama Erlan?" tanya Papi kini tampak semakin serius.

Senja diam. Jelas Senja tahu alasan Papi nya menjodohkan dirinya dan Elang. Selain takut ia tidak akan punya siapa-siapa untuk ke depannya dan Senja juga tahu penyakit yang di derita Papi nya. Ia dan Papi nya sama-sama memiliki penyakit lemah jantung.

Dering telepon dari handphone Papi nya terdengar membuat Reno segera meraih handphone yang ia letakan di meja.

Senja menunduk. Mendongak kembali setelah Papi nya selesai berbicara dengan seseorang yang sangat Senja tahu.

"Kamu siap-siap. Nanti malam kita ke rumah Erlan."

***

Senja menatap pantulan dirinya di cermin. Biasanya ia akan tampak antusias jika di ajak makan malam oleh keluarga Elang. Tapi malam ini? Tidak. Senja tidak akan antusias lantaran 'kejutan' yang akan Elang berikan padanya akan menghancurkan semuanya. Kali ini pasti bukan hanya dirinya yang hancur.

"Senja?" Papi melongokan kepala nya di daun pintu. "udah siap?"

Senja mengangguk "udah, Pi."

"Papi tunggu di depan."

Senja kembali mengangguk. Meraih tas selempang berwarna merah muda yang sangat serasi dengan dress yang ia kenakan malam ini lalu menyusul Papi nya.

Di sepanjang perjalanan Senja terus menarik napas menormalkan perasaan gelisah yang bersemayam di hati nya hari ini. Bahkan saat berjalan memasuki rumah Elang perasaannya sudah tidak karuan apalagi melihat tatapan Elang yang terus tertuju kepadanya.

"Jadi, tujuan kita mengadakan kembali makan malam bersama ini karena ada yang akan Erlan sampaikan kepada kita semua," ucap om Bimo dengan wajah semringah setelah mereka selesai makan malam.

Senja meraih gelas berisi air putih. Mencoba membasahi tenggokannya yang terasa sangat kering.

Papi nya mengangguk sembari tersenyum. Mereka terlihat tampak ... antusias? Padahal saat Elang menatap Senja semakin tajam dan hendak bicara gadis itu sempat menahan napas dan berpamitan izin untuk ke toilet sebentar.

Namun, saat Senja kembali lagi ke meja makan. Perasaannya makin tidak karuan saat Elang yang duduk di sebrangnya tak mengubah ekspresi sedikitpun.

"Bagaimana, Lan?" tanya Papi Senja.

"Aku dan Senja ..." Elang menunda ucapannya. Menatap satu persatu orang yang berada di meja makan dan pandangan nya berakhir kepada Senja. Menatap gadis di depannya dengan muak yang sukses membuat Senja terpejam dan menahan napas. "memutuskan untuk menikah secepatnya setelah lulus SMA."

Senja membuka matanya. Kaget, bingung sekaligus... ah bercampur aduk ia rasakan di dalam hati. Maksud Elang apa?

"Lang--"

"Kita udah bicarain ini, Ja. Sebelumnya." potong Elang tersenyum tipis kepada semua yang ada di meja makan yang terlihat sangat bahagia - kecuali Senja.

***

Elang menghempaskan tubuhnya dengan kasar ke tempat tidur. Menarik simpul dasi yang membuatnya sesak malam ini. Meraup wajahnya lalu menatap langit kamarnya memikirkan apa yang tadi terjadi.

Flashback

PLAK

"Berapa kali Papa bilang?!" bentak Bimo setelah sebelumnya menampar Elang.

Elang mengusap sudut bibirnya yang robek akibat tamparan Papa nya.

"Bisnis Papa itu ada di tangan nya Reno! Gimana bisa dia jamin perusahaan Papa selalu di atas kalo anaknya aja gak kamu jaga?!"

"MAS!" Zara menahan lengan suami nya saat pria itu hendak kembali menampar Elang.

"Papa gak mau tau, nanti malam kamu harus bilang kalo kamu akan menikahi Senja setelah kalian lulus Sekolah!" setelah mengucapkan itu Bimo melanggang pergi membuat Zara menghela nafas.

Zara menghampiri Elang, mengusap sudut bibir putra nya.

"Sebenernya Elang itu anak Papa bukan sih Ma?" tanya Elang lirih.

"Jangan ngomong gitu. Mama tau kamu juga suka Senja kan? Sayang sama dia. Cuma... Rasa itu tertutupi sama rasa kekecewaan kamu."





TBC

Jangan lupa follow instagram aku : hil.aaa_


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Erlangga: Bad Fiance ✓Where stories live. Discover now