• Erlangga 25 •

11.9K 896 218
                                    

[Jangan lupa tekan bintang❤]

Note : Kalian boleh kesel sama cerita nya atau sama pemeran antagonis nya tapi please jaga ucapan kalian ya. Jangan mengumpat terlalu kasar di komentar.

Elang menatap Bimo yang kini berdiri di ambang pintu kamar nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Elang menatap Bimo yang kini berdiri di ambang pintu kamar nya. Tersenyum meski Elang tak menampilkan ekspresi apapun. Bimo berjalan menghampiri Elang, merapikan jas berwarna hitam seperti dirinya yang Elang pakai namun cepat Elang tepis.

"Sekarang apa lagi yang mau Papa lakuin?" tanya Elang sinis membuat Bimo menaikan sebelah alis nya.

"Cepat turun ke bawah, orang tua Meira sudah datang." bukannya menjawab pertanyaan Elang, Pria paruh baya itu malah memberi perintah kepada Elang.

"Ah iya," Bimo mengacungkan jari telunjuknya. "buka cincin pertunangan kamu." lanjut Bimo membuat Elang terkekeh.

"Papa itu--"

"Papa kasih waktu kamu lima menit. Jika dalam waktu lima menit kamu tidak ke bawah, Senja yang akan menanggung kekeras kepalaan kamu, Erlan." setelah mengucapkan itu Bimo membalikkan badannya lalu melangkahkan kaki nya keluar dari kamar anak nya.

Elang mengepalkan kedua tangannya. Lagi-lagi Papa nya mengancamnya dengan Senja. Elang melangkahkan kaki nya keluar kamar tanpa berniat melepaskan cincin di jari nya.

Elang menyunggingkan bibirnya saat Meira dan kedua orang tau nya tersenyum melihat kedatangannya. Terlihat antusias. Elang duduk di hadapan Meira.

Meira tersenyum manis menatap Elang yang malam ini kelihatan dewasa memakai jas berwarna hitam.

Bimo menendang kecil tulang kering Elang. Mengisyaratkan untuk menyapa kedua orang tua Meira namun yang Elang lakukan hanya diam seolah tidak terjadi apa-apa.

Bersorak dalam hati saat kedua orang tua Meira kebingungan.

"Malam, Erlan." ucap Lana tersenyum kepada Elang.

"Malam." jawab nya tanpa ekspresi.

Bimo berdeham saat mendapati wajah tidak mengenakan yang di tampilkan oleh Lana. Bahkan Davin pun tampak kaget dengan respon Elang.

"Karena Erlan sudah ke sini mari kita makan terlebih dulu sebelum membahas pembicaraan untuk malam ini." ucap Bimo membuat semua yang ada di meja makan mengangguk kecil.

Semuanya makan dengan khidmat, hanya denting sendok dan garpu. Meira meraih gelas berisi air putih lalu mengambil tissue setelah itu mengelap bibirnya.

Dua asisten rumah tangga dengan cepat membereskan meja makan saat acara makan malam telah selesai. Setelah meja makan bersih dan hanya tersisa buah-buahan yang sengaja di suguhkan.

Setelah mendapatkan anggukan dari Bimo, Davin bersiap untuk berbicara.

"Jadi, tujuan kami mengadakan makan malam ini untuk membahas acara pertunangan Erlan dan Meira." ucap Davin membuat Meira tersenyum. Senang bukan main.

Erlangga: Bad Fiance ✓Where stories live. Discover now