• Erlangga 05 •

17.7K 1.6K 285
                                    

JANGAN LUPA FOLLOW Hillahia DAN TEKAN BINTANG DI SETIAP CHAPTER NYA.














Senja tetap diam di dalam mobil saat Elang keluar dari mobil. Elang memarkirkan mobil nya di basemant sebuah gedung apartemen. Elang melangkah menuju pintu kursi penumpang.

"Keluar!" suruh nya kepada Senja saat gadis itu bergeming di dalam mobil.

"Mau ... Ke mana?" Senja menatap Elang yang membungkukan sedikit tubuhnya agar bisa menatap Senja.

"Buruan," ketus Elang. Elang tarik tangan Senja saat gadis itu tetap bergeming di tempatnya dan membuat Senja mau tidak mau keluar dari mobil dengan pakaian rumahanya.

Mereka masuk ke dalam lift. Keluar setelah pintu lift terbuka di lantai 8 lalu melangkah menuju apartemen nomor 824. Elang menekan menekan password setelah itu pintu apartemen terbuka membuat Elang menarik Senja untuk masuk.

"Ini ... apartemen siapa, Lang?"

Elang mengabaikan pertanyaan Senja. Laki-laki itu meninggalkan Senja yang berdiri di tengah ruangan yang baru saja mereka masuki. Elang melangkah menuju salah satu pintu yang Senja yakini adalah kamar tidur.

Elang keluar dari kamar yang barusan laki-laki itu masuki sembari membawa-yang Senja yakini-baju dan celana ... Perempuan?

"Pake!" ucap Elang sembari melempar lipatan baju dan celana ke wajah Senja. Senja raih baju yang baru saja Elang lemparkan ke wajahnya.

Senja tersenyum lalu mengangguk setelah itu berjalan menuju kamar yang tadi sempat Elang masuki. Namun, langkahnya terhenti di ambang pintu saat Elang berteriak agar ia berhenti.

"Mandi sekalian! Lo bau!" ketus Elang lalu berjalan menuju sofa. Bersandar lalu menyalakan televisi.

Senja berkerut lalu mencium aroma tubuhnya. Tidak bau. Gadis itu mengedikkan bahu tak terlalu memasukan perkataan Elang.

Sempat berhenti melangkah lagi saat melihat isi kamar yang ia masuki sangat cocok untuk ... Perempuan?

***

Elang berdecih setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan lengan kirinya. Sudah 30 menit tapi gadis itu tak kunjung keluar. Suara pintu apartemen yang di buka membuat Elang menoleh menatap siapa yang datang.

"Erlan!" pekik Reta kelewat senang mendapati Elang berada di apartemen miliknya. Ia kira laki-laki itu pergi entah ke mana bersama tunangan sialannya. Reta berjalan cepat menghampiri Elang. Duduk di sebelah laki-laki itu lalu mengalungkan kedua lengannya di tengkuk Elang. "kok gak bilang mau ke sini?" tanya Reta manja. Melupakan Elang yang tadi meninggalkan dirinya begitu saja di rumah Senja.

"Ta, Aku kesini bawa Senja. Dia lagi mandi."

"Apa?!" teriak Reta tak terima setelah melepaskan rangkulannya. "kok kamu bawa cewek sialan itu kesini sih?!" Reta cemberut bersedekap dada tak menatap Elang lagi.

Elang merangkul Reta setelah sebelumnya mengecup pipi Reta mesra lanjut mendekatkan bibirnya ke telinga gadis di sebelahnya. Membisikan sesuatu yang mampu membuat Reta menyeringai senang.

Reta menoleh menatap Elang lalu kini giliran dirinya yang mengecup pipi laki-laki itu setelah itu keduanya tersenyum penuh arti.

Dehaman Senja membuat keduanya menoleh menatap gadis yang sekarang berdiri tak jauh dari mereka.

"Jadi ... Ini apartemen Reta, Lang?"

"Iya!" Reta menjawab cepat sembari kembali mengalungkan kedua tangganya di tengkuk Elang dan Elang yang langsung saja merangkul pinggang Reta membuat dada Senja seperti di himpit bebatuan besar.

Sabar, Ja. Mulai besok kamu gak akan pernah ada di hidup Elang.

"Jadi?

Elang menaikan sebelah alis nya. Apa?

"Kamu bawa aku ke sini buat apa?"

"Menurut lo?" Elang semakin menaikan sebelah alisnya.

Senja menelan ludah. Mencoba menghirup udara seperti biasa. Dada nya sangat sesak saat prasangkanya memang benar. Elang membawanya kesini hanya untuk menunjukan kalau laki-laki itu sering berada di apartemen Reta dan sikap kedua mampu membuat Senja mengutuk dirinya yang tadi sempat berpikir Elang sudah mulai menerimanya hanya karena tadi meninggalkan Reta di rumahnya.

Satu kali saja Senja berkedip. Air mata pasti meluncur begitu saja dari pelupuk matanya. Senja jatuhkan handuk yang sedari tadi ia pegang lalu berjalan cepat menuju pintu keluar.

Senja kembali mengutuk dirinya saat tak bisa keluar dari apartemen Reta. Di kunci. Pintu apartment ini di kunci. Air mata Senja sudah tak bisa lagi gadis itu bendung saat mendengar jelas tawa Elang dan Reta yang berjalan mendekat kepada nya tak melepaskan rangkulan keduanya.

"Kenapa diem, Ja?" ejek Reta lalu tertawa kembali. "Lan, bukain pintu buat tunangan kamu itu dong," lanjut nya lalu tertawa. Lagi.

Elang tak menanggapi. Laki-laki itu sudah puas dengan ucapan Reta yang membuat Senja tak bergerak ataupun berbalik menatap keduanya. Hanya bahu nya saja yang sedikit bergetar.

"Balik sini, Ja. Minta tolong sama Elang nya Kamu" kembali suara yang sangat menyebalkan di dengar Senja terdengar kembali.

Senja balikan badannya setelah sebelumnya menghapus jejak air matanya membuat Reta dan Elang yang tertawa menjadi diam. Menatap menunggu Senja berteriak kesal di hadapan mereka.

"Puas?" tanya Senja. Gadis itu marah di perlakukan begini. Tapi sorot yang Senja pancarkan dominan sorot kekecewaan. "Lang," Senja menatap Elang terluka. "Aku minta maaf kalau ini semua karena kamu marah sama aku gara-gara kemarin malam gak bisa mengakhiri semuanya karena Papi yang sakit. Tapi gak perlu gini kan? Malam ini semuanya pasti berakhir. Aku gak akan mempertahankan apa yang gak mau di pertahankan." Senja mengusap air mata yang terus keluar dari matanya kasar. Ia benci menangis di depan orang.

Elang terkekeh. Senja memang bisa membatalkan perjodohannya dan Elang bisa saja menyetujui nya dengan senang hati. Tapi Papa nya tidak akan pernah membuat itu mudah di lakukan.

Reta ikut menyunggingkan bibirnya. Gadis itu baru saja akan berbicara namun pintu apartemen yang terbuka membuat ketiga nya menoleh dan mendapati seorang laki-laki berperawakan hampir sama dengan Elang membuat Senja tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Senja berjalan cepat keluar dari apartemen Reta sempat menabrak seseorang yang baru saja membuka pintu. Baru saja Senja akan berlari, laki-laki yang baru saja ia tabrak menahan pergelangan tangannya.

"Senja?"








TBC

Bagaimana perasaanya setelah baca part ini?

Siapa tuh yang manggil Senja...

Masih mau lanjut kah? Spam next lagi ya biar saya semangat~

Terima kasih ❤

Erlangga: Bad Fiance ✓Where stories live. Discover now