• Erlangga 26 •

12K 842 322
                                    

Jangan lupa tekan bintang terutama komen ya, babe🙆‍♀❤







PLAK!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Elang dan itu sukses membuat wajahnya tertoleh ke samping dengan panas di pipi nya.

"Puas kamu mempermalukan saya di depan Davin?!" murka Bimo setelah menampar Elang yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Elang luruskan pandangannya menatap Bimo tanpa ekspresi.

"Aku gak pernah mempermalukan Papa," balas Elang. "Justru Papa yang selalu mempermalukan diri Papa sendiri dengan memanfaatkan orang lain." lanjut Elang dan sukses membuat Bimo kembali menamparnya lebih keras.

"Bangga kamu ha membalas perkataan saya?!" bentak Bimo. "Kamu pikir kamu siapa?!" hardik Bimo.

Elang menatap Bimo dengan tatapan tak mengerti. Mata nya berkaca-kaca. Semarah itu Papa nya sampai menampar dirinya dua kali dengan keras?

"Sebenernya aku tuh anak Papa bukan s--"

"Bukan!" ucap Bimo memotong ucapan Elang. "kamu bukan anak saya. Kamu hanya anak haram yang beruntung karena terlahir dari rahim wanita yang saya cintai."

Kening Elang berkerut. "maksud Papa?" tanya Elang menuntut penjelasan karena tidak mengerti dengan apa yang Papa nya kata kan.

"Kamu itu anak haram. Anak yang tidak di harapan terlahir di dunia ini dan Zara adalah--"

"Mas, cukup!" cegah Zara sembari berjalan cepat menghampiri keduanya. Zara berdiri di samping Elang sembari menatap suami nya.

"Hari ini kamu mengingkari janji, Mas." ucap Zara.

"Kenapa? Kamu takut dia sakit hati ha?" tanya Bimo membentak.

Zara menatap Bimo dengan tatapan marah, Zara menggenggam tangan Elang.

"Aku kecewa sama kamu, Mas." setelah mengucapkan itu Zara langsung menarik tangan Elang, membawa putra nya manaiki undakan tangga dan memasuki kamar Elang.

"Kamu jangan dengerin ucapan Papa ya." ucap Zara sembari mendongak dan membingkai wajah Elang lalu tersenyum meski mata nya terlihat berkaca-kaca.

"Aku bukan anak Papa?" tanya Elang mengabaikan ucapan mama nya.

Mata Zara semakin berkaca-kaca. Satu kali kedipan saja mungkin air matanya akan jatuh. Zara menggeleng pelan.

"Meski kamu bukan anak Papa," satu tetes air mata jatuh membasahi pipi Zara. "Kamu tetap anak Mama, Erlan."

Elang angkat tangannya untuk mengusap air mata Zara, "Jelasin semuanya, Ma." pinta Elang. "Erlan baik-baik aja."

Zara menggeleng dengan air mata yang terus mengalir. Tangannya menjauh dari wajah Elang. Memegang baju Elang di bagian pinggang nya.

Erlangga: Bad Fiance ✓Where stories live. Discover now