Chapter 26 - Mempercayaimu?

509 52 23
                                    


"..Kepercayaan itu seperti jiwa, tak akan pernah bisa kembali setelah hilang..."

*
**
***

Tak terasa sudah satu bulan lamanya Nadine tak bertemu sang Nenek. Seperti janjinya dulu, James mengijinkan Nadine bertemu sang Nenek setiap satu atau dua bulan. Dan hari ini, Nadine bersiap berangkat ke tempat sang Nenek dengan hanya ditemani Terra dan beberapa pengawalnya. Sedangkan, James yang sedang sibuk tak dapat menemaninya. Ia maklum akan hal itu dan tak menuntut lebih.

Pagi itu, sebuah helikopter sudah menunggunya untuk keluar dari kawasan hutan itu. Karena tak ada jalur untuk mobil untuk masuk ke sana. Jalur udara adalah pilihan utama.

"Yang Mulia Ratu, apa kau baik-baik saja?" Tanya Terra ketika melihat wajah Nadine yang terlihat gugup saat menaiki helikopter tersebut.

"Uhm.. Iya, aku hanya sedikit gugup, ini kali kedua aku menaikinya." Jawab Nadine.

Terra pun tersenyum dan menggenggam tangan Nadine yang terasa dingin. "Tenang saja, Yang Mulia. Pilot kita ini berpengalaman dan aku adalah dokter yang handal. Kita pasti akan baik-baik saja."

"Hm..." Nadine menyahutnya dengan anggukkan tanpa senyuman menahan rasa perutnya yang rasanya terangkat naik seketika.

"Yang Mulia, katakan saja jika kau ingin muntah."

Lagi-lagi Nadine hanya menyahut Terra dengan anggukkan.

***


Setelah beberapa saat, sampailah Nadine ke hadapan rumah sang Nenek. Kini ia hanya ditemani Terra, dan yang lainnya menunggu di dekat sana tapi sebisa mungkin tak terlihat.

"Masuklah, Yang Mulia." Ucap Terra, yang kini terbiasa memanggilnya begitu. Dulu panggilan Tuan Putri selalu melekat di diri Nadine, kini semua bawahan mereka berusaha memanggilnya Ratu.

"Apa aku harus masuk sendiri?" Tanya Nadine.

Terra mengangguk lalu berkata. "Saya akan menunggu di luar."

"Uhm.. Sebaiknya kau ikut masuk juga, Terra."

"Apakah saya boleh ikut masuk?" Tanya Terra.

"Tentu saja." Jawab Nadine dengan senyuman lebarnya.

"Baiklah, Yang Mulia Ratu. Saya anggap itu perintah."

"Ini bukan perintah, Terra. Ini keinginanku saja." Ujar Nadine menampik jawaban Terra.

"Iya, tapi Baginda Raja berkata bahwa keinginan Ratu adalah perintah." Sahut Terra.

"Baiklah..." ... "Terserah kalian saja, kalian selalu menyebut namanya." Lanjut Nadine dalam hati.

Nadine lalu menekan bel rumah yang dulu adalah rumahnya juga, namun kini tidak lagi. Rumah ini telah menjadi rumah sang Nenek 'saja'.

Tak berapa lama, pintu tersebut pun terbuka.

"Nadine?!" Sang Nenek terlihat sangat bahagia. Ia sudah lama tak bertemu dengan sang cucu, bahkan ia juga sudah lama tak mendengar suaranya. Ia pun langsung memeluk Nadine sampai-sampai Nadine merasa sesak.

"Nek, aku tidak bisa bernafas.."

Sang Nenek pun tersadar dan segera melepas pelukannya. "Haha... Maaf." Ucapnya lalu melihat ke balik tubuh Nadine namun bukannya sang cucu menantu yang ia lihat, melainkan seorang wanita cantik yang nampak masih muda.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 06, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now