Chapter 1 - Setitik asa pada dirinya

1K 99 24
                                    

Seekor Gagak kesepian terbang kesana kemari tak tentu arah. Mencari seseorang yang dapat menolong dirinya. Warna bulunya hitam bercahaya. Terkena sinar bulan malam bak permata.

Ia hinggap di atas sebuah lampu jalan di kota London. Jalan kecil menuju sebuah perumahan pinggir kota. Dari balik Mata Sang Gagak, ia melihat seorang Gadis yang tengah duduk di bangku taman pinggir jalan itu. "Ini sudah malam, untuk apa Gadis Asia itu duduk disana sendirian, apa ia tidak takut?" Batin Gagak itu.

Dari balik matanya yang legam bagaikan malam kelam. Gagak itu memperhatikan sang Gadis berambut pendek itu, ia terlihat termangu. Entah apa yang mengganggu, mungkin hanya dirinya yang tahu.

Sesaat kemudian, setetes demi setetes hujan mulai berjatuhan dari langit malam London. Gagak itu membiarkan tetesan itu menerpanya, namun ia masih bingung mengapa Gadis tadi masih diam. Harusnya ia segera pulang.

"Tuan! Segeralah kembali, hujan kian lebat" Ujar seseorang dari sebrang sana. Ia berbicara lewat telepatinya.

"Baiklah, aku akan segera kembali" jawabnya kembali lewat telepatinya. Ia pun terbang meninggalkan Gadis itu.

Kini sayapnya mulai terasa penat karena terpaan hujan yang kian kuat menghujam dirinya. Namun akhirnya ia sampai juga di kediamannya, sebuah rumah besar bak istana tua yang terlupa.

"Tuan! Apa kau baik-baik saja? Aku akan membantumu mengeringkan bulu-bulu mu" ucap seorang pria muda sambil meraih Gagak yang sedang kebasahan itu dan menyelimutinya dengan handuk. Lalu dengan tangan kanannya yang bebas, ia jauhkan beberapa centi lalu dengan mengucap beberapa mantra ia mengeluarkan kekuatannya dari balik telapak tangannya ke badan sang Gagak, Tak berapa lama tubuh sang Gagak yang basah itu kini telah mengering.

Ia kemudian membawanya ke sebuah kamar dan meletakkannya di atas ranjang, "Tuan, Saya telah menyiapkan pakaian anda. Segeralah berubah menjadi manusia dan temui saya di perpustakaan, ada yang ingin saya tunjukan" ucapnya lalu pergi dari kamar tersebut.

Setelah pria itu pergi, Gagak itu mengeluarkan cahaya terang dari dirinya kemudian seketika redup dan ia kini menjadi manusia. Kemudian ia meraba-raba permukaan ranjangnya, mencari pakaian yang telah disediakan untuknya. Dia sudah terlatih sejak lahir untuk melakukan itu. Yeah, dia buta dalam tubuh manusianya, tapi ia mandiri.

Setelah selesai berpakaian, ia meraih tongkatnya yang berada di dekat ranjangnya, lalu melenggang pergi dari kamar tersebut menuju perpustakaan rumahnya.

"Apa yang ingin kau tunjukan kepadaku, Oculus?" Tanyanya lalu duduk dan meletakkan tongkatnya.

"Gadis yang kita cari telah datang ke London, Tuan!" Ucap seekor Gagak. Yeah, pria muda tadi telah merubah dirinya menjadi seekor Gagak. "Hamba sudah lama tau, bahwa ia memang sudah di takdirkan untuk Tuan! Sejak ia lahir ke dunia ini, hamba sudah tau itu"

"Benarkah?! Apakah ia benar-benar dapat menolong Kita?!"

"Iya, hamba sangat yakin, Tuan!" Gagak itu kemudian menggunakan paruh nya untuk membuka sebuah buku "lihatlah ini melalui mata hamba, Tuan!"

Ada satu cara lagi untuk sang Tuan Gagak dapat melihat melaui mata sang Gagak bernama Oculus itu.

Ada satu cara lagi untuk sang Tuan Gagak dapat melihat melaui mata sang Gagak bernama Oculus itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now