Chapter 2 - Pria buta itu

840 84 23
                                    

....matanya memang buta, tetapi hatinya tidak....
.... mulutnya memang diam, tetapi ia tidak bisu....

*
**
***

[No proofreading. Typos bersebaran]

Hari itu Nadine akan pergi ke perpustakaan Kota bersama teman-temannya, berharap mendapatkan buku tentang kota yang terlupa itu.

"Nek, aku pergi. Sebelum malam, aku akan tiba di rumah!" Pamit Nadine pada Nenek nya dengan sedikit berteriak karena Nenek nya sedang berada di dapur.

Sudah sekitar tiga tahun-an sejak Nadine pindah ke London. Setelah kedua orang tua-nya meninggal dunia karena kecelakaan, ia pindah dari Manila ke rumah Nenek nya di London. Ia memang cukup dekat dengan Kakek dan Nenek nya, namun dua tahun lalu, Kakek nya meninggal dunia karena sakit. Jadilah hanya dirinya dan Nenek nya yang tinggal di rumah itu, Nenek nya sudah berumur 72 tahun, namun tubuhnya masih bugar.

Nadine melangkahkan kakinya melewati jalan sepi yang biasa ia lewati, dengan lampu jalan redup dan kursi taman tua. Itu adalah satu-satunya jalan untuk keluar masuk perumahan pinggir Kota tempat ia dan Nenek nya tinggal. Para tetangganya memang jarang di rumah dan jarang membuka pintu, itu menambah kesunyian di perumahan itu. Apalagi orang-orang di London berbeda dengan Manila, mereka tidak suka tersenyum, bila tidak saling mengenal.

Siang itu langit cerah; namun saat Nadine melewati jalan sepi itu, langit nya mendadak mendung, hembusan angin serasa berbisik dan hawanya dingin.

Nadine mencoba tak menghiraukan itu semua, ia adalah gadis pemberani, pikirnya. Dengan riang Ia melangkah kecil dengan sedikit lompatan dari satu genangan air ke genangan air lain di jalan itu dengan kaki polosnya, sepasang sepatunya kini berada di kedua tangannya. Semalam turun hujan, dan beberapa genangan air masih belum kering.

Hal sederhana itu telah cukup membuatnya tersenyum dan tertawa kecil, sampai ia tak sadar bila ada yang sedang memperhatikan nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hal sederhana itu telah cukup membuatnya tersenyum dan tertawa kecil, sampai ia tak sadar bila ada yang sedang memperhatikan nya.

Seorang pria buta tengah duduk di kursi taman itu, "Nona?! Permisi Nona!" Panggil nya.

Nadinepun terperanjat, seingatnya ia tak melihat siapapun duduk disana tadi. Ia pun menyahut "I..iya, apa Tuan memanggilku?"

Pria itu tersenyum seraya mengangguk, lalu menggerakkan tangannya agar Nadine mendekat.

Di mata Nadine, penampilan pria itu cukup aneh. Pakaiannya serba hitam. Dia juga mengenakan kaca mata hitam, dan di dekat nya ada seekor Gagak.

 Dia juga mengenakan kaca mata hitam, dan di dekat nya ada seekor Gagak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now