Chapter 13 - Visiting

497 69 28
                                    

....Sebuah kata sederhana namun menyimpulkan ikatan hangat....

*
**
***

[No details proofreading.]

Sore itu, sudah hampir petang. Jam pelajaran Nadine telah selesai, ia berjalan bersama teman-temannya keluar gerbang kampus untuk pulang bersama.

Namun, matanya Nadine terbelalak ketika melihat seseorang yang sangat ia kenal telah menunggunya di sana.

"Nad, apakah dia atasanmu yang buta itu?" Bisik Bella yang tengah berjalan bergandengan dengan Nadine.

"Iya, kau benar." Nadine membenarkan.

"Apa ia ingin menjemputmu, Nad?" Usut Shawn juga dalam bisik.

Nadine menatap ke arah wajah teman-temannya. Mereka semua menunjukkan ekspresi penuh tanda tanya.

"Mungkin.." jawab Nadine ragu.

Nadinepun berjalan mendekati James yang sedang berdiri di samping mobil dengan tongkatnya. Terang saja ia buta di kala matahari masih menerangi tanah.

"James..?" Sapa Nadine.

"Nadine, ayo ikut aku ke suatu tempat." Ajak James.

"Hah? Kemana?" Usut Nadine.

"Akan kuberitahu nanti.. ayolah.."

"Eh, tunggu dulu! Aku ingin berpamitan dengan teman-temanku dulu."

"Baiklah..." Sahut James.

Nadinepun kembali ke tempat teman-temannya yang sedang memperhatikannya.

"Baiklah, aku akan pulang bersama atasanku. Sampai jumpa." Pamit Nadine.

"Sampai jumpa, Nad." Sahut teman-temannya.

Belum lagi mereka sempat sedikit mengusut Nadine, ia sudah pergi meninggalkan mereka dan masuk ke dalam mobilnya James yang dikendarai oleh Oculus.

Sepeninggal Nadine.

"Hei, aku rasa mereka punya hubungan lebih dari atasan dan bawahan." Celetuk Mia.

"Aku juga merasa begitu, tapi Nadine itu sangat hebat, ia mau menerima seorang pria buta." Timpal Bella.

"Sudah, sudah, jangan membuat sembarang spekulasi..!" Tukas Shawn.

"Ada apa denganmu, Shawn? Kau cemburu?" Usut Mia.

"Diamlah..!" Titah Shawn, membuat Mia dan Bella menahan tawanya.

***


Sedangkan di tempat lain. Tepatnya, di Mobilnya James.

"James, kita sebenarnya akan ke mana?" Selidik Nadine.

"Aku ingin mempertemukanmu dengan para shapeshifters yang ada di London. Mereka hidup bagai manusia biasa.." ungkap James.

"Wuah.." decak Nadine. "Apakah mereka adalah orang-orang yang sama dengan yang kita temui kemarin?"

"Sebagian iya, dan sebagian lagi tidak."

"Oh.. Mm.. lalu, apa yang harus aku katakan ketika bertemu mereka?" Nadine nampak gugup.

"Jangan gugup, Nad. Mereka sama saja dengan keluargaku. Kau tak perlu canggung juga, bersikap biasa saja. "

Lama James hidup dengan pandangan bahwa ialah shapeshifters yang tersisa. Kini ia tahu bahwa ia tidak sendirian. Sungguh ia merasakan sesuatu yang sulit untuk dijelaskan. Akan tetapi, intinya, dia bahagia.

Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now