Chapter 17 - Berusaha pulih

454 70 43
                                    

....bagaikan mimpi, kejadian itu menjadi bagaikan mimpi. Karena dirinya memerintah otaknya untuk melupakan kejadian itu....

*
**
***

[No details proofreading. Jadi, jika ada kesalahan penulisan ataupun cerita, jgn sungkan untuk memberitahukan author. Thx.]

Pagi itu, saat langit belum nampak biru. Masih lembayung sendu dan sedikit jingga. Sepasang mata mulai terjaga.

Mata itu miliknya Nadine, beberapa kilatan ingatan kejadian sewaktu ia berlibur begitu membuatnya tertekan, depresi, dan marah. Sehingga otaknya berusaha melupakan dan menghapus bayangan itu.

Trauma. Ia menjadi trauma, alam bawah sadarnya menghapus ingatannya akan wajah pria yang menyentuhnya, bahkan apa yang mereka lakukan nampak samar. Sehingga, ia ragu, ia sebenarnya benar-benar sudah melakukan 'itu' atau ia hanya bermimpi? Tapi, sungguh ia tak ingin mengingatnya.

Nadine melihat ke arah jam di ponselnya, masih pagi buta. Sebenarnya hari ini ia masuk kuliah, tapi ia sungguh tak ingin keluar rumah dan bertemu siapapun, bahkan kalau bisa ia tak ingin keluar kamar.

Pagi itu, masih banyak waktu untuknya jika ia ingin tidur kembali. Tapi, matanya sudah tak ingin terpejam.

"Aku hanya ingin tidur kembali." Gumamnya.

Apalah daya, Nad? Kau harus terjaga. Nadine kemudian hanya berbaring saja seraya menatap langit-langit kamarnya. Tak berapa lama, ia teringat sesuatu tentang semalam.

"Bukankah semalam turun hujan?" ... "Apakah ada yang menemaniku semalam?"

Nadine tak bisa mengingat kejadian semalam saat traumanya kambuh. Itu semua karena otaknya menghapus kejadian itu agar ia tak kembali berteriak karena traumanya.

Untung saja semalam James menggunakan kekuatannya untuk membuatmu tertidur. Jika tidak, entah sampai kapan Nadine akan berteriak seperti itu.

***


"Nadine!" James langsung meraih tubuhnya Nadine dan memeluknya di atas ranjang. "Ini aku!"

"Jangan sentuh aku! Lepaskan!" Nadine meronta.

"Kekuatan racun succubus itu benar-benar membuatnya seperti orang mabuk saat itu. Ia pasti kesulitan mengingat semuanya saat ini." Pikir James.

Nadine terlihat menyedihkan James berhenti berusaha menyentuhnya. Iapun berhenti berteriak, namun tangisannya masih ada. Ia memeluk kakinya dan menenggelamkan wajahnya di antaranya.

"Ada apa, Nadine? Kau takut padaku?" Usut James.

Nadine tak ingin memandang ataupun menjawab James. Saat itu, James sadar jika Nadine benar-benar terguncang. Ia tak tega dan penuh sesal. Apalagi, ia tak bisa menyembuhkan trauma dengan kekuatan sihirnya.

"Tapi, aku bisa membuatmu tenang malam ini.." bisik James.

Jadi, dengan kekuatannya, James membuat Nadine tenang dan juga membuatnya tertidur.

"Aku tak ingin kau membenciku.." bisik James lagi.

Ia lalu menemani Nadine malam itu, berbaring di sampingnya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya kepada Nadine.

Entah, apa yang ada di dalam mimpinya Nadine, ia tiba-tiba memeluk James di dalam tidurnya.

Ketika pagi mulai menjelang. Tepat sebelum James kehilangan penglihatannya. Ia segera pergi.

Dari Balik Mata Sang GagakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang