Chapter 6 - Misteri Senyuman

489 70 46
                                    

...Senyuman penuh misteri. Seperti menyiratkan sejuta arti. Namun, tiada yang mengerti. Kecuali dirinya sendiri....

*
**
***

[No details proofreading.]

Nadinepun membersihkan rumah tua itu. Namun hanya sebagian, karena banyak ruangan yang terkunci.

Walaupun, begitu. Rumah itu masih terasa luas bagi Nadine. Untung saja ada sebuah vacuum cleaner, yang sepertinya sudah lama tidak digunakan.

Setelah selesai. Sudah sangat sore. Nadinepun teringat bahwa ia harus membangunkan James.

Nadinepun mengetuk pintu kamar James. Beberapa kali sembari sesekali menyeru namanya. Namun, tak juga ada jawaban. Iapun memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar tersebut.

Perlahan Nadine melangkahkab kakinya masuk ke dalam kamar itu.

"Kamar ini sunyi, senyap, remang, dan dingin.." gumam Nadine.

Perlahan ia melihat James yang sedang tertidur di atas ranjangnya yang luas. Didominasi warna hitam dan merah. Dengan pencahayaan seadanya dari ventilasi.

Wajahnya James terlihat pucat pasi, Nadine sampai-sampai mengira bahwa James sedang sakit.

"Ja.. James.." seru Nadine, sambil menggerakkan tubuhnya James. Namun, belum ada respon, bahkan James tak terlihat hidup. Nafasnya seperti tidak ada. "Ya Tuhan, ia tidak bernafas!" Nadine terkejut. "James!"

"Ada apa?" Sahut James pelan yang terbangun karena teriakan Nadine.

Sebenarnya James memang seperti itu. Oleh karena itu, Oculus selalu menyuruh Tuannya itu untuk beristirahat, karena jika terlalu banyak melakukan sesuatu ia akan kehabisan tenaga, dan akan tidur seperti orang mati. Maklum saja, darahnya tidak murni. Oleh karena itu ia butuh Nadine, darahnya dapat menyelamatkan James. Namun, James telah berkata kepada Oculus, jika ia tak ingin memaksa Nadine. Ia ingin Nadine memberitahukan darahnya secara sukarela.

"James!" Nadine memeluk James setelah tau bahwa James baik-baik saja. "Ma.. maaf.." sesalnya karena refleks memeluk James. "Tubuhnya dingin sekali.. bagaimana bisa?" Decaknya dalam hati.

"Tak apa, Nadine. Ada apa kau membangunkanku?"

"Mmm.. ini sudah sore, aku hanya ingin mengajakmu minum teh. Lagipula, kau tidur siang lama sekali, aku takut jika terjadi sesuatu padamu.." ungkap Nadine.

James tersenyum, di kegelapan, hanya sebaguan tubuhnya yang nampak. Sedangkan bagian matanya terlindung bayangan. "Baiklah, ayo.. tapi bisakah kau ambilkan kacamataku?" Pintanya.

"Sebentar.." Nadinepun meraih sebuah kacamata hitam di atas nakas dengan warna kayu gelap kemerahan, dan bukan karena pernis ataupun cat. Itu warna alami kayu itu.

"Apa kau menemukannya?" Usut James.

"Iya, aku menemukannya.." jawab Nadine. "Tapi.. ng.. kita sedang berada di rumahmu. Sebaiknya, kau tidak perlu menggunakan kacamatamu, James."

"Tidak, aku harus mengenakannya. Karena warna mataku bisa membahayakan orang lain."

"Membahayakan?" Nadine heran. Maklum saja ia belum tau jika James adalah seorang shapeshifters.

"Iya.." jawab James.

"Kenapa? Bukannya hanya sepasang mata? Bagaimana bisa itu berbahaya bagi orang lain?" Usut Nadine lagi.

"Kelak kau pasti akan tahu, tapi tidak sekarang."

Bukannya takut, Nadine malah semakin penasaran dengan matanya James.

Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now