Chapter 25 - Gemericik hujan malam itu

612 54 47
                                    


"...samar-samar mulai terlihat, rahasia yang tersembunyi..."

*
**
***

*Zrash.....!

*ketipak... Ketipuk..!

Cuaca muram di kala petang itu. Suara hujan semakin membahana menyamarkan suara lainnya. Satu demi satu, tetes demi tetes air hujan berlomba terjatuh dengan cepatnya dari atas langit. Pohon-pohon di bukit itu saling berayun berkesinambungan seakan menyambut datangnya hujan dengan suka cita.

Dingin. Kini dua insan saling berbagi kehangatan dalam pelukan di atas peraduan mereka. Berbagi hirupan udara lembab di hujan malam itu. Nadine yang baru memejamkan mata di pelukan James membuka matanya perlahan, ia pun mendongak mencari wajah sang suami. Cahaya redup dari pencahayaan bulan lewat jendela kamar yang terbuka dengan percikan hujan yang membahasi sekitar jendela. Walaupun remang, ia dapat melihat jelas lekukan garis dagu dan hidung tajam sang suami. "Sungguh sempurna.." Itulah yang ia pikirkan malam itu.

James jarang di rumah di kala malam, namun malam ini ia tak kemana-mana membuat sang istri bahagia. Nadine juga tak tau mengapa ia bisa merasa sebahagia itu saat mengetahui jika malam ini, ia tak akan tidur sendirian, malam ini ia tak akan kesepian. Ia pikir, mungkin karena hormon kehamilannya. Yah, walaupun ia tak yakin jika pagi nanti saat membuka mata, apakah sang suami masih akan berada di pelukannya, karena sang suami biasanya sudah pergi mengurus tugasnya sebagai 'Sang Raja' di kala shubuh.

*de..gar!

*ce..tar!

"Ukh!" Nadine mencengkram bajunya James dan menenggelamkan wajahnya di dada sang suami ketika cahaya petir berikut suara gemuruhnya menggema di langit malam itu.

"Apa kau ingin aku menutup jendelanya?" Tanya James sambil mengelus puncak kepala sang istri yang berada di pelukannya.

"Hm..!" Sahut Nadine dengan anggukkannya

"Baiklah."

Perlahan James melepas pelukan tangan kanannya dari Nadine. Ia lalu mengarahkan jari telunjuknya ke arah jendela, setelah itu ia menarik jarinya. Seketika, sepasang daun jendela itu mengikuti jarinya dan tertutup keduanya.

"James.." Lirih terdengar suara panggilan Nadine di antara riuhnya suara hujan.

"Uhm.." Sahut James dengan deheman.

"Apa besok pagi kau akan diam-diam pergi seperti biasanya?"

Diam James sejenak sebelum menjawab pertanyaan itu. "Kenapa? Apa kau ingin aku menemanimu sarapan?"

"Mm.. Ya, kalau bisa begitu, aku akan sangat senang.." Jawab Nadine pelan.

"Kalau begitu, aku akan pergi setelah sarapan."

Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now