Chapter 4 - Di bawah gelapnya langit

528 71 23
                                    

....di bawah kaki langit, mereka mencari sesuatu yang tak pasti....

*
**
***

[No details proofreading.]

Kini semuanya telah berkumpul di dalam mobil Kakek nya Shawn, dan yang menyetir adalah Russell, kakaknya Mia.

Mereka sudah beberapa kali bertemu dengan Russell, namun baru kali ini mereka semua sedekat ini dan berbincang.

"Kak Russell, ku dengar kau adalah calon dokter hewan ya?" Tanya Bella sedikit basa-basi, ia tengah duduk di samping kursi supir.

"Iya, Bella" jawab Russell yang sedang menyetir.

"Jangan menggoda Kakakku, Bella!!" Ujar Mia.

"Ih.. aku hanya bertanya, Mia!"

"Mia, biarkan dia berbincang denganku. Kau diam saja..." Timpal Russell.

"Tapi, kita bisa tersesat jika kau terlalu banyak bicara..!" Ungkap Mia kepada kakaknya.

Keduanya bertatapan sengit.

"Hei! Hei! Kita bisa kecelakaan jika yang menyetir malah melihat ke belakang!" Teriak Shawn.

Russell tersadar lalu kembali melihat ke depan kemudinya.

Mia bersandar ke jok mobil itu. Shawn duduk di tengah dan sebelah kirinya adalah Mia dan kanannya adalah Nadine.

Mia melipat tangan nya, wajahnya terlihat kesal.

"Mia, jika kau sering marah-marah begini maka wajahmu akan lebih cepat tua.." Ujar Nadine.

"Benar apa yang dikatakan Nadine, Mia. Kau harus mengurangi itu, kau itu mudah tersulut emosi.." timpal Kakak nya dari balik kemudi.

"Baiklah, tapi bisakah kau diam! Sebaiknya kau tidak usah bicara padaku lagi, dan perhatikan saja jalannya. Kita bisa tersesat karena dirimu..." Balas Mia kepada kakaknya.

Kedua kakak beradik ini memang sering bertengkar, membuat Nadine, Shawn, dan Bella yang menyaksikan itu semua hanya bisa menggelengkan kepala.

**

"Kak Russell, apakah bensin kita masih cukup untuk pergi ke kota itu?" Tanya Shawn.

"Oh Tidak! Kau benar Shawn, seharusnya kita membawa bensin cadangan. Sepertinya mobil ini tidak akan sampai ke tempat tujuannya Kita. Karena seingatku, kota itu cukup jauh.." jawab Russell.

"Kenapa tidak jalan terus saja, siapa tau di depan saja ada pom bensin.." Saran Bella.

"Tidak mungkin, Bella. Sedari tadi saja Kita tidak menemukan satu pun rumah. Jika Kita teruskan maka mobil ini akan terhenti di tengah antah berantah, bahkan sekarang saja sinyalnya sudah tidak ada..." Ucap Russell.

Suasana sepi itu membuat Bella merinding. "Kau benar, Kak. Aku rasa sebaiknya kita kembali saja..."

Nadine menatap ke arah luar jendela, langit nya mulai gelap. Tapi  hujan tak kunjung turun, "ah.. sepertinya Kita memang harus benar-benar kembali besok. Dengan persiapan yang lebih lengkap, lihatlah cuacanya saja tidak mendukung Kita.." Saran Nadine.

"Baiklah... Ayo Kita sepakat kembali besok..." Timpal Shawn.

Di lain tempat,

"Bagaimana, Oculus?" Tanya James lewat telepatinya.

"Mereka sepertinya kembali, Tuan. Hari ini mereka belum berhasil menemukan kota itu" lapor Oculus.

***

Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now