Chapter 21 - Meminta restu..

709 73 38
                                    

....tak mungkin seseorang bisa menjanjikan kebahagiaan. Seharusnya, mereka hanya bisa berusaha. Lakukan saja dan jangan berjanji...

*
**
***

[No details proofreading.]

*Tok.. tok.. tok..!

James mengetuk pintu kamar mandi yang berada di kamar tidur yang ia sebut sebagai kamar miliknya dan Nadine.

"Nadine, apakah kau sudah selesai?" Tanyanya sehabis ketukan itu.

"Sebentar lagi!" Sahut Nadine dari dalam kamar mandi.

James memerintah Terra untuk menuruti apapun yang Nadine pinta. Nadinepun meminta Terra membawakannya semua perlengkapan mandi, berias, dan juga pakaiannya.

Nadine kira Terra akan lama, ternyata ia hanya butuh waktu sebentar dengan bantuan shapeshifters lainnya. Dan untung saja semua shapeshifters yang membantu adalah perempuan. Nadine akan malu dan marah jika ada pria yang memegang pakaian dalamnya, walaupun mereka shapeshifters.

Setelah beberapa saat. Setelah menunggu hampir satu jam. Akhirnya Nadine keluar dari kamar mandi.

"James! Bagaimana penampilanku?" Nadine bertanya dengan riangnya. Padahal sebelumnya ia sangat marah kepada James. Ternyata memang benar jika suasana hati seorang wanita hamil bisa dengan cepat berubah-ubah.

"Hah? Kau terlihat bahagia." Jawab James kemudian dengan pandangan kosongnya.

Seketika Nadine menjadi cemberut, hanya itukah yang James bisa katakan? Padahal ia sudah berias agar terlihat cantik di mata James, yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

"Hanya itu?" Usut Nadine kembali.

"Oh, iya." James mendekati Nadine, lalu berkata. "Kau harus mengenakan jaket agar tak kedinginan.." ucapnya seraya memakaikan Nadine jaket miliknya.

Nadine kecewa, ia kira James akan memuji kecantikannya. Apalah daya, James memanglah bukan manusia yang memuji kecantikan dari para wanita. Itulah yang Nadine pikirkan.

"Ya sudah! Ayo pergi!" Tukas Nadine ketus.

"Tunggu dulu, Nad." Tahan James.

"Ada apa lagi?!"

"Maaf, tapi apa kau lupa jika aku buta di siang hari?" Usut James.

Nadine merasa bodoh ketika teringat akan hal itu. Bagaimana James bisa tau riasannya jika ia buta.

"Ti.. tidak! Aku tidak lupa!" Sangkal Nadine "Ayo  kita pergi!"

"Baiklah, tapi sebelum pergi, beritahukan aku dulu, apa yang pertama harus kita persiapkan?"

"Huh.. baiklah.." Nadinepun mendengus kesal, inilah nasibnya jika menikahi yang bukan manusia. "Pertama-tama ialah cincin. Kemudian keperluan lain seperti gaun pengantin, gedung pernikahan, pendaftaran pernikahan.. dan lainnya. Tapi, sebelum semua itu, kau harus meminta izin dari keluargaku terlebih dahulu. Jika keluargaku tak mengijinkanmu menikahiku, maka kau tak bisa melawan."

"Kenapa aku tidak bisa?"

"Ya, karena... Umm..." Sulit untuk Nadine jelaskan. "..karena di dunia manusia, kau harus menghormati perintah dari orang yang lebih tua khususnya di dalam keluargamu."

"Tapi, aku bukan manusia.."

"Tapi! Aku manusia!" Sela Nadine kesal akan sahutan James yang tak berujung membuatnya sakit kepala.

James menyadari kekesalan Nadine. "Baiklah, setelah membuat cincin untukmu, mari kita temui Nenekmu."

Jamespun mengulurkan tangannya agar Nadine menyambutnya. Namun, butuh beberapa menit bagi Nadine sampai ia menghilangkan rasa kesalnya, lalu meraih dan menggandeng lengannya James.

Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now