Chapter 22 - Wedding night

735 77 52
                                    

Redup matanya kian terjaga untuk menikmati malam yang panjang....

*
**
***

[No details proofreading.]

Dua hari kemudian. Malam itu.

James dan Nadine kembali ke tempat Ralph, untuk mengambil pesanan cincin mereka. Mereka sengaja datang di malam hari agar James dapat melihat sepasang cincin tersebut.

"Bagaimana?" Tanya James singkat dengan wajah datarnya.

Rupanya Ralph sudah tau jika keduanya akan datang. Jadi, ia telah menyiapkan cincin yang mereka pesan.

"Sudah siap, Tuan. Hamba mencampurnya dengan batuan yang berasal dari gunung yang disinari cahaya bulan sepanjang tahun."

Ralph memperlihatkan sepasang cincin tersebut kepada keduanya.

"Hamba juga menambahkan campuran mawar hitam yang membeku dari negeri atas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hamba juga menambahkan campuran mawar hitam yang membeku dari negeri atas." Lanjut Ralph.

James lalu meraih cincin dengan bunga mawar itu dan mencobanya di jari Nadine. "Ukurannya tidak besar, tapi ini pas di jarimu. Bagaimana? Apakah kau suka?"

Nadine sungguh bahagia melihat cincin itu di jarinya. Sungguh indah di matanya, warna hitam berkilaunya nampak seperti bulu gagak saat James berubah menjadi gagak, ketika terkena sinar bulan. Namun, sebisa mungkin ia menyembunyikan perasaan bahagianya itu. "Walaupun ukurannya lebih kecil dari yang ini.." Ia menunjuk cincin sebelumnya di jarinya yang lain. "Tapi aku suka.." Lanjutnya.

"Baguslah kalau begitu, jadi kita tak perlu membuat ulang." Sahut James.

"Eh tunggu dulu.." Nadine meraih cincin pasangannya. "Ini harus dicoba ke jarimu juga..." Ia lalu meraih tangannya James yang terasa dingin lalu memakaikan cincin itu ke jarinya James.

"Kalau begini kita tak perlu ke altar karena kita sudah saling bertukar cincin.." Ucap James santai dan tiba-tiba.

"APA?! Tidak!" Nadine lalu segera melepas cincin tersebut dari jarinya James.

Ralph berusaha menahan tawa melihat keduanya. Walaupun ia adalah seorang Shapeshifter seperti James. Namun, ia hidup berbaur dan tidak terisolasi seperti James. Ia mengerti perkembangan teknologi dan lainnya.

"Kau ini terlalu lama mengurung diri, James! Kau tak mengerti apapun tentang manusia! Harusnya kau mencoba mencari tahu.." Celetuk Nadine kesal.

"Benarkah begitu?" Sahut James.

"Maaf menyela, tapi Tuan Putri, Tuan Raja kami ini memang tak terlalu mengerti tentang manusia. Beliau sudah lama hidup sendiri dan hanya ditemani pengawalnya. Hidup terisolasi tanpa tau jika kaumnya masih hidup atau tidak. Namun, ia tetap berusaha bertahan dan akhirnya menemukan dan melindungi kami." Sela Ralph.

Dari Balik Mata Sang GagakWhere stories live. Discover now