Chapter 19 - Siapa Ayahmu?

627 63 36
                                    

.... bahkan iblis juga bisa menangis....

*
**
***

[No details proofreading. Jadi, jika kalian menemukan kesalahan tulisan atau alur jgn sungkan utk memberitahukan author. Thx.]

"Astaga! Nadine!" Mereka semua benar-benar terkejut. Apalagi Nadine.

"Hiks!" Air matanya Nadine mulai menetes. "Hiks.. ba.. bagaima..na ini? Hiks.. a.. apa yang ha.. rus aku la..kukan?" Suaranya terbata, dan bergetar, begitupun tubuhnya yang bergetar karena ketakutan.

"Nadine! Katakan padaku, siapa pria itu?!" Desak Shawn dengan keras.

Nadine yang sedang ketakutan itu hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tubuhnya semakin bergetar. Lalu saat ia sadar bahwa Shawn tengah memegang lengannya, iapun refleks berteriak. "Lepaskan aku!!!"

"Hentikan! Shawn! Apa kau tidak lihat?! Nadine sedang ketakutan, traumanya bisa kembali lagi nanti!" Cetus Mia.

"Arrggh!" Shawn geram sampai-sampai ia meremas rambutnya sendiri. Lalu, ia pergi keluar dari kamarnya untuk menenangkan pikirannya. Untung saja kakeknya sedang tidak ada di rumah.

Saat Bella ingin menyusul Shawn. Mia menghentikannya dan berkata. "Biarkan saja dia. Dia butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Sekarang yang terpenting kita harus menenangkan Nadine dahulu."

"Baiklah..." Sahut Bella.

Mia dan Bellapun berusaha menenangkan Nadine. Keduanya bergantian merangkul memeluk dan mensehati Nadine.

***


Tak terasa sudah hampir petang. Mereka bahkan tak ingat jika telah melewatkan makan siang. Dan sampai petang, Nadine tak juga menyebutkan nama pria yang telah menidurinya.

Bella dan Mia sepakat untuk mengantarkan Nadine pulang. Ia mungkin belum siap sekarang.

Sedangkan, Shawn memilih untuk menyembunyikan dirinya dari Nadine, karena ia tak sanggup melihat Nadine yang begitu menyedihkan. Padahal, Nadine sudah mulai tenang.

Mia dan Bella bermaksud pergi membawa Nadine pulang. Sebelum itu, mereka ingin berpamit kepada Shawn. Saat itu, mereka tak sadar jika Nadine melihat Shawn juga.

Saat itu, Nadine merasa tak enak hati kepada Shawn. Apakah Shawn adalah pria malam itu atau bukan. Tapi, hatinya mengatakan padanya bahwa Shawn bukanlah pria yang sedang bersamanya waktu itu.

Nadine teringat jika Shawn selalu memanggilnya dengan sebutan 'Baby', jika hanya ada mereka berdua. Namun, malam itu Shawn bertingkah seperti bukan Shawn. Ditambah lagi, tatapan dan genggaman tangannya Shawn di malam kejadian itu terasa dingin di kulit, tetapi terasa hangat di hatinya Nadine. Lalu, bagian terpentingnya di malam itu ialah, ingatan samar-samarnya setelah meminum coklat panas itu. Semua terlihat samar, tetapi Nadine merasa yakin jika itu bukan Shawn.

Shawn menatap ke arah Nadine yang secara kebetulan juga menatapnya pada saat itu. Nadine refleks mengalihkan pandangannya.

Setelah berpamit, Mia dan Bella menunggu taksi di depan rumah Shawn, karena Shawn tak bisa mengantarkan mereka.

***


Beberapa menit kemudian, sampailah Nadine kerumahnya. Dan hari sudah gelap. Mia dan Bella hanya berkata kepada Neneknya Nadine, jika Nadine mengalami sedikit kambuh hari ini. Mereka menyembunyikan kenyataan bahwa Nadine tengah mengandung saat itu.

Sebelum pergi, mereka sempat berbisik kepada Nadine, bahwa mereka akan mengunjungi Nadine besok. Dan Nadine tak menjawab ia hanya mengangguk saja.

Saat Mia dan Bella sudah pergi, Nadine memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Namun, sebelum sempat menaiki tangga ke lantai atas. Sang Nenek menghentikannya.

Dari Balik Mata Sang GagakNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ