Chapter 6
Jamie's P.O.V
Aku menarik panjang nafasku, mempersiapkan untuk menghadapi latihan terakhirku. Latihan sebelum misi pertamaku. Misi yang sebenarnya terlalu besar untuk seorang pemula sepertiku.
Apa boleh buat. Kehadiranku disana memiliki. Dan ditambah lagi, ada seseorang yang penting bagiku, menungguku disana.
"Catherine, kamu sudah siap?" tegurku, melihatnya yang sedang mengisi ulang pistolnya.
"A-ah ... iya, aku siap." Balasnya agak canggung.
Semenjak hari pertama kita berlatih, dia mulai bertingkah tidak seperti dirinya. Terutama saat kejadian saat hari pertamaku menginap di rumahnya. Yah, tidak apa-apa lah. Setidaknya dengan begitu aku merasa lebih dihargai.
"Ini adalah latihan terakhir kalian. Jangan sampai kalian mengacaukan ini." Ujar Kak Reinhart mengingatkan.
"Dimengerti." Balasku kompak dengan Catherine.
Untuk latihan kali ini, aku dan Catherine didampingi tujuh anggota elit pasukan penyerbuan yang dipimpin oleh tidak lain selain Kak Reinhart. Itu membuat pasukan penyerbuan ini berjumlah 10 orang.
"Simulasi dimulai!" sahut sistem ruangan.
Ruangan ini lambat laun berubah menjadi membentuk seperti markas bawah tanah. Kata Pak Hilton, simulasi ini dibuat semirip mungkin dengan markas milik Red Sync dengan informasi sesuai yang didapatkan dari anggota-anggota intel organisasi.
Kami langsung ditempatkan di dalam markas tersebut. Perihal penerobosan sudah kami lakukan di latihan sebelumnya.
Misi kami ada tiga. Satu, menghentikan mesin pengendali pikiran itu dan dua, menyelamatkan orang-orang yang diculik oleh mereka. Dan yang terakhir, menangkap CEO dari perusahaan ini.
Sebuah lorong dengan beberapa persimpangan terlihat sepanjang mata memandang.
Deretan orang-orang bersenjata selongsong panjang menghadang kami, "Kami dari organisasi intelejen kerajaan, memberikan peringatan terakhir! Mohon turunkan senjata kalian dan biarkan kami lewat!" ujar Kak Reinhart.
Setelah kalimat tersebut, merekapun mulai menembaki kami. Aku dan Catherine yang pertama merespon serangan mereka menggunakan tehnik sihir kami. Aku menghentikan peluru mereka dan disusul oleh Catherine yang menembakkan Barrier miliknya. Pasukan elitpun yang menghabisi mereka.
Kamipun melanjutkan penyerbuan kami. Beberapa pasukan elit maju terlebih dahulu, memeriksa tiap persimpangan lorong. Mereka semua mendapatkan sambutan semburan peluru dari musuh dan terpaksa mundur dan kembali ke formasi awal.
Kami dikepung dari tiap pasukan musuh yang muncul dari persimpangan. Kali ini, mereka tidak menggunakan tembakan biasa untuk menyerang kami, melainkan menggunakan pelontar granat dan bahkan RPG.
Meski begitu, sayang sekali. Kami sudah mengenakan pakaian khusus Pak Hilton. Yah, setidaknya replika khusus simulasinya. Senjata peledak seperti itu tidak akan berpengaruh terhadap kami. Tapi, akan lebih baik jika kami tidak terkena sama sekali. Dan disanalah dimana aku bisa menggunakan tehnik sihir yang baru kukuasai bisa kuandalkan.
Sebelumnya aku hanya bisa menghentikan peluru, sekarang aku bisa "mengembalikkan" peluru dan bahkan granat-granat dan roket-roket kecil.
Aku pun menembakkan tehnik sihir tersebut, sepersekian detik setelah mereka menembakkan serangan mereka. Dan, sesuai harapanku. Seluruh serangan mereka berbalik arah dan meledakkan mereka.
YOU ARE READING
Synchronization
Science FictionJamie Anderson, anak remaja berumur 16 tahun yang tinggal di sebuah kerajaan yang bertahan di masa depan. Kemajuan teknologi yang luar biasa membawa juga dampak negatif pada dunianya. Dia ditakdirkan menyelamatkan dunia dari ancaman sebuah perusaha...
