"T-tunggu! Kenapa aku? Kenapa aku yang kalian pilih di antara murid lainnya"
Pak Marcus menatap Kak Catherine, "Catherine, jelaskan dengan benar! Bagaimana dia akan mengerti dengan penjelasanmu itu? Ah, biar bapak yang menjelaskan. Jamie, nak dengarkan bapak. Kamu telah dipilih oleh Departemen Pertahanan Kerajaan sebagai anggota Organisasi Intelejen untuk sebuah misi dimana keputusanmu dapat berdampak besar bagi dunia ini. Alasannya mungkin agak sulit dipercaya, tapi kamulah sebagai garis keturunan Jendral Ksatria Damien Victor yang mewarisi kekuatan sihirnya."
Damien Victor?! Jendral ksatria kerajaan yang mengalahkan raja iblis itu? Dalam catatan sejarah hanya dia satu-satunya orang yang berhasil mengalahkan raja iblis sendirian dengan senjatanya "Pedang Para Bintang". Mana mungkin aku bisa melakukan itu?
"Ya, memang terdengar gila bagimu, tapi memang itu kenyataannya." Lanjutnya
"Tapi pak, meskipun begitu aku tidak bisa bertarung. Mengangkat pedang pun belum tentu aku bisa."
"Itu bukan masalah. Yang diharapkan oleh kami, ialah potensi sihirmu. Dan tenang saja. Semua itu akan kamu kuasai setelah kamu masuk Organisasi. Jadi, bagaimana?"
Aku terdiam lagi. Ini semua terjadi terlalu cepat. Jika aku menerimanya, entah bahaya apa yang menantiku di sana. Jika kutolak, entah akan jadi apa dunia ini.
"Baiklah, bapak beri waktu hingga siang. Pikirkan baik-baik. Silahkan kembali ke kelas."
"Ba-baik, saya permisi dulu."
Aku beranjak dari bangku meja kepala sekolah dan melangkah menuju pintu keluar
"Hei bocah! Jangan kasih tahu siapapun tentang ini. Termasuk garis keturunanmu juga. Awas kalau sampai ada yang tahu." Tegas Kak Catherine
Perkataannya tidak membuatku bicara. Aku sudah tenggelam dalam ribuan pertanyaan yang kutanyakan pada diriku sendiri. Contohnya, bagaimana aku keturunan Damien Victor? Kedua orang tuaku tidak pernah mengatakan apa pun tentang hal itu. Apakah mereka menyembunyikannya dariku? Atau mereka benar-benar tidak tahu? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang membanjiriku. Oh, tuhan. Berikanlah jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku.
Catherine's P.O.V
"Sudah kubilang pak, dia bukan orangnya. Lihat saja, dia sendiri tidak yakin dengan dirinya sendiri."
Pak Marcus memasang wajah kesal. Menolak keras pernyataan yang kuberikan. Sadarlah, pak! Ini dunia nyata, bukan dunia film atau anime yang dimana tokoh utama tiba-tiba mendapatkan kekuatan luar biasa.
"Ah, masih saja kamu ini! Nanti kamu akan lihat sendiri. Ya, mungkin sekarang dia tidak seperti yang kamu harapkan, tapi lihat saja. Dia akan melampaui harapanmu itu."
Aku menghela nafas. Kakek tua itu...mungkin dia sudah gila. Bagaimana bocah itu bisa menyelamatkan dunia ini? Meski benar dia keturunan Jendral Damien, tidak ada gunanya jika dia tidak bisa bertarung. Sepertinya dia benar-benar harus melihat langsung. Akan kutunjukkan bahwa bocah itu tidak mampu menjalankan misi ini.
Bel sekolah berdering tiga kali. Itulah tanda mutlak waktu pulang. Dan, entah mengapa belnya beriringan dengan sebuah lagu yang kukenal, namun lagu itu diawali dengan suara lonceng, bukan bel. Hm...ada-ada saja
Aku melangkah menuju kantor kepala sekolah. Aku pernasaran apakah bocah tadi masih memiliki segenap tekad untuk datang.
Pintu kantor itu langsung terbuka setelah aku menyentuhnya. Dan, aku tidak percaya. Dia sudah di dalam.
YOU ARE READING
Synchronization
Science FictionJamie Anderson, anak remaja berumur 16 tahun yang tinggal di sebuah kerajaan yang bertahan di masa depan. Kemajuan teknologi yang luar biasa membawa juga dampak negatif pada dunianya. Dia ditakdirkan menyelamatkan dunia dari ancaman sebuah perusaha...
