"Kalian berdua pasti tahu apa yang akan kalian lakukan di ruangan ini." Ujar Pak Hilton.
Ya, kami tahu betul guna ruangan ini. Ruang simulasi dua. Ruangan dimana aku pertama kali duel dengan Catherine secara langsung dan juga tempat pertama kali aku latihan.
"Mulai dari sekarang hingga pukul 10 malam kalian akan menjalankan latihan yang akan diawasi langsung oleh komandan satu pasukan penyerbuan, Reinhart Pendragon."
Tepat setelah namanya disebutkan, dia pun memasuki ruangan ini.
"Maaf, aku terlambat. Aku tidak mengira misi tadi memakan waktu terlalu lama." Ujarnya.
"Aku serahkan semuanya padamu. Tolong didik mereka dengan baik."
"Dimengerti." Balas Reinhart sambil mengangguk.
Pak Hilton pun meninggalkan ruangan ini. Seketika kesenjangan memenuhinya. Aku kerap memikirkan bagaimana Kak Reinhart akan melatihku. Aku khawatir jika dia akan melatihku seperti pimpinan klanku di Bullet Red.
"Jadi, kalian berdua ya. Yah, sebenarnya untuk dasar-dasarnya aku yakin kalian sudah menguasainya. Tapi, ada beberapa lubang dari kalian yang ingin kutambal."
Kalimat itu aneh sekali. Andai pikiranku bermacam-macam aku yakin bisa memikirkan yang tidak-tidak. Aku menoleh ke arah Catherine. Ya, tentunya jika pria idamannya ini yang berkata seperti itu dia seketika terlihat sangat bergairah.
"Ah, maaf. Perkataanku sedikit tidak jelas, ya. Aku sedang iseng-iseng mempelajari kata-kata kiasan."
Sepertinya dia lebih baik belajar cara menempatkan perkataan pada tempatnya.
"Yah, ngomong-ngomong. Kalian belum mengambil senjata kalian ya?" lanjutnya, mengalihkan topik pembicaraan.
Tepat setelah kalimat itu, datang tiga anggota dari bagian riset senjata membawakan tiga koper yang tentunya berisikan senjata.
"Permisi komandan Reinhart. Kami membawa ketiga senjata ini atas perintah Pak Hilton." Ujar salah satu dari mereka.
Tiga meja dengan otomatis muncul di hadapan kami. Koper-koper itu pun diletakkan di atasnya.
"Ah, tepat waktu sekali. Terima kasih banyak..!" balas Kak Reinhart ceria.
Sifatnya sangat periang semenjak aku bertemu dengannya pertama kali. Kupikir seorang komandan akan bersifat tegas dan mengerikan. Aku jadi heran bagaimana dia mendapat jabatannya dengan sifatnya itu.
"Sebelum kita mulai, siapkan dulu senjata kalian. Ingat, hanya gunakan peluru khusus simulasi."
"Mengerti." Jawabku dan Catherine kompak.
Aku pun membuka koperku dan menyiapkan senjataku. Namun, bukan hanya revolver-ku dan pelurunya saja yang terdapat di koper ini. Terdapat juga satu setelan pakaian kantoran dengan model agak futuristik.
"Ah, aku hampir lupa. Kalian juga diberikan satu setelan pakaian khusus tahan peluru, api, kejutan listrik, dan ledakkan. Haha, kedengarannya menakjubkan sekali ya. Tapi tidak akan dipakai kali ini. Pakaian itu khusus untuk hari penyerangan kalian nanti."
"Yah, padahal aku ingin mencobanya. Modelnya terlihat keren sekali." Ujar Catherine sambil menggelar dan melihat-lihat pakaiannya.
"Tidak apa-apa, kamu bisa mencobanya setelah latihan. Aku yakin kamu terlihat cantik memakainya." Puji Kak Reinhart.
"A-ah ... bisa saja kakak~"
Dia tersipu lagi. Aku hanya bisa menghela nafas dan menggeleng-gelengkan kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Synchronization
Fiksi IlmiahJamie Anderson, anak remaja berumur 16 tahun yang tinggal di sebuah kerajaan yang bertahan di masa depan. Kemajuan teknologi yang luar biasa membawa juga dampak negatif pada dunianya. Dia ditakdirkan menyelamatkan dunia dari ancaman sebuah perusaha...
