Catherine's P.O.V
"Ah, bagaimana kau ini. Ini yang kau sebut sebagai pemanasan?" Ujar Pak Hilton, memarahi Kak Reinhart.
"Maaf, maaf. Aku tidak mengira akan seperti ini." Balasnya sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Dia terlalu banyak mengeluarkan tenaga sihir. Apalagi saat dia menggunakan pistol milik Catherine. Tenaga sihirnya dua kali lipat terkuras." Jelas Pak Hilton.
Aku hanya terdiam, memandang bocah itu yang sekarang terbaring di atas ranjang medis. Seperti yang dijelaskan Pak Hilton, dia tidak apa-apa. Hanya kelelahan.
Berhubung dia tidak bisa melanjutkan latihan, aku pun menjalani latihan pribadi. Meningkatkan tehnik sihirku, dan juga kemampuan menembakku.
Selama waktu itu, aku kerap memikirkan Jamie. Aku terus bertanya kepada diriku sendiri, bagaimana dia mempertahankan tekadnya
Jam sekarang menunjukkan pukul 10 malam. Sesuai posisi jamnya, sudah waktunya aku beristirahat. Aku benar-benar kelelahan.
"Anu, Kak Reinhart. Malam ini aku istirahat di kamar berapa?" tanyaku kepada Kak Reinhart, yang ternyata juga penanggung jawab dari "agenda" latihan ini.
"Ah, soal itu ... haha maaf. Seluruh kamar di markas sedang penuh. Aku lupa tentang hal itu." Balasnya sembari menggaruk-garuk kepalanya.
"L-lalu aku dan Jamie istirahat dimana?"
"Hm ... sepertinya tidak mungkin jika kalian menginap di ruang medis. Di rumahmu saja bagaimana?"
A-apa?! Dia serius? Lalu untuk apa aku membawa berbagai perlengkapan dari rumah? Dan ditambah lagi, bocah itu menginap di rumahku?!
"Tenang saja, Jamie tidak akan berbuat macam-macam kok. Dia anak yang baik~." Lanjutnya tiba-tiba.
"Bu-bukan itu yang kukhawatirkan kakak...!" balasku jengkel.
"Lalu apa masalahnya? Wajahmu terlihat cemas."
Ya, aku sangat cemas. Jika aku terus bersamanya, pastinya aku akan kembali mengatakan hal yang sama seperti saat latihan dengannya tadi. Dan, aku harus menangis dihadapannya lagi.
"Me-memangnya kenapa harus rumahku? Bisakah dia kembali ke rumahnya sendiri?" tanyaku, berusaha mencari jalan keluar.
"Jamie tidak aman jika berada di rumahnya sendiri. Ya, kemungkinan sampai hari penyerangan dia harus menetap dirumahmu.
"K-kalau begitu bukannya aku juga dalam bahaya?" tanyaku lagi agak cemas.
"Tidak. Rumahmu aman. Percayakan padaku." Balasnya santai.
Yah, kalau dia berkata seperti itu aku mempercayainya. Sepertinya memang tidak ada jalan keluar. Hanya dengan menceritakannya padanya hatiku yang gundah gelisah ini bisa tenang kembali.
"B-baiklah."
"Jamie hadir! Maaf aku beristirahat terlalu lama...." Sahut Jamie tiba-tiba, menghampiri kami.
"Ah, tidak apa-apa Jamie. Latihan malam sudah selesai kok." Balas Kak Reinhart.
Raut wajahnya terlihat terkejut, "O-oh, begitu ya ...."
"Kalian berdua dipersilahkan beristirahat ke kamar kalian. Ah, maksudku ke rumah Catherine. Jangan lupa mengambil kembali barang-barang bawaan kalian di tempat penitipan." Lanjutnya.
"Tunggu, kita tidak menginap disini?" tanya Jamie heran.
"Iya .... Seperti yang dibilang Kak Reinhart, kamu akan menginap di rumahku." Jawabku menjelaskan.
YOU ARE READING
Synchronization
Science FictionJamie Anderson, anak remaja berumur 16 tahun yang tinggal di sebuah kerajaan yang bertahan di masa depan. Kemajuan teknologi yang luar biasa membawa juga dampak negatif pada dunianya. Dia ditakdirkan menyelamatkan dunia dari ancaman sebuah perusaha...
