Chapter 4 (Part 5)

8 2 0
                                        

            Di Main City, setelah pertarungan berakhir. Aku menatap sinis ke arah Catherine, atau lebih dikenal dengan Angel di tempat ini.

"Ayolah Jamie, ini hanya game. Kamu tidak harus sampai segitunya terhadapku." Balasnya.

"Aku tahu, tapi tidak seperti itu juga..."

"Ah, pemain Top Global tidak seru ya rupanya." Sindirnya dengan memasang muka masam.

"Tunggu tunggu, kalian saling kenal?" tanya Glenn tiba-tiba. Memutus perbedatanku dengan Catherine.

"Ya, dan sebenarnya kamu juga mengenalnya." Jawabku.

"Catherine ya....Catherine yang mana ya..?" ujar Glenn berpikir.

Sontak Catherine memukul kepalaku.

"Bodoh! Aku tidak ingin ketahuan!" bisik Catherine dengan nada tinggi.

"Lu-lupakan saja Glenn! Banyak kenalanmu yang namanya Catherine, kan? Nanti saja kamu pikirkan." Ujarku panik. Entah mengapa aku ingin melindungi identitas sebenarnya.

"Tunggu tunggu....Catherine ketua OSIS? Hm, kayaknya gak mungkin deh."

Bulu kudukku seketika berdiri mendengar nama dan jabatannya disebut. Untung saja dia tidak memercayai perkataannya sendiri.

"Bodo amat, Jamie. Nanti lu kasih tau ke gua." Lanjutnya pasrah.

"O-oke oke." Jawabku setuju.

"Mmm, Glenn. Maaf ya soal barusan. Kamu tidak marah, kan~?" ujar Catherine dengan memansang wajah imutnya. Dasar iblis.

"I-iya tidak apa-apa kok. Lagipula ini cuman game, kan?" balas Glenn, setuju dengan pernyataannya.

"Tuh, temanmu saja mengerti." Sindir Catherine lagi. Ya, cukup disitu. Aku akan memberitahu identitasnya nanti.

"Ngomong-ngomong bentar lagi aku ada urusan. Aku off dulu ya." Lanjut Catherine.

Dia menatap ke arahku dan mengisyaratkanku dengan kepalanya untuk juga keluar. Aku menganggukkan kepalaku sedikit, mengerti isyaratnya.

"Eh, Jamie. Gua juga duluan ya. Ntar kalo kelamaan main gua diomelin nyokap." Ujar Glenn.

Oh, untung saja. Dengan begitu aku lebih mudah meninggalkan permainan ini tanpa dicurigai olehnya.

"Kamu hebat sekali ya dalam permainan ini. Hanya dengan pistol revolver kamu bisa mengalahkan tim saya." Tegur seseorang dari belakangku.

Dia orang yang memakai Grenade Launcher waktu itu.

"Ah, kebetulan saja itu. Haha." Balasku sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalaku.

"Aku sangat tertarik melihatmu lagi di medan pertempuran yang sesungguhnya. Yak, sampai jumpa nanti."

Dengan begitu dia melangkah pergi meninggalkanku. Pertempuran yang sesungguhnya? Apakah itu hanya sebuah metafora, atau.... Ah, aku hanya berlebihan.

Aku pun langsung meninggalkan permainan dengan menekan tulisan Log Out di menu karakter.

Secara perlahan, kesadaranku di dunia ini menghilang dan kembali ke dunia nyata. Aku disambut dengan ringtone hp-ku. Aku pun beranjak dari kasur dan mengambil hp-ku. Sudah kuduga, Catherine menelponku. Aku pun mengangkatnya.

"Jamie, kemana saja kau! Aku sudah menelpon berkali-kali!"

"Aku baru saja keluar, tenang sedikit! Kamu juga tidak mau Glenn mencurigai kita berdua kan?" ujarku membuat alasan.

SynchronizationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang