Aku takut kehilanganmu,
Ku mohon jangan berbicara seperti itu lagi.-Syidad Ilyasa-
🌿🌿🌿
Syidad mengulurkan tangannya, meminta Qolby segera mencium tangannya. Tapi, Qolby tak paham dengan isyarat itu dan berniat bertanya. Dengan keberaniannya, Qolby berbicara berbisik ditelinga Syidad seakan tak mau di dengar orang lain.
"Oo gitu, bilang dong, " ujar Qolby yang kini sudah paham maksud dari suaminya itu.
Dengan ketulusan hatinya Qolby mencium lembut punggung tangan suaminya untuk pertama kali. Sungguh, begitu sejuk hatinya ketika menyentuh tangan Syidad, sebelumnya ia tak pernah sama sekali menyentuh tangan laki-laki, terkecuali tangan kakanya-Arya dan abinya. Ini untuk pertama kali baginya, butuh beberapa menit untuk memberanikan diri menyentuh tangan Syidad. Perlu kita ketahui, padahal mereka sudah sah menjadi suami-istri. Tapi, karena tidak terbiasa maka akan merasa canggung. Begitulah wanita yang terjaga kesuciannya, yang tidak pernah pacaran.
Dengan kelihaiannya, Syidad terus saja membujuk Qolby untuk mencium punggung tangannya. Akhirnya Qolby mengiyakan dan menyentuh tangan itu dan menciumnya lembut. Melihat kejadian itu, para tamu undangan begitu terharu dengan pasangannya muda-mudi ini. Bertemu tak sengaja, dipisahkan oleh keinginan dan dipertemukan kembali oleh takdir. Menjalin hubungan tanpa pacaran dan langsung menikah, sungguh indah sekali kisah cinta mereka.
Kinan, yang berada tak jauh dari Qolby, tak henti-hentinya menggoda Qolby. Sesekali Qolby menatap nanar kearah Kinan, agar dia berhenti menggodanya. Tapi, dengan sikap Kinan yang tak pernah puas membuatnya tak perduli dengan tatapan Qolby yang seakan memintanya berhenti menggoda itu. Ia terus saja mengoceh sampai ia sendiri yang meminta menyudahi, lebih tepatnya sudah lelah.
Syidad tersenyum kearah Qolby, proses pemasangan cincin pun kini dilakukan. Syidad memasang cincin ke jari manis Qolby dengan lembut, pedenya, ia memasang cincin itu tanpa melirik sedikitpun. Pandangannya dari tadi tak beralih dari wajah cantik Qolby.
"Mas, itu jari tengah, "ucap Qolby cekikikan, sambil menutup mulutnya.
Sontak Syidad langsung melirik ke tangan Qolby, benar saja itu jari tengah. Teledornya ia sampai-sampai tak bisa membedakan. Ini akibatnya ia terlalu fokus menatap wajah Qolby, sampai melupakan apa yang sedang ia lakukan. Syidad menggaruk kepalanya yang tak gatal itu, sungguh ia malu.
"Upps, maaf. Aku terlalu fokus sama wajah kamu, sampai lupa natap tangan kamu," sahut Syidad nyengir, kini ia melepas cicin yang berada di jari tengah dan memasangnya ke jari manis Qolby.
Kini giliran Qolby. Dengan lembutnya Qolby memasang cincin itu ke jari Syidad. Tanpa menoleh sedikitpun, takutnya kejadian konyol Syidad beralih kepadanya, cukup Syidad yang begitu dia jangan. Tak perlu memakan waktu yang begitu lama akhirnya proses pemasangan itu selesai, kini tiba saatnya acara sungkeman dan makan-makan.
°°
"Aku boleh manggil kamu, Mas, kan?"tanya Qolby, kini ia duduk di samping Syidad yang asik merapikan tumpukan bukunya di kamar.
Syidad menoleh dan tersenyum, "Boleh dong, kamu kan sekarang istri aku, By."
"Hmm.. kalau panggil Sayang?" Qolby menatap wajah Syidad malu. Kenapa ia terlihat begitu canggung begini, mulutnya seakan tak bisa diajak bekerja sama dengan hatinya.
Kini Syidad duduk dihadapan Qolby dan mensejajarkan tubuhnya. "Kok ngomong gitu sih. Ya, boleh lah, mau panggil honey, money, monkey juga bisa, "ledeknya.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Izinkan Aku Bersamamu✔[Revisi]
Romance[COMPLETED] 𝘋𝘪𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘶𝘢 𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵, 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘢𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘯𝘵𝘶𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘋𝘪𝘢--𝘘𝘰𝘭𝘣𝘺, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢...