Perasaan yang singkat,
namun menuai luka yang begitu hebat.-Syidad Ilyasa-
🌿🌿🌿
Akhir-akhir ini Qolby selalu merasakan sakit kepala, bahkan ia pernah pingsan gara-gara sakit kepala yang hebat. Tapi baginya mungkin hanya faktor kelelahan saja, tak pernah ada niatan untuk mengecek kesehatannya. Bukan karena tak mau, hanya saja ia terlalu sibuk dan tak pernah menyempatkan waktu sebentar saja untuk mengecek kesehatannya.
Katanya, dikasih obat juga sembuh.Lemah,bukanlah sifatnya. Ia selalu berusaha menjadi perempuan yang kuat, terlebih sifat ini sudah ia tanamkan sejak kecil. Sakit apapun yang ia derita tak pernah membuatnya terjatuh. Ada saja cara untuk membuat dirinya bangkit.
"By, kok wajah kamu pucat sayang?"
"Akhir-akhir ini Qolby merasa pusing mi,"ungkapnya lagi sambil memegang kepala.
"Udah minum obat?"Tanya ummi-khawatir.
Qolby tersenyum. "Udah mi,alhamdulillah agak mendingan."
Ummi mengelus dada lembut."Alhamdulillah."
"Sekarang kamu masuk kamar gih dan istirahat, " timpal umminya lagi."Iya mi. "
Perlahan Qolby memejamkan matanya. Sungguh hari ini ia begitu kelelahan, banyak sekali hal-hal yang sukses membuat dirinya tak berdaya seperti sekarang. Qolby benar-benar tak memahami rumitnya kehidupan.
°°
Bintang masih setia membaca surat undangan yang berisikan namanya dan calon istrinya disana, Bintang benar-benar tak sabaran ingin segera menikahinya.
Kebelet nikah.
Sambil menghirup secangkir kopi, Bintang merasakan kehangatan yang begitu sejuk saat berada di halaman rumah ketika pagi hari. Suasana pagi sangat ia sukai, entah apa yang membuatnya begitu menyukai yang pasti ia selalu menanti-nanti suasana pagi dan ingin sesegera mungkin menyapanya.
Semilir angin dan sejuknya pagi berhasil membuatnya terlarut dalam suasana masa kecilnya kembali. Hingga ia tersadar bahwa sembari tadi ada seseorang yang menepuk pundaknya dengan kasar.
"Woy."
Bintang terkejut dan menatap nanar. "Yasa! Sejak kapan kamu disini?"
"Kamu sih ngelamun aja, haha, "ujarnya cengengesan.
Bintang mengangkat alisnya dan perlahan menggeser tubuhnya agak sedikit menjauh dari Yasa. "Lama-lama aku ikut gila kalau duduk disebelahmu Yas.
" Bintang melanjutkan ucapannya, " kamu disitu aja. "
"Okdeh," balas Yasa sambil mengacungkan jempolnya.
"Mau ngapain kesini?" tanya Bintang yang sembari tadi masih asik menatap lelaki berkaos putih itu.
Yasa duduk menopang dagunya ,sesekali menatap Bintang dengan tatapan mengejek. "Nemenin kamu, kan bentar lagi kita jarang ketemu."
"Haha, gitu ya. "
Yasa menepuk punggung Bintang dengan keras. "Iya. "
YOU ARE READING
Izinkan Aku Bersamamu✔[Revisi]
Romance[COMPLETED] 𝘋𝘪𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘶𝘢 𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵, 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘢𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘯𝘵𝘶𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘪𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘋𝘪𝘢--𝘘𝘰𝘭𝘣𝘺, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢...