IAB27 : Sakitku

174 10 4
                                    


Apa salahnya aku mencari kesempurnaan,
Yang tak sempurna berhak aku tinggalkan.

-Bintang Afrizal-

🌿🌿🌿

Senyum merekah dari wajah tampan Syidad, sesekali ia menyapa para pedagang yang lewat disekitaran rumahnya, ia memang ramah kepada siapapun. Sikapnya inilah yang membuat orang menyukai, tidak hanya tampan tapi juga ramah, begitulah kata orang-orang.

Seperti biasanya Syidad berangkat untuk mengajar, 1 jam perjalanan, lumayan juga. Tak dipungkiri Syidad benar-benar tak ingin pindah, ia masih saja setia disana, mungkinkah ada yang membuatnya enggan untuk pindah? Mungkin saja.

Dengan menunggangi motor matic kesayangannya, perlahan Syidad meninggalkan rumahnya. Suasana pagi berhasi menggerogoti jiwanya, serasa damai. Ya, hampir 1 jam Syidad menempuh perjalanan.

Seperti biasanya hal pertama yang ia lakukan adalah menyapa dan membantu Mang Yamin, berulang kali sudah dikatakan bahwa Pak Yamin pun sudah digaji, namun tetap saja Syidad mengulurkan tangannya tanpa pamrih untuk membantu Mang Yamin.  Mang Yamin sudah Syidad anggap seperti Bapaknya sendiri, mengingat Bapaknya telah meninggalnya beberapa tahun silam, jadi wajar saja Syidad seperti itu.

"Mang, saya bantuin ya?"

"Eh nggak usah mas, saya bisa sendiri, "sahutnya mengindahkan tawaran Syidad.

"Nggak papa mang, biasanya kan, saya juga bantuin mamang."

"Kalau masnya maksa, ya saya mau gimana lagi, "sahutnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.

Syidad tertawa kecil melihat ekspresi Mang Yamin. Mengingat, baru pertama ia melihat Mang Yamin seperti itu, biasanya Pak Yamin itu sulit sekali menampakkan ekspresi apapun. Wajahnya yang datar ketika berbicara dan juga ketika hal lucu pun ia tetap tidak memperlihatkan ketertawaannya. Ini benar-benar sesuatu yang langka.

"Maaf mas, saya boleh nanya sesuatu nggak?"

"Silahkan mang, dengan senang hati,"sahut Syidad tanpa menoleh, karena masih sibuk dengan sampah yang ia kumpulkan.

"Maaf mas, mas itu udah nikah atau belum?"

Syidad menoleh,"Menurut mamang?" tanyanya balik.

"Menurut saya sih belum, rang masnya masih muda gitu, ganteng pula. Pasti banyak yang ngantri, " ungkapnya sambil berpikir dan meletakkan telunjuknya ke dagu.

"Bisa aja mamang mah. Saya emang belum nikah mang, tapi dulu saya udah punya calon, eh dianya nikah sama yang lain, " terang Syidad sambil mengangkat kedua bahunya.

"Tapi salah saya juga sih, kelamaan. Dan dia-nya udah dijodohin juga sama orang tuanya. Terpaksa saya mundur alon-alon, "lanjutnya lagi.

"Kaya lagu aja mas, mundur alon-alon, "balasnya  cekikikan. "Harusnya maju tak gentar dong, mas."

"Ya, gitu lah mang. Kalau jodoh mah bakal  balik lagi juga mang ke saya, nikmati aja lah dulu, biar Allah yang atur."

Mang Yamin mengangkat dua jempolnya. "Betul itu mas, salut saya sama mas loh. Terkadang kita itu di tuntut untuk menjadi dewasa ketika menghadapi masalah."

"100% buat mamang," ujar Syidad sambil mengangkat jempolnya.

"Alhamdulillah udah kelar ini mang," ucapnya lagi seraya berdiri.

"Makasih banyak ya mas udah bantuin saya."

"Sama-sama mang, yaudah mang saya permisi dulu yah mau masuk ke dalam, "tunjukku ke arah Kantor.

Izinkan Aku Bersamamu✔[Revisi]Where stories live. Discover now