31| • Rencana ke Bandung

87 24 43
                                    

Lucas

Setelah memastikan mobilku sudah terparkir dengan rapi di halaman rumah, aku langsung keluar dari mobil dan pergi mencari Juna yang sudah pasti sedang nongkrong di kamarnya. Mama tiriku yang merupakan mama kandung Juna sempat memanggilku untuk makan malam tapi aku menolaknya dengan sopan terlebih dahulu. Setelah itu aku langsung bergegas masuk ke dalam kamar Juna tanpa mengetuk pintu.

"Masuk itu ketok pintu dulu, papa kesayangan lo enggak ada ngajarin sopan santun ya?" tanya Juna dengan nada sinis sambil memainkan telepon genggamnya dan rebahan santuy di kasur.

"Yeh, ini juga rumah gue ngapain juga ketuk pintu," jawabku dengan sorot mata tajam menggunakan kata 'lo-gue' kepada Juna. Juna melirikku sebentar dan membalasku dengan memutarkan bola matanya malas.

"Jauhin Aera!" perintahku dengan penekanan pada setiap kata-kata yang kuucapkan.
"Kenapa gue harus jauhin Aera? Gue juga suka sama dia. Kita bersaing sehat aja," ucap Juna dengan enteng.

"Aera udah jadi pacar gue, jadi jangan banyak ngarep! Ntar ni lantai pada banjir gara-gara air mata buaya lo," ucapku sambil menunjuk ubin putih yang saat ini kupijak.

"Sebelum jalur kuning melengkung, gue masi bisa deketin Aera kapan aja," ucap Juna dengan smirk paling menyebalkan menurutku.
"Dan gue yakin, Aera bakal jadi milik gue," lanjut Juna.

"Jangan harap!" bentakku lalu keluar dari kamar Juna dengan membanting pintunya keras.

Aku berjalan menuju meja makan karena perutku yang keroncongan sudah meronta-ronta meminta makan. Aku menemui papa yang sedang duduk disana.
"Tumben papa ada di meja makan, biasanya di ruang kerja mulu," ucapku dengan ekspresi datar menetralisir moodku yang anjlok gara-gara berbincang dengan Juna.

"Proyek papa udah selesai," ucap Arion yang merupakan papaku.

"Nih makanannya udah siap," ucap Adena yang merupakan mama tiriku.

"Terima kasih tante," ucapku membalas perkataan Adena. Jujur saja, aku tidak bisa memanggil Adena dengan sebutan 'mama' karena menurutku, aku hanya memiliki satu mama yaitu mama Bella yang telah dipanggil Tuhan 2 tahun yang lalu. Adena hanya tersenyum menanggapi ucapanku.

"Juna enggak mau makan bareng lagi ya?" tanya Adena kepada aku dan papa.

"Biar aku saja yang panggil dia untuk makan," jawab Arion kemudian berlalu menuju kamar Juna. Tak lama kemudian, Arion kembali dan menggelengkan kepalanya sambil menatap Adena. Adena menghembuskan napasnya berat bagai mengerti dengan pergerakan suaminya itu. Juna memang tidak pernah makan bersama setelah mamanya menikah dengan papaku.

"Pa, tan, aku balik ke kamar dulu ya. Terima kasih makanannya," ucapku setelah makanan yang berada di piringku sudah habis tak bersisa lalu berjalan menuju kamarku.

✨✨

Aera

Aku membaringkan tubuhku di kasur berukuran king size yang berada didalam kamarku. Kamarku yang dominan berwarna pink dan biru pastel ini benar-benar enak dipandang oleh mataku.

 Kamarku yang dominan berwarna pink dan biru pastel ini benar-benar enak dipandang oleh mataku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
ᴀᴇʀᴀ? [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ]Where stories live. Discover now