7| • Rumah Sakit

221 89 103
                                    

Author Pov

Nando segera bergegas untuk pulang ke rumah saat mendengar kabar dari Bi Eda lewat telepon rumahnya bahwa Angel dan Aera baru saja bertengkar hebat. Pantas saja dari tadi Nando merasakan bad feeling. Bad feeling ini hanya terjadi saat ada sesuatu yang buruk terjadi kepada Aera, sepertinya ini yang disebut dengan hubungan sebatin antara ayah dan anak. Nando menyangga kepalanya yang terasa berat di kursi mobil, mencoba mendinginkan kepalanya agar tidak memikirkan hal-hal buruk yang akan dilakukan oleh Aera. Setelah mobil Nando sudah memasuki teras rumah. Nando segera keluar dari dalam mobil dan mencari Angel yang ternyata berada di dalam kamar mereka.

"Kenapa kamu lampiaskan semuanya kepada Aera? Kamu juga tau kalau dia punya trauma dan tempramentalnya buruk!" Nando menaikkan satu okaf nada bicaranya karena benar-benar tidak habis pikir dengan keputusan Angel yang menurutnya terlalu gegabah.

"Kamu salahin aku sekarang!?" Angel bertanya sambil menyisipkan unsur membentak dalam perkataannya. "Kamu pikir sesuatu yang kamu sembunyiin dari aku bisa selamanya tertanam? Ingat ya, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga."

Nando diam. "Dia dimana sekarang?" tanya Nando dengan nada yang lebih tenang setelah menghirup udara panjang-panjang untuk meredakan emosinya.

"Tadi dia masuk ke kamarnya," jawab Angel ketika dapat menetralisir emosinya.

Setelah mendengar jawaban yang terlontar dari mulut Angel, Nando segera berjalan menuju kamar Aera dan mengetuk pintu kamar buah hatinya. Nando mengetuk kamar Aera sambil meneriakkan nama anak tersebut, tapi Aera sama sekali tidak bergeming dari dalam kamarnya.

Perasaan Nando semakin campur aduk saat Aera sama sekali tidak menjawab teriakan Nando untuk ketiga kalinya. Tanpa pikir panjang lagi, Nando segera mendobrak pintu kamar Aera. Setelah pintu kamar Aera terbuka lebar, Nando segera terkesiap saat melihat anak semata wayang yang memiliki hubungan darah dengannya sedang terbaring lemas dengan wajah pucat serta genangan darah yang terus mengalir dari pergelangan tangan kiri Aera, sedangkan tangan kanan Aera menggenggam foto Austie. Ya, Austie adalah istri yang sangat ia cintai sekaligus mama kandungnya Aera.

"Angel siapkan mobil! Aera terluka!" Nando segera menggendong Aera untuk masuk ke dalam mobilnya bersama Angel lalu melajukan mobilnya ke rumah sakit terdekat.

✨✨

"Apakah flight besok bisa diganti?" Nando berbicara dengan telepon genggam yang menempel di telinganya. "Rapat jam 6 malam?" Nando menghembuskan napas yang panjang. "Baiklah, saya akan datang tepat waktu." Nando berjalan ke arah Angel setelah mengakhiri panggilan tersebut. 

"Besok aku harus flight ke Sydney untuk bisnis," ucap Nando sambil memasukkan telepon genggamnya ke dalam saku celana.

"Tapi... Aera?" tanya Angel dari sela-sela tangisnya. "Tolong jaga Aera. Ini benar-benar rapat yang penting. Jika aku tunda, perusahaan bisa dalam bahaya." Nando kembali menghela napasnya dengan panjang. Nando benar-benar tidak mempunyai pilihan lain dan hanya bisa pasrah dengan keadaan.

"Aku akan pulang ke rumah untuk mengemas barang-barangmu ke dalam koper." Angel berdiri, berniat untuk pulang dan mengemas barang-barang yang perlu dibawa oleh suaminya ke Sydney. Tapi niatnya segera terhenti karena Nando yang menahan pergelangan tangannya, "Kamu tunggu Aera disini saja, banyak dokumen yang harus kubawa ke Sydney." Angel menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Nando mengecup puncak kepala Angel dengan singkat lalu berjalan keluar dari rumah sakit.

Setelah Nando menghilang dari tangkapan mata Angel, Angel berdiri dan berjalan ke arah ruang UGD tempat Aera sedang dirawat sekarang. Angel hanya bisa mengucapkan kata maaf kepada Aera sambil diiringi oleh tangisnya yang deras. Angel benar-benar tidak bermaksud untuk menyakiti Aera, tapi Angel tetap marah kepada Aera karena fakta masa lalu yang baru saja ia ketahui. Nando benar-benar jahat karena selalu menutup-nutupi kasus ini. Angel kembali duduk dan mencoba menutup matanya. Dia sudah lelah karena terlalu lama menangis didepan Nando.

✨✨

"Aku berangkat sekarang," ucap lawan bicara Angel lewat telepon genggamnya. "Hati-hati," ucap Angel dengan senyum yang mengembang diujung bibirnya. Setelah mematikan panggilan telepon yang terhubung dengan Nando, Angel kembali memasukkan telepon genggamnya ke dalam tas lalu melanjutkan jalannya menuju ruang rawat Aera.

Hari ini, Angel juga mendapat kabar bahwa Aera sudah dipindahkan ke ruang rawat. Senyum Angel semakin tidak bisa luntur dari wajahnya. Angel terus menemani Aera didalam ruang rawatnya. Dari mengajaknya berbicara meskipun Angel tau ucapannya tidak mungkin dijawab oleh Aera, menggenggam tangan Aera, dan menonton berita bersama. Angel memegang tangan kiri Aera dan mengusapnya pelan.

"Sakit ya tangannya sayang? Maafin mami ya, mami enggak ada maksud buat nyakitin kamu. Mami minta maaf." Tanpa Angel sadari, setetes air mata meluncur bebas dari matanya. Angel segera mengusap air mata itu menggunakan telapak tangannya dengan cepat.

Saat sedang menonton berita, Angel tiba-tiba terkesiap setelah mendengar berita yang sedang dibawakan oleh seorang reporter yang berada didalam layar kaca tersebut. Kali ini, Angel benar-benar tidak bisa menahan air mata yang siap meluncur dari matanya lagi. Tapi aneh, ada sebuah senyum licik terbit di sudut bibir Angel.

✨✨

Haiyo gais... Siapa yang kepo nihh?
Tunggu kelanjutannya besok ya... See you ❤

ᴀᴇʀᴀ? [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ]Where stories live. Discover now