10| • Sepedaan (1)

193 73 129
                                    

Aera

Karena aku tidak masuk sekolah selama seminggu, guru-guru memberikan tugas kepadaku secara membabi buta! Satu guru bisa memberikan 5 tugas pada setiap mapelnya. Upnormal banget! Saat aku datang ke sekolah pada pagi hari, beberapa temanku memberikan ucapan belasungkawa kepadaku. Sepertinya mereka sudah mengetahui apa yang menimpa papa beberapa hari silam karena beberapa berita sudah meliput kasus tentang perusahaan papa. Aku mengucapkan terima kasih dan duduk di bangku dengan mimik wajah yang muram. Aku akhir-akhir ini memang sedikit diam dan tertutup. Saat bel istirahat telah berbunyi pun, aku masih diam ditempat dudukku dengan buku yang bertumpuk-tumpuk diatas mejaku. Aku harus menyelesaikan semua tugas ini hari ini juga, "Ciayo Aera!" cicitku pelan menyemangati diriku sendiri.

"Ra, aku mau ke kantin, mau nitip sesuatu gak?" tanya Ela yang tempat duduknya berada didepanku.

"Enggak usah," aku menjawab pertanyaan Ela tanpa menoleh ke arahnya karena aku masih sibuk mengerjakan tugasku. Jennie dan Ela berjalan dan berhenti di ambang pintu, "Ra, ada yang cariin nih." Teriak Jennie.

"Siapa tuh Jen?" tanyaku dengan nada menggoda tanpa menoleh ke sumber suara.

"Disini ada Lucas, Aksa dan Kenan," aku terdiam sejenak. Mereka pasti akan mengejekku jika melihat buku-buku yang bertumpuk diatas mejaku ini, terutama Aksa dan Kenan. Tanpa dipersilahkan masuk oleh Jennie, mereka terlebih dahulu menerobos untuk masuk ke dalam kelasku dan berjalan ke arah ku.

"Maap ya kak Jen, kami mau masuk, tapi kak Jen ngalangin jalan. Jadi kami terobos aja deh," kekeh Kenan yang melihat ekspresi kesal Jennie. Jennie memutar bola matanya dengan malas dan melenggang pergi menuju kantin untuk menyusul Ela yang sudah pergi duluan.

Aksa menatap kearah buku-buku yang bertumpuk diatas mejaku. "Hahaha, makanya jangan suka bolos kak Aera, liat aja tuh kerjaannya ngalahin kerjaan robot."

"Heh kamu pikir seorang Aera itu robot or doll like Kekeyi? Kan aku juga manusia! Bantuin aku sini ngerjain tugasnya numpuk," aku menarik tangan Lucas, Aksa dan Kenan secara bersamaan untuk lebih dekat ke arahku.

"Gak mau!" ucap Lucas, Aksa dan Kenan kompak.

"Berisik," desis Juna yang masih setia dengan posisi tidurnya di bangku sebelahku. Oh iya, aku baru ingat kalau aku sudah memiliki teman sebangku sekarang. Juna tetap tidak berubah meskipun sudah seminggu tidak bertemu denganku. Badanku sedikit condong ke bangku Juna, "Kamu gak kangen gitu sama aku?" ucapku menggoda sambil mendekat ke arah Juna.

"Sabar ya, Cas. Kak Aera emang suka bercanda gitu," ejek Aksa dengan menepuk-nepuk pundak Lucas layaknya orang yang prihatin.
"

Apaan si," Lucas memukul kepala Aksa. Sedangkan Aksa hanya mengaduh kesakitan sambil mengusap kepalanya.

"Cemburu tu Ra. Hati-hati digebukin sama fans nya Lucas," timpal Ela yang sudah kembali dari kantin sambil menyenggol bahuku. Kalau kalian bertanya dimana keberadaan Jennie? Sudah pasti dia masih di kantin sambil menikmati makanannya.


"Kalian enggak ke kantin?" tanyaku kepada Lucas, Kenan dan Aksa untuk mengganti topik pembicaraan. Mereka memang selalu comblangin hubunganku dan Lucas jika sedang ngumpul-ngumpul begini. Dasar mak comblang.

"Sebenarnya si lagi nungguin kadal yang suka bolos," kekeh Aksa. Lucas berjalan mendekat ke arahku. Mengambil kursi yang berada diseberang tempat dudukku dan memindahkannya disebelahku. "Kamu enggak mau ke kantin?" Baru saja aku ingin membuka mulutku untuk menjawab pertanyaan Lucas, seseorang sudah memotong ucapanku.

"Sok romantis," gumam Juna. Tapi sayangnya, gumaman tersebut terdengar oleh telingaku dan Lucas.

"Maksud kamu apa, Jun?" Lucas sudah bediri dari tempat duduknya sambil menatap tajam ke arah Juna yang masih menelungkupkan kepala diantara tangannya dengan acuh tak acuh. Juna mulai mendongakkan kepalanya dan perlahan berdiri dari duduknya dengan tatapan yang sama tajamnya. "Kenapa? Enggak suka sama kata-kata aku? Memangnya ada yang salah? "

"Ucapan kamu tolong difilter, ya!" Lucas menarik kerah seragam Juna dengan kasar.

"Udah stop! Jangan berantem bisa gak sih!?" teriakku yang berada ditengah-tengah Lucas dan Juna. Aksa dan Kenan juga sudah menahan pergerakan Lucas dan Juna. Aku menarik tangan Lucas lalu membawanya keluar dari kelasku. Aksa, Kenan dan Ela juga ikut mengekor dibelakang aku dan Lucas.

"Kemana?" tanya Lucas.

"Kantin."

✨✨

Aku melihat Jennie duduk sendirian di kantin sambil melahap makanannya. Aku dan Ela membeli makanan kami dan duduk disana, disusul oleh Lucas, Aksa dan Kenan.

"Weh, ada apaan nih? Kok muka kalian pada cemberut gitu?" tanya Jennie yang tidak tau apa-apa.

"Nanti aja aku ceritainnya, lagi ga mood," jawabku dengan singkat.

"Hari ini kalian ada kegiatan?" tanya Lucas dengan tiba-tiba saat kami sedang memakan makanan kami.

"Aku dan Kenan udah pasti free." balas Aksa dengan cepat.
"Aku gak kemana-mana," balas Jennie. "Aku mah paling main game doang di rumah," timpal Ela. Setelah Ela menyelesaikan ucapannya, tanpa diberi aba-aba mereka semua menoleh ke arahku. "Tugas aku numpuk."

"Omaigat Aera, ayok laa. Gak asik banget." Lirih Ela sambil menggoyang-goyangkan tangan kiriku, seperti anak kecil yang merengek untuk dibelikan permen.
"Aw," aku meringis pelan sambil menatap Ela dengan tatapan horor karena bekas sayatanku belum sembuh total.
"Sorry," ucapnya sambil melepaskan tanganku dan memberikan tanda peace.

Aku memutar bola mataku dengan malas, "Kemana?" tanyaku menghadap ke arah Lucas. "Hari ini kita sepedaan yuk!" ungkapnya dengan mata yang berbinar-binar. "Oh no, sejak kapan gantengnya Lucas makin plus plus plus? Aku kesemsem" teriakku dalam batin.

"Balik sekolah tunggu di depan gerbang, aku jemput kalian pake mobil. Nanti kita pergi bareng," lanjut Lucas. Kami semua setuju dengan usul yang diberikan oleh Lucas. Bel yang menunjukkan telah berakhirnya jam istirahat pun berbunyi. Setelah mengembalikan mangkuk ke tempat asalnya. Kami bergegas kembali ke kelas kami masing-masing dan menanti-nantikan waktunya pulang sekolah.

✨✨

ᴀᴇʀᴀ? [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ]Where stories live. Discover now