16| • Dinner (1)

144 50 61
                                    

Aera

Mami menyuruhku untuk pergi ke perusahaan dan bertemu dengannya. Berhubung hari ini bapak supir sedang mengambil cuti, jadi mau tak mau aku harus mengendarai mobilku sendiri. Saat aku sudah sampai di lobby, aku segera masuk ke dalam lift dan berjalan ke arah ruangan mami yang berada di lantai 5. Meskipun aku hanya beberapa kali datang ke perusahaan, tapi aku masih ingat betul dimana letak ruangan papa yang sekarang ditempati oleh mami untuk bekerja. Aku masuk ke dalam ruangan mami dan melihat mami sedang berdiri dihadapanku dengan tangan yang terentang lebar menginterupsikanku untuk segera memeluknya.

"Maafin mami sama kak Lusi ya sayang. Kemarin perusahaan lagi ada masalah jadi mami sama kak Lusi gak bisa pulang buat rayain ulang tahun kamu." Mami mengelus kepalaku saat tubuhku masih didalam dekapannya.
Aku melepaskan pelukan mami dan membuat wajahku cemberut. "Ujung-ujungnya aku jadi harus rayain sendiri deh, tapi kemarin temen aku ada datang sih buat kasi surprise."

"Sebagai gantinya, nanti malam kita makan malem sama-sama di restoran biasa, mau?" tawar mami. "Oke kayo," aku menerima tawaran mami dengan antusias.

"Mi, kemarin aku dapa--" ucapanku terpotong karena mendengar suara ketukan pintu.

"Tok...tok...tok," suara pintu ruangan mami diketuk dari luar. "MASUK," teriak mami dan terlihatlah kak Sarah yang masuk ke ruangan mami. Kak Sarah sebenarnya adalah sekretaris papa tapi sekarang menjadi sekretaris mami. "Bu, rapatnya sudah mau dimulai."

Mami melihat ke arahku. "Sayang, ceritanya saat makan malam saja ya? Mami harus pergi rapat sekarang, kamu bisa pulang sendiri kan?"

"Bisa mi," Mami keluar dan segera disusul oleh kak Sarah menuju ruang rapat. Aku juga segera ikut keluar dan berjalan menuju parkiran dari pada memilih sendirian di ruangan mami, ntar kalo kesambet sama setan penasaran kan gak lucu.

Aku masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobilku di jalan raya. Aku melihat spion mobilku sejenak, terlihat ada sebuah mobil merek kijang berwarna hitam di belakang mobilku. Awalnya aku berpikir bahwa kami memiliki jalur yang sama. Tapi anehnya, sudah 30 menit aku berkendara, mobil itu masih saja tetap di belakang mobilku. Perasaanku jadi tak enak, dari pada pulang ke rumah aku lebih memilih untuk pergi ke mall saja karena di mall banyak orang dan mudah bagiku untuk meminta pertolongan jika terjadi sesuatu yang tidak kuharapkan. Sedangkan kalau di rumah hanya ada aku dan Bi Eda, hal ini akan sangat membahayakan bagi kami berdua. Saat aku masuk ke dalam parkiran mall pun mobil itu terus mengikutiku.

Aku melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam mall dan mencoba melupakan kejadian yang baru saja terjadi dengan berbelanja dan makan. Aku kembali melihat telepon genggamku yang sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Sudah hampir tiba waktunya makan malam bersama mami dan kak Lusi!

Aku bergegas keluar dari mall dan berjalan menuju parkiran. Saat aku hendak menyebrang untuk masuk ke dalam parkiran mall, dari arah berlawanan ada mobil merek kijang berwarna hitam melaju ke arahku. Itu adalah mobil yang dari tadi mengikutiku! Dengan sigap, aku segera berlari ke pinggir supaya tidak tertabrak oleh mobil itu. Saat mobil itu berhasil melewatiku dengan kecepatan yang tinggi, aku mengeluarkan sumpah serapahku sambil berteriak. "ANJIR MOBIL BEGO, KALO KAGAK BISA NYETIR JANGAN NYETIR WOI! PUNYA MATA GAK SIH!?"

Aku berjalan masuk ke dalam kawasan parkiran mall dan menuju mobilku. Setelah menemukannya, aku segera masuk dan bergegas pulang ke rumah.

Waktu masih menunjukkan pukul 18.00 WIB saat aku tiba di rumah. Jadi, aku masih memiliki waktu satu jam untuk bersiap-siap. Tanpa berlama-lama lagi, aku segera menyambar handuk yang bertengger rapi di samping pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badanku yang lengket.
Aku menghabiskan waktu sekitar 15 menit untuk mandi. Setelah mencari gaun, akhirnya aku memutuskan untuk menggunakan gaun berwarna hitam dengan tas, kaca mata, dan alas kaki berwarna senada.

Aku melihat jam pada telepon genggamku, sudah pukul 18.30 WIB. Aku harus segera berangkat atau aku akan mendengar omelan mami yang panjang lebar!

✨✨

Aku sudah duduk di meja VIP yang dipesan mami tadi siang. Sambil menunggu mami dan kak Lusi datang, aku memainkan game yang sebelumnya sudahku download di telepon genggamku.

Setelah bosan dengan game tersebut, aku kembali melihat jam, aku sedikit terkejut karena jam yang berada di telepon genggamku sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB dan mereka belum datang!? Lihat saja, nanti kalau mami dan kak Lusi datang, akan kuberikan ceramah yang menarik untuk mereka. Aku mencoba menelepon mami dan kak Lusi tapi telepon mereka berdua tidak aktif. Jadi aku harus bagaimana? Pulang atau nunggu disini? Jujur saja, hari Minggu seperti ini lebih baik aku nonton drama dari pada nunggu yang gak pasti. Aku menunggu dengan wajah yang cemberut hingga sapaan seseorang mengejutkanku.

"Aera?" sapa seseorang yang dapat kupastikan seorang laki-laki. Aku mendongakkan kepala dan sedikit terkejut melihat orang yang menyapaku.
























JUNA!?

Sedangkan dilain tempat dan diwaktu yang sama, Angel sedang menggeram kesal karena setelah menemui pengacara tentang wasiat yang akan diberikan. Aera mendapat 80% sedangkan Angel dan Lusi hanya mendapatkan 20% dari harta yang dimiliki Nando.

✨✨

ᴀᴇʀᴀ? [ᴄᴏᴍᴘʟᴇᴛᴇᴅ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat