Bab 36. Bonbin

9 3 6
                                    

Fiya
Le, gue ditembak sama kak Bagas.

Setelah mendapat kabar itu, aku tidak membalas pesan Fiya namun langsung menelepon nya.

"Halo!"

"Halo Leza! Ya ampun gue seneng banget!!"

Dari seberang, aku menahan lengkungan di bibir yang sudah semakin memaksa untuk keluar.

"Haha gue tau, dia gimana nembaknya?"

"Jadi kemarin dia ngajak gue pulang bareng kan, terus tadi pagi dia ngajak gue jogging dan dia nembak gue deket taman perumahan. Ternyata disana tuh emang udah disiapin hiasan-hiasan terus kak Bagas nyanyiin gue gitu. AHH YA AMPUN GUE GAK NYANGKA. Pas dia tanya 'mau gak jadi pacar nya' terus gue refleks langsung ngangguk dong. Haha!"

Aku sudah tidak bisa menahan senyumku, ternyata kak Bagas benar serius menyukai Fiya. Semoga saja hubungan mereka berlangsung lama.

"Gue ikut seneng banget!! Semoga langgeng yaa." Balasku dengan riang juga.

"Btw lo lagi ngapain nih? Siang-siang gini pasti lagi nonton drakor kan lo? Ngaku!"

Aku memutar bola mataku malas, bagaimana bisa menonton drama bila pikiranku masih tidak tenang mengenai Bumi. Kemarin setelah kejadian pulang sekolah, aku langsung menelepon Mamah agar segera menjemput ku. Niatnya aku tidak mau bercerita tentang ini pada siapapun, ya karena masalah hanya hal sepele.

"Woy Le! Kok lo diem aja sih?" Tanya Fiya sedikit menaikkan volume suaranya.

Aku tersadarkan, tidak boleh terbawa pikiran terlalu larut begini.

"Eh iya Fiya? Gue lagi mikir tadi."

"Emang lo bisa mikir? Gak biasanya." Sahutnya menyepelekan.

"Enak aja lo!"

"Mikir apa lo? Jangan mikir yang aneh-aneh loh!"

"Gue mikir nanti gaya pacaran lo gimana sama kak Bagas? Haha!"

Kudengar Fiya mendengus dari seberang sana.

"Udahan dulu ya Fiya! Dadah!"

Aku menutup sambungan teleponnya tanpa menunggu balasan Fiya. Pikiranku rasanya semakin kacau, aku ini tipikal orang yang kalau ada masalah lebih sering dibagi ke orang lain, seperti Fiya contohnya. Jadi ketika tidak membicarakannya, terasa begitu menumpuk dan membuat sesak.

Rebahan mungkin adalah cara terbaik, pikirku. Kemudian aku memilih untuk memejamkan mataku sejenak.

Drrttt drrtttt

Sampai ponsel ku bergetar, ada pesan dari Deka.

Deka
Le, sibuk?

Engga, kenapa?

Jalan-jalan yuk!

Kemana?

Ke Bonbin mau?

Berdua doang?

Lo mau sama siapa lagi?

Ya Fahri sama Fiya gak diajak?

Fahri sibuk, Fiya lagi mau jalan sama Kak Bagas.

Yaudah deh, gue mau

Oke. Lo siap-siap. 30 menit lagi gue sampe.

Lekas pulih, Bumiku (COMPLETE)Where stories live. Discover now