Bab 34. Taman

7 2 4
                                    

Kejadian kemarin membuatku semakin yakin kalau memang Bumi bukan lagi Bumi yang selama ini ku kenal, ku banggakan, dan ku semogakan pertemuannya.

Belajar darimana dia sikap seperti itu? Kenapa malah perilaku nya melebihi orang jahat? Aku jadi berpikir apakah selama ini Bumi tidak pernah tulus saat melakukan semuanya untukku? Atau benar kata Fiya kalau ternyata Bumi tidak ada rasa apa-apa padaku.

Deka sudah berhenti mengantar jemput ku, hal ini aku lakukan untuk meminimalisir keadaan yang tidak diinginkan. Rasanya sudah cukup berat masa SMA ku walaupun baru saja masuk.

"Elsa, udah sampe. Kenapa gak turun?" Mamah membuyarkan lamunan ku.

"Eh? Iya mah, Elsa turun kalau gitu."

-

Kak Bagas
Le, nanti pulang sekolah gue tunggu di taman belakang ya!

"Loh? Kak Bagas ada apa ya ngajak gue ketemu?"

Koridor kelas X sudah ramai dengan wanita yang ku tebak sedang bergosip ria.

"Itu si Leza Leza itu kan? Yang kecentilan sama kak Bumi. Ih padahal mukanya biasa aja."

"Iya, cantikan gue kemana-mana. Bisa-bisanya dia berani ngerebut Bumi dari Kak Dara yang cantiknya setara bidadari."

"Oy Leza! Perebut pacar orang! Hahaha!!"

"Sok cantik lo!"

Banyak cibiran yang tertangkap indera pendengaran ku. Semuanya masih membahas tentang masalah kemarin yang bahkan sudah berusaha aku lupakan. Kalau begini akan sulit lagi untuk memaafkan Bumi.

Aku mempercepat langkah kakiku menuju kelas.

Bruk

Kepala ku terpentok dagu seseorang, sungguh firasat ku tidak enak. Ku lihat sepatu nya sampai kemudian ke wajahnya dan ternyata adalah Bumi.

"Jalan tuh pake mata!" Ucap Bumi sarkas.

"Jalan pake kaki. Sori." Aku melangkah pergi meninggalkan Bumi.

"Mau kemana lo?" Bumi menahan lenganku. Tidak membiarkan aku pergi.

"Gue mau masuk kelas. Lepasin tangan gue!" Berontak yang sudah ku lakukan tetap sia-sia, Bumi tidak melepas cekalannya namun malah mempererat.

"Lo dari awal emang udah cari masalah sama gue." Ucapnya.

Aku mengernyit heran. "Lo gak ngaca ya?! Plis lepasin gue! Gue mau tenang sehari tanpa lo!"

Tangan ku sudah terasa perih, nampaknya kuku Bumi melukai ku. Namun Bumi tetap belum melepaskannya.

"BUMI LEPAS!" Aku berteriak, membuat banyak kepala menoleh ke arah kami.

Setelah itu Bumi justru menarik tanganku dan membawaku pergi ke taman belakang.

Aku melepaskan tanganku. Menatap nya naas.

"Lo tuh gak ada bosennya ya ganggu hidup gue! Mau lo apa sebenernya?" Tanyaku sudah tidak sabar lagi.

Kalau Bumi tidak begini setiap hari sih tidak masalah. Tapi ini setiap hari, mengganggu ku di sekolah dengan segala keanehan nya. Berharap damai malah sebaliknya.

"Justru gue yang harusnya tanya sama lo. Lo itu siapa sebenarnya?"

"Lo ngelindur? Gue ya Elsa!"

Tanpa menunggu respon Bumi selanjutnya, aku segera berlari dari sana. Meninggalkan Bumi.

"Gila tuh Bumi, pagi-pagi udah bikin naik darah."

-

Bel pulang sudah berbunyi, Fiya dan Fahri pamit pulang duluan karena ingin pergi ke toko buku katanya. Tersisa aku dan Deka yang saat ini sedang di depan Gerbang mart.

"Lo ada acara nanti?" Deka merebut roti dari tanganku kemudian memakannya.

"Itu punya gue Deka!!" Aku merebutnya lagi.

"Minta dikit doang sih. Gue tanya, lo nanti ada acara?"

"Kaga ih, kenapa si?"

"Ke taman yuk!" Ajak Deka kemudian menarik tanganku.

Kami berjalan ke taman belakang sekolah, kemudian duduk disalah satu bangku panjang disana. Taman ini dipenuhi banyak pepohonan rindang juga beberapa bangku taman. Siswa juga diperbolehkan memetik buah yang sudah matang. Hawa disini sangat sejuk.

"Mau ngapain lo ngajak gue kesini?" Tanyaku penasaran. Pasalnya Deka bukan tipikal orang romantis yang suka ngomong di taman.

Drrttt drrtttt

"Astaga! Gue ada janji sama Kak Bagas." Aku menepuk dahi. Kemudian langsung ngacir meninggalkan Deka sendirian.

"Kak Bagas maaf ya tadi gue lupa."

Kak Bagas menggaruk kepalanya canggung, "Hehe iya gak papa Le. Gue juga baru dateng."

Aku duduk disebelah kak Bagas. Memperhatikan ia yang sepertinya sedang ada sesuatu yang ingin dibicarakan.

"Kak Bagas mau ngomong apa sebenarnya?"

"Gu..gue mau bilang."

"Bilang apa?"

"Gu..gu..gue ma..mau bi..bilang kalau gue suka sama.."

Gubrak

Lekas pulih, Bumiku (COMPLETE)Where stories live. Discover now