Bab 3. Stalking Bumi

67 33 13
                                    

Kepo itu karena penasaran, setelah penasaran biasanya akan timbul perasaan.
//

"lo beneran dianter pulang sama Kak Bumi?" tanya Fiya tak percaya. Ia sedari tadi hanya geleng-geleng kepala takjub. Bagaimana bisa seorang Leza bisa diantar pulang oleh Bumi yang notabene nya adalah siswa baru di sekolahnya.

Aku sudah bercerita semuanya pada Fiya, mulai dari aku yang menunggu mamah di halte sampai 1 jam lamanya. Lalu tiba-tiba Bumi menyapaku dan mengantarku pulang.

Fiya mengambil bantalku lalu mulai menidurkan kepalanya disana. Kami sedang berada di kamarku, Fiya kuajak kesini biar ceritanya bisa lebih gampang. Walaupun sebenarnya bisa saja aku menunggu sampai hari Senin tiba baru ku ceritakan semuanya pada Fiya. Namun aku keburu penasaran dengan Bumi!

"Bumi pindahan darimana Fi?" tanyaku akhirnya.

"Dari Aceh katanya sih, dia asli Jakarta sebenarnya. Cuma orangtuanya, maksud gue ayahnya itu kerja nya suka pindah-pindah tempat. Makanya si Bumi suka pindah-pindah sekolah juga." Jelas Fiya yang membuatku mengangguk-anggukan kepala mengerti.

"Jadi Bumi di sekolah kita cuma ada satu kan Fiya?" Tanyaku memastikan. Mungkin saja kan Bumi ada banyak.

"Ya cuma 1 lah, Bumi Athallah kan namanya?" Tanya Fiya. Aku mencoba mengingat perkenalan kemarin, apa benar namanya Bumi Athallah?

"Gue lupa, Fiya." Jawabku yang langsung mendapat pelototan dari Fiya. Aku memang susah mengingat nama orang, apalagi orang baru seperti Bumi. Kadang nama teman sekelas pun aku masih suka tertukar-tukar.

Fiya sibuk dengan ponselnya setelah itu, aku sibuk memakan keripik kentang yang dibelikan mamah sebelum pergi ke toko kue. Aku memperhatikan Fiya yang kelihatannya serius sekali, memang makhluk hidup itu bisa terlihat tidak terlihat kalau disandingkan dengan ponsel, benda mati yang punya seribu pesona.

"Fiyaaa!!! Kok lo malah asik sendiri sih?" Tanyaku geram, habisnya Fiya tidak berhenti memandang ponsel.

"Aduh bentar dulu Le, ini gue lagi ngorek informasi tentang Kak Bumi." sahutnya seakan-akan memberi kode bahwa ini adalah misi rahasia dan tidak boleh ada orang yang mengacaukan nya.

"Informasi apa sih Fi? Emangnya buat apa?" Tanyaku.

Lagian kenapa Fiya mesti repot-repot mencari informasi tentang orang yang bahkan tidak dikenalnya. Itu sungguh membuang-buang waktu dan menghabiskan kuota secara cuma-cuma. Tapi kan Fiya memakai sambungan Wi-Fi rumahku?

"Yes dapet!" sorak Fiya kegirangan. Ia bahkan langsung turun dari kasurku dan melompat-lompat.

Apa segitu senangnya ketika berhasil stalking dan mendapatkan info sebanyak-banyaknya?

"Fiyaaa!! lo dapet apa gue mau liat!" Kataku berdiri dari kasur dan menghentikan Fiya. Lalu kami duduk bersama di atas karpet kamarku.

"Oke oke, lo pasang telinga baik-baik karena sebuah informasi yang tajam dan terpercaya akan segera disajikan." Fiya mengikuti gaya bicara pembawa berita di tv. Aku mendengus.

"Fi, ayo cepetan!" Kataku tidak sabaran.

"Iyaa, nih dengerin.
1. Bumi anak tunggal
2. Bumi itu deket banget sama keluarga nya
3. Bumi anak kesayangan orang tuanya
4. Bumi berasal dari keluarga yang berada
5. Bumi gak ikut ekskul apapun disekolah
6. Bumi anak baik-baik
7. Bumi gak suka di keramaian
8. Bumi bukan anak gamers
9. Bumi pecinta nasi goreng sambal terasi
10. Bumi ganteng
Selesai sudah penuturan dari saya, selamat siang dan sampai jumpa."

"Eh gila, lo dapetin itu semua darimana?" tanyaku heran. Ya kali dapetin informasi sebanyak itu cuma dalam waktu 1 jam?

"Ya gue stalking Bumi lah, gimana sih lo?"

Lekas pulih, Bumiku (COMPLETE)Where stories live. Discover now