Bab 2. Pulang bersama Bumi

88 35 14
                                    

Apa ketidaksengajaan ini akan membawa kita pada pertemuan-pertemuan selanjutnya?
//

Acara sekolah sudah selesai sejak 1 jam yang lalu. Namun aku masih menunggu Mamah untuk menjemput. Katanya sebentar lagi, walaupun menurut ku satu jam bukan waktu yang sebentar.

Aku masih menunggu di halte, bisa saja untuk naik ojek online. Tapi aku tidak mau kejadian tadi terulang kembali, huh kenapa hari ini begitu menyebalkan?!

"Mari kuantar pulang," aku mendengar suara seseorang, tapi tidak ingin menoleh.

"Elsa?" tunggu, dia tau namaku. Darimana?

Permasalahan yang mendasar adalah :
1. Teman dekatku hanya Fiya.
2. Tidak ada yang ku kenal selain Fiya dan teman sekelasku.
3. Jarang sekali ada orang yang mengajakku mengobrol, bahkan teman sekelas sekalipun.
4. Kenapa dia memanggilku Elsa? Yang jelas hanya dipakai keluarga ku.

Apa dia bagian dari keluarga ku?

Tidak! tidak mungkin!

"Elsa?" Panggilnya lagi, aku menoleh dan menemukan wajah seorang pria persis di depanku. Aku memundurkan wajahku.

"Kenapa?" jawabku cuek. Namun setelah kuteliti nampaknya ia satu sekolah denganku. Terbukti dengan baju bebas yang ia kenakan.

"Mari kuantar pulang," tawarannya yang kedua kali.

"Maaf, aku mau pulang sendiri." Jawabku, kali ini terdengar nada lebih sopan.

"Kau sudah menunggu lebih dari satu jam, masih mau menunggu lagi?" tanyanya.

Dia memperhatikan ku sejak sejam yang lalu? Siapa dia sebenarnya?

"Kenapa kakak tau?" kali ini aku menatapnya intens.

Dia tersenyum, lalu menarik tanganku untuk diajak duduk di motornya. Sepertinya lelaki ini sudah kelas 9, kenapa? karena hanya kelas 9 yang berani bawa motor ke sekolah.

Aku menyentak tanganku, "kenapa kakak ajak aku?"

"Bumi Athallah," Ia mengulurkan tangannya mengajak ku berkenalan. Tapi aku tidak menanyakan itu!

"Kenapa kakak ajak aku pulang?" aku mengulang pertanyaan ku lagi.

"Daripada kau diculik, tidak dengar kemarin ada penculikan anak SMP didekat sini. Beritanya karena ia terlalu lama menunggu jemputan." Katanya yang membuatku bergidik ngeri dan langsung naik ke atas motor nya. kulihat ia tersenyum.

Di atas motor aku hanya diam, bingung menebak-nebak siapa sebenarnya manusia ini.

"Kakak kelas berapa?" akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya.

"Panggil Bumi saja," jawabnya.

"Oke, Bumi kelas berapa?" Tanyaku ulang. Gemas sekali menghadapi Bumi!

"Aku kelas 9 dan kamu kelas 8, aku sudah tau." Itu jawaban Bumi. Benar-benar diluar dugaan.

"Kamu mau kuantar kemana?" Tanya Bumi karena setelah percakapan tadi aku hanya diam. Padahal Bumi tidak tau rumahku.

"Elsa's bakery," jawabku

Bumi menurunkan ku tepat didepan toko kue yang kuminta, aku mengucapkan terima kasih lalu masuk kedalam.

"Ini punya mu?" Sura Bumi mengagetkanku. Ku kira dia sudah pulang, kenapa masih disini?

"Kenapa kamu tidak pulang?" tanyaku.

"aku ingin beli kue," Jawab Bumi lalu melangkahkan kakinya menuju tempat kue tersusun rapi.

Mamah melihatku, dan langsung menghampiri.

"Kamu pulang sama siapa El?" tanya mamah.

"Sama Bumi mah,"

"Pacar?"

Eh?

"Baru tau namanya juga tadi mah,"

Tiba-tiba Bumi menghampiri aku dan ibuku, tangan kirinya sudah memegang bungkusan kue.

"Elsa, aku pulang dulu." Pamit Bumi. Lalu setelah itu ia menyalimi tangan ibuku. "Tante, saya pulang dulu." Ujarnya ramah.

"Tunggu, namamu siapa?" Bumi menghentikan langkahnya dan menengok lagi kebelakang.

"Bumi tante," Jawabnya lalu tersenyum. Bumi memang banyak sekali tersenyum, apa tidak pegal bibirnya?

"Kamu yang antar Elsa pulang?" Tanya mamah.

"Iya tante," Jawab Bumi sopan.

"Ya sudah, pulangnya hati-hati ya Bumi."

"Iya tante, permisi." Belum sempat Bumi keluar toko, mamah sudah memanggil lagi. Tapi Bumi tetap bersikap ramah.

"Eh eh Bumi tunggu sebentar!" Bumi berbalik.

"Ada apa tan?"

"Ini kue buat ibumu sekalian, terima kasih sudah mengantar Elsa pulang." Mamah kemudian menyerahkan kue brownies coklat pada Bumi. Bumi menolak, namun mamah memaksanya.

"Terimakasih ya tante, jadi ngerepotin." Bumi tersenyum lagi.

"Engga Bumi, hati-hati ya!"

-

Aku merebahkan tubuhku dikasur setelah pulang sekolah, mencoba mengingat kembali kejadian tadi yang kualami.

Apa sebenarnya Bumi yang tadi adalah Bumi yang bakso acinya tertukar denganku?

"Besok aja deh, gue tanyain ke Fiya."

Lekas pulih, Bumiku (COMPLETE)Место, где живут истории. Откройте их для себя